Selasa, 02 Desember 2014

Perubahan Sosial dan Kebudayaan

PENGANTAR SOSIOLOGI TENTANG PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Sosiologi
Yang dibina oleh Dr.Zulkarnaen Nasution, M.Pd, M.Si


Oleh
Nama Ketua :
Bagio                                      (140741601970)
Nama Anggota :
Deny Yuniar Satriyani            (140741602631)
Fiki Nurma Faza                     (140741605115)
Rya Wahyu Setyaningati        (140741603463)
Na’imatus Zuriyah                  (140741606451)
Yuni Milatus Sholikha            (140741603288)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
September 2014
BAB I
PENDAHULUAN

PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
A.  Latar Belakang
              Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya, dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang berpengaruh luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan cepat. Perubahan bisa berkaitan dengan nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, organisasi, lembaga kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, dan lain-lain.
            Perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.
            Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru dibidang teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang jauh dari tempat tersebut.
              Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun, dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya sehingga membingungkan manusiayang menghadapinya, yang sering berjalan secara konstan. Perubahan memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi, karena sifatnya yang berantai, perubahan terlihat berlangsung terus walau diselingi keadaan dimana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur strktur masyarakat yang terkena perubahan.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian perubahan?
2.      Bagaimana perbedaan antara perubahan sosian dengan perubahan kebudayaan?
3.      Faktor apa yang menyebabkan perubahan sosial dan perubahan kebudayaan?
4.      Bagaimana proses-proses peruahan sosial dan perubahan kebudayaan?
5.      Bagaimana arah perubahan sosial dan perubaan kebudayaan?

C.    Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penyunsunan makalah ini adalah
1.      Untuk mengetahui pengertian lebih dalam tentang perubahan sosial dan perubahan kebudayaan.
2.      Mengetahui perbedaan antara perubaan sosial dan perubahan kebudayaan.
3.      Hubungan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan.


BAB II
PEMBAHASAN

D.  Pembahasan
1.      Pengertian Perubahan
·         Perubahan adalah hal (keadaan) berubah, peralihan, pertukaran atau suatu proses yang tidak bisa dicegah ataupun dihentikan.
·         Pengertian perubahan sosial menurut para ahli
William F. Ogburn
Perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang meterial mauun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial (Soerjono Soekanto 2012: 262)
Kingsley Davis
Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. (Soerjono Soekanto 2012: 262)
Maclver
Perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial (Soerjono Soekanto 2012: 262)
Gillin dan Gillin
Perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan, materiil, komposisi penduduk, ideologi mauun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. (Soerjono Soekanto 2012: 262)
Samuel Koenig
Perubahan-perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia yang terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern. (Soerjono Soekanto 2012: 262)
Selo Soemardjan
Perubahan-perubaha pada lembaga-lemaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. (Soerjono Soekanto 2012: 262)
2.      Perbedaan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan

Perubahan Sosial

Perubahan Kebudayaan
1.      Perubahan dalam segi struktur dan hubungan sosial
2.      Terjadi dalam segi distribusi kelompok umur, jenjang pendidikan, dan tingkat kelahiran penduduk dan penurunan rasa kekeluargaan antar anggota masyarakat sebagai akibat terjadinya arus urbanisasi dan modernisasi.
1.      Perubahan dalam segi budaya masyarakat seperti kepercayaan, kesenian, pengetahuan, bahasa, teknologi, dan sebagainya.
2.      Meliputi penemuan dan penyebaran masyarakat, perubahan konsep nilai susila dan moralitas, bentuk seni baru dan kesetaraan gender.

3.      Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan kebudayaan
1)      Faktor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri :
·         Bertambah dan berkurangnya penduduk
             Pertambah penduduk yang sangat cepat di Pulau Jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat.  terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan. Misal, orang lantas mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil dan selanjutnya,yang sebelumnya tidak dikenal.
             Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain (misalnya transmigrasi). (Soerjono Soekanto 2012: 275)
·         Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan invention.Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat, ataupun serangkaian ciptaan para individu.
Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru itu. Sering kali proses dari discovery sampai ke invention membutuhkan suatu rangkaian pencipta-pencipta. Misalnya penemuan mobil, dimulai dari usaha seseorang Austria , yaitu S Marcus (1875) yang membuat motor gas yang pertama.Sebetulnya sistem motor gas tersebut juga merupakan suatu hasil dari rangkaian ide yang telah membulatkan penemuan tersebut, dan yang untuk pertama kali menghubungkan motor gas dengan sebuah kereta sehingga dapat berjalan tanpa ditarik seekor kuda.Itulah saatnya mobil menjadi suatu discovery.
Jadi 30 tahun kemudian sesudah suatu rangkaian sumbangan dari sekian banyak pencipta lain yang menambah perbaikan mobil tersebut, barulah sebuah mobil dapat mencapai suatu bentuk sehingga dapat dipakai sebagai alat pengangkutan oleh manusi dengan cukup praktis dan aman. Bentuk mobil semacam itu yang mendapat paten di Amerika Serikat 1911 dapat disebut sebagi permulaan dari kendaraan mobil yang pada masa sekarang menjadi salah satu alat yang amat penting dalam kehidupan. Dengan tercapainya bentuk tersebut , kendaraan mobil menjadi suatu invention. (Soerjono Soekanto 2012: 276)
·         Pertentangan Masyarakat
Pertentangan masyarakat mungkin pula menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antar individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan kelompok.
Umumnya masyarakat tradisional Indonesia bersifat kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan individu walaupun diakui, tetapi mempunyai fungsi sosial.Tidak jarang timbul pertentangan antara kepentingan individu dengan kepentingan kelompoknya, yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan perubahan-perubahan.
Pertentangan antarkelompok mungkin terjadi antara generasi tua dengan generasi muda. Pertentangan-pertentangan demikian itu kerap kali terjadi, apalagi pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke modern.Generasi muda yang belum terbentuk kepribadiannyakepribadiannya lebih mudah menerima unsur-unsur kebudayaan asing misalnya kebudyaan barat yang dalam beberapa hal mempunyai taraf yang lebih tinggi.Keadaan demikian menimbulkan perubahan-perubahan tertentu dalam masyarakat,  misalnya pergaulan bebas antara wanita dan pria, atau kedudukan mereka yang kian sederajat di dalam masyarakat dan lain-lainnya.
·         Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Revolusi yang meletus pada oktober 1917 di Rusia telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar Negara Rusia yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis.Segenap lembaga kemasyarakatan, mulai dari bentuk negara sampai keluarga batin, mengalami perubahan -perubahan yang mendasar. (Soerjono Soekanto 2012: 280)

2)      Faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat antara lain:
·         Faktor yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia
Terjadinya gempa bumi , topan, banjir dan lain-lain munhkin menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang abru tersebut.Kemungkinan hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya.
Sebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik kadang-kadang ditimbulkan oleh tindakan para warga masyarakat itu sendiri. Misalnya penggunaan tanah secara sembrono tanpa memperhitungkan kelestarian humus tanah, penebangan hutan tanpa memikirkan penanaman kembali, dan lain sebagainya. (Soerjono Soekanto 2012: 281)
·         Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat pula menyebabakan terjadinya perubahan karena biasanya negara yang menang akan memaksakan kebudayaannya pada negara yang kalah.Contohnya adalah negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia kedua banyak sekali mengalami perubahan dalam lembaga kemasyarakatannya. Negara-negara yang kalah dalam perang dunia kedua seperti jerman dan jepang mengalami perubahan-perubahan besar dalam masyarakat(Soerjono Soekanto 2012: 281)
·         Perubahan Kebudayaan Masyarakat lain
Apabila sebab-sebab itu berasal dari masyarakat lain, itu mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik .Artinyaa masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya,tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu.
Namun apabila hubungan tersebut berjalan melalui alat komunikasi massa, ada kemungkinan pengaruh itu hanya datang dari satu pihak saja, yaitu dari masyarakat pengguna alat-alat komunikasi tersebut. Sementara pihak lain hanya menerima pengaruh tanpa mempunyai kesempatan memberikan pengaruh balik. Apabila pengaruh dari mayarakat tersebut diterima tidak karena paksan,hasilnya dinamakan demonstration effect. Proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing dalam antropologi budaya disebut akulturasi. (Soerjono Soekanto 2012: 282)

4.      Proses-proses perubahan sosial dan kebudayaan
1)      Penyesuaian Masyarakat terhadap Perubahan
              Keseraian atau harmoni dalam masyarakat merupakan keadaan yang diidam-idamkan setiap asyarakat. Keserasian masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi an saling mengisi. Dalam keadaan demikian, ndividu secara psikologis merasakan akan adanya ketentraman karena tidak adanya pertantangan dalam norma-norma dan nilai-nilai.
              Adakala unsur-unsur baru dan lama yang bertentangan secara bersamaan mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh pula pada warga masyarakat. Itu berarti adanya gangguan yang kontinu terhadap keserasian masyarakat. Keadaan tersebut berarti bahwa ketegangan-ketegangan serta kekecewaan di antara para warga tidak mempunyai saluran pemecahan. Apabila ketidakserasian dapat dipulihkan kembali setelah terjadi suatu perubahan, keadaan tersebut dinamakan penyesuaian (adjusment). Bila sebaliknya yang terjadi, maka dinamakan ketidakpenyesuaian sosial (maladjustment). (Soerjono Soekanto 2012: 288)
2)      Saluran-saluran perubahan sosial
              Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan (channel of change) merupakan saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya saluran-saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama dan seterusnya. Lembaga kemasyarakat yang menjadi titik tolak perubahan tergantung pada cultural focus masyarakat pada suatu masa tertentu.
              Lembaga kemasyarakatan yang pada suatu waktu mendapat penilaian tertinggi dari masyarakat cenderung menjadi saluran utama perubahan sosial dan kebudayaan. (Soerjono Soekanto 2012: 290)
3)      Disorganisasi dan Reorganisasi
              Organisasi merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan suatu kestuan fungsional. Sedangkan yang dimaksud dengan disorganisasi adalah suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kebulatan. Dengan kata lain Disorganisasi atau disintegrasi dapat dirumuskan sebagai suatu proses pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sementara itu, reorganisasi atau reintegrasi adalah suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.
              Adapun gejala-gejala yang menyebabkan disintegrasi sosial adalah sebagai berikut:
a.       Tidak adanya persepsi atau persamaan pandangan di antara anggota masyarakat yang semula dijadikan pedoman oleh anggota masyarakat.
b.      Norma-norma masyarakat tidak berfungsi dengan baik.
c.       Ada pertentangan norma-norma dalam masyarakat.
d.      Tidak ada sanksi yang tepat bagi pelanggar norma.
e.       Tindakan-tindakan dalam masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma-norma masyarakat.
f.       Interaksi sosial yang terjadi ditandai dengan proses sosial yang disosiatif. (Soerjono Soekanto 2012: 292)
4)      Ketidak serasian Perubahan-perubahan dan ketertinggalan budaya
        Pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan tidak selalu perubahan-perubahan pada unsur-unsur masyarakat dan kebudayaan mengalami kelainan seimbang. Ada unsur-unsur yang dengan cepat berubah, tetapi ada pula unsur-unsur yang sukar untuk berubah. Biasanya unsur-unsur kebudayaan kebendaan lebih mudah berubah daripada unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Suatu teori yang disampaikan oleh William F.Ogburn menyatakan bahwa pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya dalam keseluruhannya, perbedaan antar taraf kemajuan dari berbagai bagian dlam kebudayaan dari beragai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat disebut (cultural leg)  yng berarti ketertinggalan budaya. (Soerjono Soekanto 2012: 296)
5.      Arah perubahan sosial dan kebudayaan
Arah Perubahan
                  Apabila seseorang mempelajari perubahan masyarakat, perlu pula diketahui ke arah mana perubahan dalam masyarakat itu bergerak. Hal yang jelas adalah perubahan bergerak meniggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi, setelah meniggalkan faktor itu, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu bentuk yang sama sekali baru, mungkin pula bergerak ke arah suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang  lampau. Usaha-usaha masyarakat  Indonesia yang bergerak ke arah moderenisasi dalam pemerintahan, angkatan bersenjata,pendidikan, dan industrialisasi yang dsertai dengan usaha untuk menemukan kembali kepribadian Indonesia merupakan contoh kedua arah yang berlangsung pada waktu yang sama dalam masyarakat kita.
     Apabila seseorang mempelajari perubahan masyarakat, perlu diketahui ke arah mana perubahan tersebut itu bergerak. Hal yang jelas adalah perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi, setelah meninggalkan faktor itu, mungkin perubahan bergerak ke arah suatu bentuk yang sudah da di dalam waktu lampau. (Soerjono Soekanto 2012: 299)
BAB III
PENUTUP
E.  Kesimpulan
             Perubahan adalah hal (keadaan) berubah, peralihan, pertukaran atau suatu proses yang tidak bisa dicegah ataupun dihentikan. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan adalah dua hal yang berbeda namun memiliki keterkaitan yang cukup erat karena budaya muncul akibat adanya interaksi sosial dan secara otomatis berubahnya suatu bentuk sosial akan berpangaruh pada perubahan budaya. Sehingga seringkali perubahan sosial dan perubahan budaya disebut sebagai satu kesatuan istilah yaitu perubahan sosial budaya.




















F.   Daftar Pustaka
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. 2012
Rahayu Raina. 2013. Perbedaan dan Hubungan Perubahan Sosial (online).
(http://kehatimu.blogspot.com/2013/11/perbedaan-dan-hubungan-perubahan-sosial_25.html), diakses 30 September 2014.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada. 2003.
Koenig, Samuel. Man and Society. The Basic Teachings of Sociology. New York: Barnes & Nobles, inc. 1957.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (ed). Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1974.

                  










Sejarah Perkembangan Geografi Kontemporer

PENGANTAR GEOGRAFI TENTANG PERKEMBANGAN GEOGRAFI MODERN


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Geografi
Yang dibina oleh Ibu Neni Wahyuningtyas


Oleh
Aghnia Imani Arifiyanti / 140741603295
Fiki Nurma Faza             / 140741605115
Khoirul Anhar                / 140741600858
M. Zakaria                      / 140741600411
Yuni Milatus Sholikha   / 140741603288




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Oktober 2014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Penulisan Makalah
            Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata geos yang artinya bumi dan graphein yang artinya tulisan atau lukisan. Istilah itu pertama kali dikemukakan oleh Erathostenes (176-194 SM). Secara umum geografi berarti tulisan atau lukisan tentang bumi. Oleh karena itu, geografi lebih dikenal sebagai ilmu bumi. Pengetahuan tentang geografi sebenarnya sudah lama dikenal manusia sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Peradaban manusia berkembang karena manusia berusaha melangsungkan hidupnya dengan memanfaatkan potensi lingkungan alam yang ada. Meskipun demikian, kadang lingkungan alam membatasi manusia dalam berusaha. Permukaan bumi mempunyai beragam raut muka yang menyebabkan perbedaan kondisi alam hingga potensi yang ada di dalamnya.
            Perbedaan ini mendorong manusia mencari kebutuhan yang tidak bisa terpenuhi dari alam di dekatnya. Manusia berpindah untuk menemukan lokasi yang menyediakan apa yang tidak ada di asalnya. Perjalanan membuahkan sebuah catatan deskriptif tentang suatu lokasi. Sejak itu, geografi mulai berkembang. Banyaknya lokasi yang ia temui dengan berbagai karakter membuat manusia mulai bisa membedakan dan mengelompokkan lokasi. Pengertian geografi pun mulai berkembang, bukan lagi sekadar catatan tentang bumi tetapi berkembang menjadi ilmu pengetahuan tersendiri yang memiliki objek studi, prinsip, ruang lingkup, serta konsep tersendiri. Sampai saat ini geografi masih terus berkembang. Geografi, sejarah, konsep, lokasi, keruangan, wilayah, interaksi kebutuhan manusia tidak semuanya  dapat dipenuhi di daerahnya sendiri, sehingga manusia harus melakukan usaha ke tempat lain untuk mencukupinya.
            Dengan demikian, perjalanan ke tempat lain telah memperluas pengalaman dan pengetahuan manusia tentang wilayah di bumi. Pengalaman dan pengetahuan selama perjalanan ke daerah lain itu merupakan catatan penting yang dapat disajikan dalam bentuk peta serta tulisan-tulisan yang bersifat ”geografi”. Jadi, jelaslah bahwa pengetahuan geografi telah ada sejak manusia melakukan interaksi dengan lingkungan alam. Itulah awal mula perkembangan pengetahuan geografi. Dari beberapa zaman perkembangan geografi, kelompok kami membahas tentang perkembangan geografi modern.

1.2  Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa rumusan-rumusan masalah yang yaitu :
1.      Apa pengertian geografi modern?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan geografi modern?
3.      Siapa saja tokoh-tokoh dalam geografi modern?

1.3  Tujuan
Penulis dalam membuat makalah ini mempunyai beberapa tujuan yang ingin di capai sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan geografi modern.
2.      Untuk mengetahui sejarah perkembangan geografi modern
3.      Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang ada pada masa Geografi modern

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Geografi
          Kata geografi diambil dari bahasa Inggris 'geography' yang merupakan turunan dari bahasa Yunani yaitu 'geo' yang berarti bumi dan 'graphien' yang berarti tulisan atau penjelasan. Ke dua kata tersebut kemudian terbentuk menjadi 'geography' yang bisa di artikan secara istilah sebagai ilmu bumi atau ilmu yang mempelajari tentang bumi.
2.2 Pengertian Geografi Modern
          Geografi modern adalah Geografi terpadu (integrated geography) yang mempunyai ciri menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleksitas wilayah.
2.3 Perkembangan Geografi Modern
2.3.1 Geografi Modern Abad 18
Pandangan ini mulai berkembang pada abad ke-18. Pada masa ini Geografi     sudah dianggap sebagai suatu disiplin ilmiah dan sudah dipandang dari sudut praktis. Para tokohnya, adalah :
1)      Immanuel Kant (1724-1804), seorang ahli filsafat Unversitas Koningsburg, Jerman yang memiliki pandangan seperti Varenius.
Dia memandang bahwa Ilmu Pengetahuan dapat dipandang dari tiga pandangan yang berbeda, yaitu
1.      Ilmu Pengetahuan yang menggolongkan fakta berdasarkan objek yang diteliti. Disiplin yang mempelajari kategori ini disebut “ilmu pengetahuan sistematis”, seperti ilmu botani yang mempelajari tumbuhan, geologi yang mempelajari kulit bumi, dan sosiologi yang mempelajari manusia, terutama golongan sosial. Menurut Kant, pendekatan yang dipergunakan dalam ilmu pengetahuan sistematis adalah studi tentang kenyataan.
2.      Ilmu pengetahuan yang memandang hubungan fakta-fakta sepanjang masa. Ilmu pengetahuan yang mempelajari bidang ini, adalah sejarah.
3.      Ilmu pengetahuan yang mempelajari fakta yang berasosiasi dalam ruang, dan ini merupakan bidang dari geografi.
Meski demikian, terdapat juga berbagai tentangan terhadap pemikiran Kant, misalnya apakah ilmu pengetahuan sistematik dalam mempelajari fenomena tidak tergantung pada ruang dan waktu.
Secara sistematis, Kant membagi Geografi menjadi :
1.      Mathematical Geography (Geografi Matematis) yang berisi keterangan tentang gambaran bumi sebagai suatu massa dari sistem Tata Surya.
2.      Moral Geography (Geografi Moral), yaitu uraian yang berisi gambaran tentang cara dan adat istiadat manusia di berbagai daerah di muka bumi.
3.      Political Geography (Geografi Politik), yaitu uraian yang berisi gambaran tentang kesatuan-kesatuan negara di dunia yang didasarkan atas sistem pemerintahan.
4.      Physical Geography (Geografi Fisis), yaitu uraian yang berisikan gambaran tentang bumi dan bagian-bagiannya termasuk hewan, veerasi dan mineral.
5.      Merchantile Geography (Geografi Perdagangan), yaitu uraian yang berisikan gambaran tentang pola hubungan ekonomi penduduk dan bangsa-bangsa di dunia.
6.      Theological Geography (Geografi Agama), yaitu uraian yang berisi tentang agama-agama di dunia, penyebarannya serta perubahan prinsip theologi di berbagai lingkungan alam.
Kant mendapat julukan bapak Geografi politik, ia juga dianggap sebagai peletak dasar Geografi modern. Menurutnya, geografi bukan hanya sekedar ikhtisar tentang keadaan alam, namun juga merupakan dasar dari sejarah. Pandangan geografinya berpengaruh pada pandangan tokoh-tokoh lainnya seperti Karl Ritter, Alexander Van Humboldt, dan Friederich Ratzel.
2)      Alexander Baron Van Humboldt (1769-1859), seorang ahli Ilmu Pengetahuan yang menaruh minat terhdap penampakan fisikal dan biologikal.
Humboldt melakukan petualangan ke beberapa daerah di benua Amerika, terutama Amerika Selatan dan membuat profil benua tersebut. Ia memperkenalkan pengertian ekologi (ecology), yaitu ilmu pengetahuan yang menyelidiki hubungan yang terdapat antara vegetasi dengan ketinggian tempat.
Namun di sisi lain Humboldt juga tidak melupakan faktor manusia, misalnya dia memperhatikan tidak adanya lagi pastoral nomads di antara orang-orang Amerika, hal ini menunjukkan bahwa cara hidup ini adalah suatu evolusi sosial yang terjadi di seluruh dunia. Selain itu Humboldt memberi tanggapan terhadap kesamaan antara kebudayaan Asia dengan kebudayaan orang Amerika asli dan mencoba untuk menjelaskannya. Dari hasil pengembaraannya tersebut.
Humboldt menulis Geografi Regional dari Cuba dan Mexico. Karena uraiannya tersebut, Van Humboldt menjadi peletak dasar phytogeography dan klimatologi. Berdasarkan pengertian ekologi tersebut, muncul pengertian lingkungan geografi (Environmental Geography). Hasil karyanya dituangkan dalam bentuk buku yang berjudul Cosmos. Buku ini tediri dari 4 jilid yang diterbitkan secara beruntun dari tahun 1845-1858. Bukunya berisikan gambaran keadaan alam di seluruh dunia. Dia juga menjadi salah seorang yang mengorganisir kongres berbagai Ilmu Pengetahuan yang pertama di Berlin.
3)      Karl Ritter (1779-1839), adalah Profesor Geografi pertama dari Universitas Frederich Wilhelm, Berlin Jerman. Gelar tersebut diperolehnya pada tahun 1825. Sebelumnya dia adalah tenaga pengajar Geografi pada Akademi Militer di Berlin. Pemikirannya sejalan dengan Humboldt terutama dalam menjelaskan kegiatan manusia di suatu wilayah meskipun dia hanya melakukan pengembaraan di Eropa saja, tetapi dia telah berhasil menggunakan hasil observasi orang lain. Pandangan terhadap geografi dipengaruhi oleh pemikiran religius, menurutnya bumi diciptakan oleh Tuhan agar manusia dapat belajar dan memakainya untuk tempat tinggal. Pandangan ini merupakan dasar berfikirnya yang Fisis Determinis.
Namun walau demikian faktor manusia mulai mendapat perubahan dalam Geografi. Hal inilah yang menyebabkan Ritter sering disebut Bapak Geografi Sosial. Sepanjang hayatnya, Ritter menghasilkan karya besar, yaitu meulis sebuah buku yang berjudul Die Erdkunde yang terdiri dari 21 jilid dan ditulis seorang diri berisikan deskripsi regional dari seluruh dunia walau yang paling lengkap adalah Eropa dan Asia, membuat Atlas alam Eropa dan Atlas Asia tang memuat peta-peta daerah tersebut. Ritter telah berjasa memasukkan faktor penting pada studi Geografi yaitu dengan mengemukakan konsep “Geography to study the earth as dwelling place of man”. Baginya tujuan mempelajari aspek fisis dari bumi adalah menempatkan bumi sebagai tempat tinggal dan bagian dari lingkungan manusia. Ritter memandang bahwa permukaan bumi sebagai tempat tinggal manusia, dan menggolongkan permukaan bumi menjadi wilayah alamiah dan mempelajari unit wilayah ini bagi masyarakat yang menempatinya dan masyarakat yang pernah menempatinya.
4)      Charles Darwin (1809-1882), Seorang naturalis Inggris yang terkenal karena teori evolusinya.
Pengaruh Darwin sangat besar terhadap pandangan Geografi setelah Humboldt dan Ritter. Teori evolusi Darwin berpengaruh luas terhadap berbagai bidang pengetahuan pada masa itu, bahkan konsep “survival of the fittest” dan “Natural Selection” merupakan dasar pemikiran berkembangnya fisis-determinis pada Geografi. Empat tema utama yang merupakan sumbangan Biologi, terutama teori Darwin pada pemikiran Geografi, yaitu :
a.       Ide perubahan dari waktu ke waktu (the idea of change trough time).
b.      Ide Organisasi (the idea of organization)
c.       Ide perjuangan dan seleksi (The Idea of Struggle and Selection).
d.      Kerandoman atau karakter yang secara kebetulan dari variasi di Alam (The randomness or chance character of variations in nature).
Keempat tema tersebut berpengaruh kuat pada perkembangan pemikiran Geografi pada masa itu dan masa-masa setelahnya. Pendekatan Ekologi serta pandangan geografi Politik dan Geopolitik dipengaruhi oleh teori Darwin. Untuk kepentingan Politik, teori Darwin pernah diselewengkan pada politik perluasan kekuasaan (politik ekspansi), terutama pada zaman NAZI Jerman atau zaman Hitler.
2.3.2 Geografi  Masa Akhir Abad ke 19 – Awal Abad ke 20
          Pusat perhatian Geografi pada akhir abad ke-19 adalah terhadap iklim, tumbuhan, dan hewan, serta terhadap bentang alam. Kebanyakan ahli geografi pada periode ini memperdalam Geologi dan mempergunakan metode geologi dalam penyelidikannya. Sebaliknya geografi manusia menjadi semakin lemah. Pada akhir abad ke-19, geografi manusia masih bercorak geografi Ritter tanpa adanya perspektif baru. Kenyataan ini mungkin disebabkan karena kedudukan Ritter sebagai tokoh geografi di Universitas Berlin setelah kematiannya pada tahun 1859 untuk waktu yang lama tidak ada yang menggantikannya. Demikian juga di Inggris, sejak pengunduran diri Alexander Maconochie di tahun 1830-an menyebabkan geografi di negara tersebut tidak berkembang.
Pada masa ini, tokoh geografi yang berpengaruh, adalah :
·         Friederich Ratzel (1844-1904), melalui metodologi ilmiah yang dikemukakan oleh Ratzel, yaitu 25 Geografi, sebuah Pengantar menyatakan secara tegas bahwa alam menentukan kehidupan manusia, paham fisis determinis menjadi semakin jelas. Ajaran Ratzel tersebut dikenal dengan “Anthropogeographie” yang juga merupakan judul buku yang ditulisnya.
·         Ellen C Semple, Pengikut Ratzel yang memperlemah paham fisis determinis atau geografi determinis menjadi “pengawasan geografi” (geographic control).
·         Otto Schluter (1873), Guru Besar Universitas Berlin  pandangannya dianggap terlalu Fisis determinis, sehingga dipandang terlalu berat sebelah oleh kebanyakan ahli geografi yang berpandangan Antropogeografi
·         Elsworth Huntington (1876),  Ahli Geografi Universitas Yale, Amerika Serikat.  Pemikiran Geografi Huntington dipengaruhi oleh paham Geografi Ratzel.
·         Ferdinand von Richthofen (1833-1905), Ahli Geologi yang kemudian beralih menjadi seorang Geografer.  Richthofen memberi rumusan konsep Geografi yang merupakan suatu Sintesa dari pandangan Ritter dan Humboldt.
·         Oscar Peschel (1833-1905), melakukan kritik terhadap Ritter yang dianggapnya terlalu melebih-lebihkan pengaruh alam. Peschel berpendapat bahwa Geografi menyelidiki gejala bumi dengan studi komparatif sehingga suatu ilmu dapat dikembangkan secara induktif dan juga membawakan konsep dalam geografi bahwa manusia merupakan pusat perhatian.
·         Alfred Hettner (1859-1941), Ahli Geografi Jerman  Hettner berhasil mempersatukan pendapat dan pengertian tentang konsep dasar Ilmu Geografi di Jerman.
·         Paul Vidal de la Blache (1854-1918),  Profesor Universitas Sorborne Perancis. Pandangannya banyak dipengaruhi oleh paham determinis-anthropogeographie karena banyak membaca karya Ritter, Von Humbolt dan geograf Jerman lainnya.
·         Jean Brunhes (1869-1930), Ahli Geografi Perancis, murid sekaligus pengikut Vidal de la Blache. melanjutkan paham Geografi gurunya yang menolak paham determinisme.
2.3.3 Perkembangan Geografi Mutakhir
        Perkembangan geografi saat ini lebih mengarah pada upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh umat manusia. Kondisi ini mengharuskan Geografi sebagai  bidang keilmuan tidak boleh melepaskan diri dari disiplin keilmuan lainnya. Seperti yang terjadi pada disiplin ilmu lainnya, geografi juga telah mempergunakan statistik dan metode kuantitatif dalam penelitiannya, bahkan penggunaan piranti komputer untuk mengolah dan menganalisa data sudah menjadi kebutuhan.
        Sampai tahun 1960, Geografi di Inggris tidak mempunyai warna dan kuno pemikirannya, sesudah tahun tersebut perkembangan Geografi semakin pesat dan terjadi perubahan yang besar-besaran dalam pemikirannya. Geografi di Inggris yang terkenal dengan penelitiannya tentang penggunaan lahan dan pendekatan praktis berkenaan dengan perencanaan telah mendorong sekelompok geograf yang dipelopori oleh Chorley pada tahun 1964 mengembangkan pemikiran baru untuk Geografi Fisik dan Peter Haget untuk Geografi Sosial. Hasil karya mereka, yaitu: Frontiers in Geography dan Models in Geography yang merupakan kumpulan karangan merupakan manifestasi dari pemikiran baru tersebut. Pemakain metoda kuantitatif dalam penelitian Geografi tidak hanya analisis tetapi juga mendorong pengembangan teori lebih lanjut.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa geografi diambil dari bahasa Inggris 'geography' yang merupakan turunan dari bahasa Yunani yaitu 'geo' yang berarti bumi dan 'graphien' yang berarti tulisan atau penjelasan. Kedua kata tersebut kemudian terbentuk menjadi 'geography' yang bisa di artikan secara istilah sebagai ilmu bumi atau ilmu yang mempelajari tentang bumi. Sedangkan geografi modern adalah Geografi terpadu (integrated geografi) yang mempunyai ciri menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleksitas wilayah. Pada masa modern geografi sudah dianggap sebagai suatu disiplin ilmiah dan sudah dipandang dari sudut praktis.

3.2 Kritik dan Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai sejarah perkembangan geografi. Kami menyadari bahwa dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan yang jauh dari apa yang yang harapkan, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Untuk itu, kami menyarankan agar pembaca dapat membaca dan mencari kembali referensi lain untuk menunjang pengetahuan tentang geografi kontemporer. Sehingga pembaca bisa berfikir dan menyimpulkan geografi secara luas dan menyeluruh.







DAFTAR PUSTAKA

Fitri.Rahmi. 2012. Sejarah Perkembangan Geografi (online).
(http://geographunp.wordpress.com/2012/12/19/sejarah-perkembangan-geografi-oleh-rahmi-fitri/), diakses 27 Oktober 2014.
Jaki.2011.Perkembangan Geografi (online)
(http://jakie6041.blogspot.com/2011/11/perkembangan-geografi.html), diakses 27 Oktober 2014.
Furotul.2013.Makalah Perkembangan Geografi (online)
(http://furotul29.blogspot.com/2013/10/makalah-perkembangan-geografi.html), diakses 27 Oktober 2014.