Selasa, 02 Desember 2014

Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi, Psikologi, dan Politik

PENGANTAR WAWASAN ILMU SOSIAL TENTANG RUANG LINGKUP
ILMU EKONOMI, ILMU PSIKOLOGI, DAN ILMU POLITIK


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Wawasan Ilmu Sosial
Yang dibina oleh Dr. Soekamto, M.Pd, M.Si


Oleh
Bagio                                         / 140741601970
Rachmad Nuzulmi Ramadhan  / 140741606121
Yuni Milatus Sholikha              / 140741603288






UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
September 2014


BAB 1
PENDAHULUAN
1.4  Latar Belakang Penulisan Makalah

          Ilmu sosial adalah kajian bidang ilmu yang mengupas hubungan manusia dan lingkungannya, serta masyarakat dan interaksi didalamnya. Manusia berperan besar dalam perkembangan ilmu sosial sehingga perlu pemahaman tentang Keterkaitan antara manusia dengan ilmu sosial agar dapat mencapai taraf kehidupan yang baik. Tujuan dari ilmu sosial adalah untuk menjelaskan fenomena yang ada dalam masyarakat, baik itu kerja sama maupun konflik.

1.5  Rumusan Masalah
1.      Apa sajakah yang dikaji dalam Ilmu ekonomi, psikologi dan politik?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan ilmu ekonomi, ilmu psikologi dan ilmu politik?
3.      Bagaimana hubungan antara Ilmu ekonomi , Ilmu Psikologi, dan Ilmu Politik dengan ilmu-ilmu sosial lainnya?
4.      Apa tujuan dan fungsi ilmu ekonomi, ilmu psikologi dan ilmu politik?
5.      Teori-teori apa saja yang terdapat dalam ilmu ekonomi, ilmu psikologi dan ilmu politik?

1.6  Tujuan Penulisan Makalah
                   Untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Ilmu Sosial dan mengetahui Riang lingkup dan batas-batas kajian Ilmu ekonomi, Ilmu Psikologi dan Ilmu Politik   








2.1  Ruang Lingkup Ekonomi     
2.1.1        Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
         Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikosnamos atau oikonomia  yang artinya manajemen urusan rumah tangga,  khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan ( Sastradipoera, 2001: 4 ). Namun, sejak perolehan maupun penggunaan kekayaan sumber daya secara fundamental perlu diadakan efisiensi, termasuk pekerja dan produksinya maka dalam bahasa modern istilah ekonomi tersebut menunjuk terhadap prinsip prinsip usaha maupun metode untuk mencapai tujuan dengan alat alat sesedikit mungkin. Di bawah ini dijelaskan beberapa definisi tentang ilmu ekonomi.
       Menurut Albert L. Meyers, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia ( Abdullah, 1992: 5 ). Kata kunci dari definisi ini adalah kebutuhan dan pemuas kebutuhan. kebutuhan, yaitu suatu kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacam macam dan dalam jumlah yang tidak terbatas. sedangkan pemuas kebutuhan memiliki sifat yang terbatas. Hal itulah yang menurut Albert L. Meyers sebagai masalah dalam ekonomi, yaitu adanya suatu kenyataaan yang senjang karena kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhannya terbatas.
       Ahli ekonomi lainnya, yaitu J. L. Meij mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu tentang usaha manusia ke arah kemakmuran ( Abdullah, 1992: 6). Pendapat tersebut sangat realistis karena ditinjau dari aspek ekonomi dimana manusia sebagai makhluk ekonomi ( Homo Economicus ), pada hakikatnya mengarah padapencapaian kemakmuran. Kemakmuran menjadai tujuan sentral dalam kehidupan manusia secara ekonomi, sesuai yang dituliskan pelopor liberalisme ekonomi, yaitu Adam Smith dalam bukunya  An Inquiry into the nature and Cause of the Wealth of Nations  tahun 1976, namun bagaimana cara manusia berusaha mencapai kemakmuran memang tidak dijelaskan dalam definisi yang dikemukakan oleh Meij tersebut.
       Secara fundamental dan historis, ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi dua, yakni ilmu ekonomi positif dan ilmu ekonomi normative ( Samuelson dan Nordhaus, 1990: 9 ). Jika ilmu ekonomi posotof hanya membahas deskripsi mengenai fakta, situasi dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi, sedangkan ilmu ekonomi normative membahas pertimbangan-pertimbangan nilai dan etika, seperti haruskah system perpajakan diarahkan pada kaidah mengambil dari yang kaya untuk menolong yang miskin? Lebih jelasnya, Sastradipoera (2001: 4 ) mengemukakan sebagai berikut.
       Ilmu ekonomi positif merupakan ilmu yang hanya melibatkan diri dalam masalah ‘apakah yang terjadi’. Oleh karena itu, ilmu ekonomi positif netralterhadap nilai –nilai. Artinya, ilmu ekonomi positif bebas nilai (value free atau wetfrei)… hanya menjelaskan ‘apakah harga itu’ dan ‘apakah yang akan terjadi jika harga itu naik atau turun’ bukan ‘apakah harga itu adil atau tidak’… Ilmu ekonomi normative bertentangan dengan ilmu ekonomi positif, ilmu ekonomi positif, ilmu ekonomin normative beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri dalam mencari jawaban atas masalah ‘apakah yang seharusnya terjadi’. Esensi dasar ekonomi adalah pertimbangan nilai ( value judgment . seorang ekonom penganut etika puritan egalitiranisme, Gunnar Myrdal (1898-1987) lebih suka menyebutnya ‘ilmu ekonomi institusional’.
       Ilmu ekonomi sebagai bagian dari Ilmu social, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu social lainnya, seperti ilmu politik, psikologi, antropologi, sosiologi, sejarah, geografi, dan sebagainya. Sebgai contoh, kegiatan politik sering kali dipenuhi dengan masalah ekonomi, seperti kebijaksanaan proteksi terhadap industry kecil, undang undang perpajakan, dan sanksi sanksi ekonomi. Ini artinya bahwa kegiatan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan kegiatan politik 9Abdullah, 1992: 2 ).
       Dewasa ini ilmu ekonomi telah berkembang jauh melebihi ilmu-ilmu social lainnya yang terbagi-bagi dalam bebrapa bidang kajian, seperti ekonomi lingkungan, ekonomi evolusioner, ekonomi eksperimental, ekonomi kesehatan, ekonomi institusional, ekonomi matematik, ekonomi sumber daya alam, ekonomi pertahanan, ekonomi campuran, ekonomi pertanian, ekonomi tingkah laku, dan ekonomi pembangunan.
1.      Ekonomi Lingkungan
       Bidang kajian ekonomi lingkungan ( environmental economics )  ini bermula dari tulisan Gray (1900-an), Pigou (1920-an), dan Hotelling (1930-an), akan tetapi baru muncul sebagai studi koheren pada tahun 1970-an, yakni ketika revolusi lingkungan mulai terjadi di berbagai Negara (Pearce, 2000: 300). Selanjutnya jika ditinjau dari substansinya, terdapat tiga unsur pokok dalam ekonomi lingkungan, yakni sebagai berikut :
A.    Kesejahteraan manusia sedang terancam oleh degradasi lingkungan dan penyusutan sumber daya alam.
B.     Kerusakan lingkungan disebabkan oleh penyimpangan atau kegagalan ekonomi, terutama yang bersumber dari pasar.
C.     Solusi kerusakan lingkungan harus mengkoreksi unsur-unsur ekonomi sebagai penyebabnya.
2.      Ekonomi Evolusioner
      Ilmu ekonomi evolusioner (evolutionary economics) merupakan bidang kajian ekonomi yang menjelaskan naik turunya pertumbuhan ekonomi dan jatuh bangunnya perusahaan-perusahaan, kota-kota, kawasan, dan Negara yang mencerminkan bahwa evolusi selalu beroperasi pada tingkat yang berlainan dengan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Hal itulah yang menjadi latar belakang munculnya bidang bidang baru kegiatan ekonomi, khusunya ekonomi evlusioner (Metcalfe, 2000: 324).
3.      Ekonomi Eksperimental
      Pada mulanya, bidang ekonomi eksperimental (experimental economics ) merupakan hasil studi perilaku pilihan individu, terutama ketika para ekonom memusatkan perhatiannya pada teori mikroekonomi. Teori tersebut bertumpu pada preferensi-preferensi individu, dimana mereka menyadari bahwa tersebut sulit diperlajari dalam lingkungan alamiah sehingga dirasakan perlunya merumuskan sarana laboratorium. Sebagai pengujian awal yang formal atas teori pilihan individu (individual choice), dapat ditemukan dalam tulisan Thrustone dalam The Indifference Function (1931) yang menggunakan teknik eksperimental.
4.      Ekonomi Kesehatan
      Ilmu ekonomi kesehatan (health economics) berusaha melakukan analisi terhadap input  perawatan kesehatan, seperti pembelajaan dan tenaga kerja, memperkirakan dampak pada hasil akhir yang diinginkan, yakni kesehatan masyarakat. Tujuan ilmu ekonomi kesehatan adalah menggenaralisasikan aneka informasi mengenai biaya dan keuntungan dari cara cara alternative mencapai kesehatan dan tujuan kesehatan (Maynardm 2000: 427)
5.      Ekonomi Institusional
      Ilmu ekonomi institusional (institutional economics) merupakan studi tentang system social yang membatasi penggunaan dan pertukaran sumber daya langkah, serta upaya untuk menjelaskan munculnya berbagai bentuk pengaturan institusional yang masing-masing mengandung konsekuensi tersendiri tehadap kinerja ekonomi (Egerston, 2000: 501). Lahirnya ilmu ekonomi institusional ini bertolak belakang dengan asusmsi berikut.
1.       Kontrol social yang lemah akan mendorong pemborosan dan pemanfaatan sumber daya secara sembrono.
2.       Kontrol social yang tertib akan menurunkan niat curang dan memperkecil biaya transaksi, yang selanjutnya memacu spesialisasi produksi dan investasi jangka panjang.
3.       Pemilahan control social mempengharui distribusi kekayaan.
4.       Kontrol organisasional mempengharui pilihan organisasi ekonomi.
5.       Kontrol dapa tsecara langsung mengatur pemakaian sumber daya ke sektor-sektor yang dianggap paling tepat.
6.       Struktur control mempengaruhi pengembangan jangka panjang system ekonomikarena struktur itu mempengaruhi nilai relative investasi dan jenis jenis proyek yang akan diutamakan (Eggerstson, 2000: 501).
6.      Ekonomi Matematik
      Ilmu ekonomi matematik (Mathematical Economics) mulai berkembang sejak tahun 1950-an. Sebelum terjadi formalisasi ekonomi matematika dan sebelum dikenal teknik canggih dalam analisis matematika ekonomi, ilmu ekonomi matematik bertumpu pada teknik analis grafik dan presentasi, memang pada tingkat tertentu sangat efektif, tetapi teknik tersebut pun dibatasi oleh karakter dua dimensional dari selembar kertas. Selain itu, teknik grafik dapat mengemukakan asumsi-asumsi implisit yang signifikasinya mungkin tidak kentara atau sangat sulit dimengerti (Hughes, 2000: 630).
7.      Ekonomi Sumber Daya Alam
      Ilmu ekonomi sumber daya alam (Natural resource Economics) merupakan bidang ekonomi yang mencakup kajian dan normative terhadap alokasi berbagai sumber daya alam, yaitu sumber daya yang tidak diciptakan melalui kegiatan manusia, melainkan disediakan oleh alam. Beberapa masalah penting dalam hal ini berkaitan dengan jumlah sumber tertentu yang dapat atau harus ditransformasikan dalam proses ekonomi dan kesimbangan dalam pemanfaatan sumber daya antar generasi sekarang dan yang akan dating (Sweeney, 2000: 697).
8.      Ekonomi Pertahanan
      Ekonomi pertahanan (defense economic),  merupakan studi tentang biaya-biaya pertahanan yang mengkaji masalah pertahanan dan perdamaian dengan menggunakan analisis dan metode ekonomi yang meliputi kajian mikroekonomi dan makroekonomi, seperti optimisasi statis dan dinamis, teori pertumbuhan , distribusi, perbandingan dan statistic, dan ekonometrik (penggunaan statistika model ekonomi). Sedangkan pelaku dalam studi ini, antara lain menteri pertahanan, birokrat, kontraktor pertahanan, anggota parlemen, bangsa bangsa yang bersekutu, para gerilyawan, teroris, dan pemberontak (Sandler, 2000: 208).
9.      Ekonomi Sisi Penawaran
      Ilmu ekonomi sisi penawan (supply side economic)  memiliki makna ganda , yakni makna  umum dan khusus , makna umum ekonomi sisi penawaran dalam menentukan output dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Sedangkan dalam pengertian yang khusus, istilah tersebut diasosiakan dengan kebijakan ekonomi Amerika Serikat pada tahun 1980-an, kadang kadang merujuk pada Reagonomics yang berpandangan bahwa pemotongan pajak tidak perlu disesuaikan dengan pemotongan pengeluaran karena pemotongan pajak akan menyebabkan pertumbuhan yang cukup mengembalikan pendapatan pajak (Siebert, 2000: 1072).
10.  Ekonomi kesejahteraan
      Ilmu ekonomi kesejahteraan (welfare economics) adalah kajian ilmu ekonomi tentang bagaimana melakukan sesuatu dengan cara yang terbaik atau optimal, dalam menggunakan sumber sumber yang terbatas (Pearce, 2000b: 1141). Dengan demikian, di sini kata kuncinya adalah optimalisasi dan kesejahteraan social.  Optimalisasi di definisikan dalam pengertian maksimalisasi kesejahteraan social, sedangkan kesejahteraan social diartikan sebagai jumlah kemakmuran semua anggota dari masyarakat tertentu. Dengan menggunakan penilaian atas nilai dalam pengertian bahwa individu menilai kemakmuran mereka sendiri untuk diperhitungkan dalam formulasi suatu ukuran kesejahteraan social, berarti kita mneggunakan basis ilmu ekonomi kesejahteraan paretian (istilah pengikut Vilfredo Pareto). Untuk menyatakan bahwa kesejahteraan sesorang meningkat, memerlukan penataan definitive lebih lanjut, berarti bahwa peningkatan kesejahteraan seseorang tersbut telah terjadi tanpa diikuti dengan makin memburuknya keadaan kesejahteraan orang lain. Dengan demikian, kesejahteraan social meningkat, bila setidaknya ada satu individu yang meningkat kesejahteraannya dan tidak ada individu yang mengalami penurunan kesejahteraan (Pearce, 2000b: 1142).
11.   Ekonomi Dualistik (Dual Economy)
      Ilmu ekonomi dualistic (dual economy) merupakan istilah yang memiliki makna akademis teknis maupun makna yang lebih umum. Dikatakan demikian karena dalam aspek teknisnya, istilah ini merujuk pada adanya dua sektora yang berlainan dalam perekonomian yang sama, masing masing memiliki pijakan budaya, aturan main, teknologi, pola-pola permintaan, dan praktik pelaksanaannya sendiri. Sedangkan di sisi lain yang mencerminkan hal yang lebih umum adalah adanya perbedaan sektor subsisten tradisional yang berpendapatan rendah, khusunya di pedesaan dengan system kapitalis perkotaan yang tumbuh pesat dan lebih modern (Singer, 2000: 248).
12.   Ekonomi informal (Informal Economy)
      Ilmu ekonomi informal (Informal Economy)  merupakan suatu istilah yang sering dihubungkan dengan perekonomian “bawah tanah”, “perekonomian gelap” atau “perekonomian yang terabaikan”, yang semuanya mengacu pada jenis jenis transaksi ekonomi yang tidak tercermin pada statistic resmi (Heertje, 2000: 492). Sumber sumber pendapatan yang tidak dilaporkan secara resmi itu mencakup pula pendapatan dari kegiatan-kegiatan yang tidak sempat terliputoleh dinas pajak secara formal. Contohnya, pedangang kaki lima; industry rumah tangga; seperti pembuat sumbu kompor; dan sebagainya.
      Pergerakan atau pertumbuhan ekonomi informal ini cenderung bersifat responsive ketimbang kreatif. Sebab bentuk ekonomi dan sektor ini sekedar memberi reaksi terhadap pertumbuhan pendapatan di sektor nonpertanian dan dalam kegiatan-kegiatan bisnis di perkotaan. Selain itu, sektor ini pun terbuka untuk siapa saja karena tidak sulit memasuki kelompok ini. Sektor ini telah mampu menghasilkan berbagai barang dan jasa dengan harga yang murah, mengingat mereka hanya memanfaatkan keahlian sederhana, seperti dalam pengolahan bartang-barang bekas; kayu,kertas,plastic, dan logam bekas. Mereka mengekonomiskan modal yang sangat langka dengan memakai berbagai jenis peralatan murah dan sederhana, serta opersinya tidak memerlukan bangunan atau fasilitas khusus (Elkan, 2000: 494).
13.   Ekonomi Campuran
      Konsep ekonomi campuran (mixed economy) merujuk kepada bentuk pengakuan keharusan system ekonomi pasar bercampur dengan intervensi Negara. System ekonomi pasar diterapkan untuk tujuan efisiensi dan pertumbuhan ekonomi. Sementara kebijakan intervensi Negara secara luas demi keadilan social. System ekonomi campuran, akhir akhir ini dinamakan system ekonomi pasar social atau soziaal marktwirtschaaft (Seda, 2006). Dengan demikian, dalam ekonomi campuran terdapat upaya pengendalian system harga untuk pengaturan ekonominya, serta menggunakan berbagai intervensi pemerintah untuk menanggulangi ketidakstabilan makroekonomi dan kegagalan pasar. Oleh karena itu, dalam system perekonomian tersebut juga merupakan campuran dari pilhan pasar dan pilihan kolektif atau public (Smuelson dan Nordhaus, 1990: 527).
14.   Ekonomi Pertanian
      Konsep tentang ekonomi pertanian (agricultural economics ) untuk pertama kalinya diperkenalkanoleh mazhab fisiokrat, khususnya oleh tokoh Francois Quesnay (1654-1774), seorang dokter ilmu bedah Prancis yang pernah menjadi dokter pribadi Raja Louis XV, juga dokter kepercayaan selir raja, Madame de Pompadour. Disamping profesinya sebagai dokter, ia seorang ahli ekonomi yang menulis artikel tentang ilmu ekonomi dalam Grande Encyclopedie dan dalam buku lainnya Tableau economique  yang membuat midel aliran ekonomi antara berbagai sektor di masa kebangkitan industrialisasi Prancis (Saith, 2000: 17).
15.   Ilmu Ekonomi TIngkah Laku
      Sebenarnya agak sulit untuk mengkhususkan pada kajian ilmu ekonomi tingkah laku (behavioral economics) sebab ilmu ekonomi sendiri pada hakikatnya adalah ilmu tentang tingkah laku manusia. Oleh karena itu memang agak pleonasme untuk menggunakan “ilmu ekonomi tingkah laku”. Namun demikian, terdapat perbedaan yang berarti antar ilmu ekonomi tingkah laku, khusunya ilmu ekonomi neoklasik, mengingat yang terakhir tersebut umumnya menjauhi studi empiris dan cenderung lebih memilih pendekatan deduksi secara logis dari aksioma-aksioma yang rasional (Simon, 2000: 64).
16.   Ilmu Ekonomi Pembangunan
      Kajian ilmu ekonomi pembangunan mengacu pada masalah perkembangan ekonomi, khususnya di Negara-negara berkembang dan terbelakang yang embriornya mulai awal tahun 1940-an, dan lahir setelah perang dunia II (Jhingan, 1994: 3).  Dengan deikian ilmu ekonomi pembangunan dapat dikatan sebagai subdisiplin mandiri yang belakangan ini membanjiri dan menggambarkan adanay suasana yang penuh tanda Tanya, meragukan pengaruh ekonomi konvensional yang semakin besar sekaligus sebagai kritik para ahli ekonomi politik radikal yang semakin jauh menerobos, namun mengabaikan Negara miskin (Gemmel, 1994: 3).
2.1.2        Metode Ilmu Ekonomi           
         Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa ilmu ekonomi secara sederhana merupakan upaya manusia untuk emmenuhi kebutuhannya yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemenuhan kebutuhan berupa barang dan jasa yang bersifat langka serta memiliki kegunaan alternative. Untuk itu, cara pemenuhan kebutuhannya berkaitan dengan metode-metode dalam ilmu ekonomi tersebut.
       Adapun metode yang digunakan dalam ilmu ekonomi menurut Chaurmain dan prihatin (1994: 14-16) meliputi sebagai berikut.
1.   Metode Induktif
      Metode dimana suatu keputusan dilakukan dengan mengumpulkan semua data informasi yang ada di dalam realitas kehidupan.
2.      Metode Deduktif
      Metode ilmu ekonomi yang bekerja atas dasar hokum, ketentuan, atau prinsip umu  yang sudah teruji kebenarannya.
3.      Metode Matematika
      Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi dengan cara pemecahan soal soal secara matematis.
4.      Metode Statistika
      Suatu cara pemecahan masalah ekonomi dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran, dan penyajian data dalam bentuk angka angka secara statistic.
2.1.3        Sejarah Perkembangan Ekonomi
       Menurut Irving Kristol, ilmu ekonomi sebagai sebuah disiplin akademis, dalam perjalanan sejarahnya, muncul pada abad ke-17 dan 18 sebagai suatu aspek revolusi filosofis yang menciptakan dunia modern (Kristol, 1981: 203). Dalam hal ini, “manusia ekonomi” yang diciptakan ilmu ekonomi tampil senagai manusia yang ingin mencapai kepuasan tertinggi.
       Jika ditelusuri lebih jauh kisah, konsep “manusia ekonomi” itu dapat ditelusuri dalam falsafah Psikologi Asosiatif,  khusunya hedonisme serta falsafah utilitarianisme yang banyak pengikutnya sejak abad ke-18 dan 19. Jika ingin ditelusuri lebih jauh lagi, hedonisme sudah ada sejak zaman Yunani kuno, salah satu tokohnya yang terkenal adalah Epikurus (341-271 SM). Paham ini berpendapat bahwa kepuasan merupakan satu-satunya alasan dalam tindak susila.
       Ilmu ekonomi sendiri terus bergulat dengan persoalan epistemologis dan aksiologisnya. Ilmu ekonomi memang bukan ilmu pasti seperti fisika, biologi, maupun kimia yang serba ekstrak. Ilmu ekonomi memiliki model data dan asumsinya sendiri yang bersifat menyederhanakan atau simplistic. Di dalamnya pun terkandung nilai-nilai tentang apa yang dianggap baik atau buruk. Padahal ilmu pada umumnya bebas nilai, bukan dalam pengertian acak, namun bebas dari penilaian si ilmuwan.
       Dalam ekonomi modern, desain kebijakan jauh lebih rumit dan canggih, begitupun asumsi pembatasannya, lebih banyak daripada perekonomian pada abad sebelumnya, khusunya abad ke-18. Bentuk dan seberapa jauh peran Negara dalam ekonomi, dimodelkan dalam konteks desain system perpajakan dan regulasi. Harus diakui bahwa kajian tentang desain kebijakan ini semakin lama semakin lengkap.
       Lalu sebebrapa jauh keberhasilan ilmu ekonomi di akhir abad ke-20 atau awal abad ke-21? Ditinjau sekilas secara ekologis, ilmu ekonomi memang cukup berhasil. Ia mampu mereproduksikan diri secara efisien,. Namun, kamampuannya dalam memcahkan masalah masih perlu dipertanyakan. Bahkan sejak pertangahan tahun 1970-an, para ekonom sering mempertanyakan relevansi ilmu mereka dengan kebijakan, khusunya dalam ekonomi makro yang teori teorinya masih jauh dari efektif, meskipun mereka sendiri termasuk adam Smith dahulu menyadari bahwa teori tidak akan dapat memperbaiki kondisi pasar. Bagaimanapun, ilmu ekonomi akan tetap menarik karena dapat menawarkan perspektif untuk memahami apa yang terjadi di pasar.
2.1.4        Mazhab-mazhab dalam Ekonomi
   Ilmu ekonomi mengenal berbagai mazhab, menurut sastradipoera (2001: 1282) terdapat lebih kurang Sembilan mazhab ilmu ekonomi, yaitu mazhab Merkantilis, Fisiokrat, Klasik, Sosialis, Historis, Marginalis, Institusionalis, Neoklasik, Keynessian, dan Chicago.
1.      Mazhab Merkantilisme
         Mazhab ini muncul antara Abad Pertengahan dengan kejayaan Laissez-F aire ( 1500-1776 atau 1800). Menurut Eatwell (1987: 445), merkantilisme merupakan babak panjang pertalian sederhana dalam sejarah pemikiran ekonomi eropa dan kebijaksanaan ekonomi nasional, yang membentang sekitar tahun 1500-1800. Adanya penemuan-penemuan daerah baru yang lua memiliki implikasi bahwa institusi gilda tidak memadai lagi, bahkan dianggap sebagai penghambat berkembangannya perdangangan antarnegara. Akibatnay, mereka malkukan perdangangan dengan berbagai Negara hasil temuan meraka waktu itu. Semua itu menimbulkan persaingan dagang yang makin menajam antar bangsa penjelajah. Para kapitalis pedagang (marchant capitalist) memgang peranan penting dalam dunia bisnis. Emas, rempah rempah, dan perak yang memberikan kemudahan bagi pesatnya perdagangan dan mendorong tumbunhnya teori mengenal logam mulia (Sastadipoera, 2001: 4).
Inti ajaran atau mazhab ini adalah sebagai berikut:
1. Emas dan Perak merupakan bentuk kekeyaan yang paling banyak disukai, oleh karena itu mereka melarang ekspor logam mulia.
2. Negara harus mendorong ekspor dan memupuk kekayaan dengan merugikan Negara lainnya (tetangga).
3. Dalam kebijaksanaan ekspor impor, berkeyakinan bahwa perkembangan harus dapat diraih dan dikelola dengan jalan meraih surplus sebesar-besarnya dari penerimaan ekspor barang yang melebihi belanja untuk impor barang.
4. Kolonialisasi dana monopolisasi perdagangan harus benar-benar dapat dilaksanakan secara ketat untuk memelihara keabadian kaum koloni tunduk dan tergantung kepada negara induk.
5. Penentangan atas bea, pajak, dan restriksi intern terhadap mobilitas barang.
6. harus dibangun pemerintah pusat yang kuat untuk menjamin kebijaksanaan merkantilisme tersebut.
7. Pentingnya pertumbuhan penduduk yang tinggi, disertai dengan sumber daya manusia yang tinggi, untuk meemnuhi kepentingan pemasokan kepentingan militer serta pengelolaan merkantilisme yang kuat (Sastradipoera, 2001: 12-18).
2.      Mazhab Fisiokrat
         Muncul pertama kali di Prancis menjelang berakhirnya zaman merkantilis yang diawali tahun 1756. Istilah fisiokrat berasal dari baahsa Yunani, yaitu berasal dari kata physia berarti alam, dan kratos  berarti kekuasaan. Secara harfiah berarti supremasi alam. Tokohnya adalah Francois Quesnay (1654-1774), seorang dokter ilmu bedah Prancis yang pernah menjadi dokter pribadi raja Louis XV.
         Pada hakikatnya, inti ajaran fifiokrat berlandaskan hokum alam. Sebagaimana Isaac Newton (1643-1727) yang menemukan hokum dunia fisik maka Quesnay percaya bahwa seluruh kegiatan manusia harus dibawa ke dalam harmoni dengan hukum alam.
3.       Mazhab Klasik
         Mazhab ini secara umum mengacu kepada sekumpulan gagasan ekonomi yang bersumber dari formulasi David Hume, karya terpentingnya diterbitkan pada tahun 1725 dan munculnya seorang ekonom besar yang pernah menjadi Guru Besar Flasafah Moral di Universitas Glasgow, yaitu Adam Smith dengan karyanya  An Inqury into the Nature and causes of the Wealth of nations tahun 1776 sampai Ricardo, McCulloch, John Stuart Mill, dan Lord Overstone (1837). Gagasan kedua tokoh tersebut mendominasi ilmu ekonomi, khusunya yang berkembang di Inggris selama seperempat akhir abad ke18 dan tiga perempat pertama abad ke-19 (O’Brien, 2000: 120).
4.       Mazhab Sosialisme
         Dalam mazhab sosialisme, system pemilikan dan pelaksanaan kolektif atas factor-faktor produksi (khusunya barang-barang modal) biasanya dilakukan oleh pemerintah. Ide-ide sosialis dan gerakan politik mulai berkembang pada awal abad ke-19 di Inggris dan Prancis. Periode antar tahun 1820-an sampai 1850-an ditandai dengan pletoria beragam system sosialis yang diusulkan oleh Saint-Simon, Fourier, Owen, Proudhon Marx, Engles, serta banyak lagi pemikir sosialis lainnya. Kebanyakan mazhab ini bersifat utopia dan sebagaian besar pendukungnya adalah para filantropis (cinta kasih antar sesame umat manusia) kelas menengah yang memiliki untuk memperbaiki kehidupan para pekerja, buruh, serta kaum miskin lainnya. Selain itu, kebanyakan penganut sosialis mendambakan masyrakat yang lebih terorganisasi yang akan menggantikan anarki  akibat dari pasar dan kemiskinan massal masyarakat perkotaan (Hirst, 2000: 1012).
5.       Mazhab Historis
         Mazhab ini lahir di Jerman tahun 1840-an melalui karya ilmiah yang ditulis oleh Freiderich List ( 1789-1846) dalam Nationales System der Polititischen Oekonomie (1840) dan wilhelm Roscher (1817-1894) dalam Grundriss zu Vorlesungen ueber die Staatswissenchaft nach geschictilitcher Methode (1843), menyerang mazhab klasik Inggris. Mereka beranggapan bahwa konsep-konsep ekonomi sesunguhnya merupakan produk perkembangan menurut sejarah kehidupan ekonomi yang khusus tumbuh di suatu Negara. Oleh karena itu, hokum-hukum ekonomi tidaklah mutlak, tetapi bersifat relative atau nisbi berhubungan dengan perkembangan social menurut dimensi waktu dan tempat.
6.       Mazhab Marginalis
         Mazhab ini pelopornya adalah Karl Menger (1840-1921) dari jerman dalam karyanya Grundsaetz der Volkswirtschaftlehre (1871). Selanjutnya, seorang ekonom Inggris William Stanley Jevons (1835-1882) dalam karyanya Theory of Political Economy (1871) dan seorang Prancis Leon Walras (1834-1910) dalam karyanya Elements d’economie politique pure (1874), memberikan analisis yang mutlak mengenai hubungan antara kebutuhan dan harga dengan mengacu kepada konsep “guna marginal” . mereka menegaskan bahwa dalam hal seorang individu, setiap tambahan suatu barang yang dialkukan secara berturut-turut akan memperkecil nilai objektif setiap tambahan yang dimiliki oleh individu itu. Oleh karena itu, gagasan yang tidak sistematis mengenai niali pakai dan permintaan serta penawaran sebagai penentu nilai tukar barang (yang dikembangkan bersamaan dan bertentangan dengan Teori Klasik), menemukan penanganan sistematis pada awal tahun 1970-an oleh ketiga penulis diatas. (Sastradipoera, 2001: 62).
7.       Mazhab Institusionalis
         Mazhab ini dating dari aamerika serikat tahun 1990-an yang pengaruhnya masih kuat sampai saat ini, contihnya adanya undang-undang anti-trust­ yang masih diperthankan. Tokohnya adalah Thorstein Veblen (1875-1929) dalam karyanya The Theory of Leisure Class pada tahun 1899. Veblen dikenal sebagai seorang kritikus social yang bersemangat serta menyerang organisasi masyrakat industry kontemporer yang dianggapnya boros dan mengalahkan sikap konsumtif yang “mencolok mata”. Selanjutnya, ia mengamati sudut-sudut merugikan yang berasal dari gejala yang dihadapinya, “milik guntay” yang merupakan ciri utama kapitalisme finansial. Berasal dari “milik guntay” maka muncullah suatu lapisan masyarakat yang dianggap oleh “kelas santai”, yaitu suatu kelas pada masyarakat lapisan atas  yang berasal dari dunia industry dan keuangan yang perilakunya menampakkan fenomena kaum “feudal tanggung” dengan mempertontonkan pola konsumsi yang berlebihan serta mencolok mata (Sastradipoera, 2001: 72).
8.       Mazhab Neo-Klasik
         Mazhab ini merujuk pada versi terbaru dari ekonomi klasik yang dimunculkan pada abad ke-19, terutama oleh Alfred Marshal dan leon Walras. Versi-versi yang terkenal tersebut dikembangkan pada abad ke-20 oleh John Hicks (1946[1939]) dan paul Samuelson (1965[1947]). Terlepas dari pengertian neoklasik pada umumnya, perbedaan ekonomi neoklasik dan klasik hanya terletak pada penekanan dan pusat perhatiannya. Jika ekonomi klasik menjelaskan segala kondisi ekonomi dalam kekuatan misterius Invisible hand (tangan-tangan tak terlihat) maka dalam mazhab ekonomi neoklasik mencoba memberi penjelasan lengkap dengan memfokuskan pada mekanisme actual yang menyebabkan terjadinya kondisi ekonomi tersebut (Boland, 2000: 700).
9.       Mazhab Keynesian
         Mazhab ini sesuai dengan nama pemimpinya, yaitu John Maynard Keynes yang merupakan ekonomi agregat (makro) yang dituangkan dalam bukunya General Theory of Employment, Interest and Money (1936), dan karya karya pengikut Keynes yang lebih kontemporer , seperti Sir Roy harrold, Lord kaldor, Lors Khan, Joan Robinson, dan Michael Kalecki yang meluaskan analisi Keynes terhadap pertumbuhan ekonomi dan pertanyaan mengenai distribusi fungsional pendapatan (functional distribution of income) antar upah dan laba yang oleh Keynes sendiri diabaikan (Thriwall, 2000b: 531).
10.   Mazhab Chicago
         Merupakan aliran kontrarevolusi neoklasik yang menentang institusionalisme dalam metodelogi ilmu ekonomi, baik terhadap makroekonomi ala Keynes maupun terhadap liberalism abad ke-10 yang menonjolkan intervensionisme dan penojolan kebijakan ekonomi oleh pemerintah. (Bronfendbrenner, 2000: 103).
2.1.5 Konsep Ilmu Ekonomi
   Beberapa konsep dalam ilmu ekonomi, seperti skarsitas, produksi, konsumsi, investasi, pasar, uang, Letter of Credit (LOC), neraca pembayaran bank, atau perbankan, koperasi, kebutuhan dasar, kewirausahaan, perpajakan, periklanan, dan perseroan terbatas.
1.      Skarsitas
         Skarsitas atau kelangkaan adalah sebuah prinsip bahwa sebagaian besar barang yang diinginkan orang hanay tersedia dalam jumlah yang terbatas, kecuali barang bebas seperti udara. Dengan demikian, barang umumnya dalam keadaan langka dan harus dijatah, baik malalui mekanisme harga maupun cara lainnya (Samuelson dan Nordhaus, 1990: 535).
2.       Produksi
         Produksi dapat diartikan secara luas dan sempit. Dalam pengertian luas, produksi adalah segala usaha untuk menambah atau mempertinggi nilai atau faedah dari sesuatu barang. Sedangkan dalam arti sempit, produksi adalah segala usaha dan aktivitas untuk menciptakan suatu barang atau mengubah bentuk suatu barang menjadi barang lain (Abdullah 1992: 4; 38).
3.       Konsumsi
         Secara sederhana, pengertian konsumsi adalah segala tindakan manusia yang dapat menimbulkan turun atau hilangnya faedah atau nilai guna suatu barang. Pengertian tersebut dapat diabndingkan dengan Samuelson dan Nordhaus (1990:161) bahwa konsumsi adalah sebagai pengeluaran untuk barang dan jasa, seperti makanan, pakaian, mobil, pengobatan, dan perumahan. Jadi, pengertian tersebut jelas berbeda dengan pemahaman yang hidup di masyarakat bahwa pemahaman konsumsi selalu inheren dengan makanan (Abdullah, 1992: 35).
4.       Investasi
         Investasi dapat diartikan sebagai perubahan stok modal dalam kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun (Mullineux, 2000: 522). Makna investasi tersebut sering dikacaukan dengan investasi keuangan (financial investment)  yang definisnya adalah pembelian asset-aset keuangan seperti, saham dan obligasi yang nantinya akan dijual kembali saat harga meningkat, dan hal itu lebih terkait dengan analisis jasa. (Mullineux, 2000: 522).
5.       Pasar
         Pasar adalah sebuah mekanisme di mana para pembeli dan penjual berinteraksi untuk menentukan harga dan melakukan pertukaran barang dan jasa. Dengan demikian, pada hakikatnya pasar merupakan keseluruhan permintaan dan penawaran barang serta jasa (Samuelson dan Nordhaus: 2003; 29).
6.       Uang
         John Maynard Keynes (1833-1946), seorang ekonom neoklasik dalam bukunya Treaties on Money (1930)mendifinisikan money [is] that by delivery of which a store of General Purchasing Power is held, yaitu uang adalah alat penyelesaian kontraktual dan sebuah store of value, sebuah wahana  purchasing poweryang bergerak dalam lintasan waktu. Dengan demikian secara umum dilihat dari fungsinya dapat didefinisikan sebagai alat tukar (Komaruddin, 1991: 397-398).
7.      Letter Of Credit (LOC)
         Letter of credit (L/C) adalah suatu surat yang dikeluarkan oelh bank devisa atas permintaan importer nasabah bank devisa yang bersangkutan dan ditujukan  kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi dari importer tersebut (Amir, 1996: 1).
8.       Neraca Pembayaran
         Neraca pembayaran (balance of payment)  adalah keseluruhan catatan akuntansi dari transaksi-transaksi internasional suatu Negara dengan Negara lainnya (Thirwall, 2000: 58). Penerimaan valuta asing dari penjualan barang dan jasa disebut ekspor dan sebagai item kredit dalam neraca transaksi berjalan (current account)  yang merupakan salah satu bagian dari neraca pembayaran. Sedangkan pembayaran valuta asing untuk pembelian barang dan jasa disebut impor  dan muncul sebagai item debet dalam neraca berjalan. Selain itu perlu diketahui bahwa ada transaksi-transaksi dalam modal yang muncul sebagai neraca modal terpisah. Arus keluar modal (capital outflow) adalah transaksi untuk membiayai aktivitas permodalan internasional, seperti penanaman modal diluar negeri yang diperlukan sebagai debet,s edangkan arus masuk modal (capital inflows) diperlukan sebagai kredit.
9.       Bank (Perbankan)
         Istilah bank memiliki arti yang sebenarnya sudah berakar, khusunya pada masyrakat eropa, yang bermakna meja atau counter. Pengertian meja yang dimaksud adalah meja yang sering dipakai sebagai tempat penukaran uang di pasar pada Abad pertengahan dan bukan meja yang dipakai oleh para “lintah darat” (Revel, 2000:60). Pada mulanya, bank-bank yang ada pada masa lalu acap kali bermula sebagai usaha yang disubsidi oleh para pedagang, awak kapal, pedangang ternak, dan belakangan ini para agen perjalanan. (Revel, 2000: 58).
10.   Koperasi
         Koperasi adalah sebuah gerakan ekonomi atau sebagai badan usaha milik bersama (Choumain dan prihatin, 1994: 364). Sebagai gerakan  ekonomi, koperasi mempersatukan sejumlah orang yang memiliki kebutuhan yang sama dan sepakat bahwa kebutuhan bersama itu akan direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, diawasi, serta dipertanggung jwabkan secara bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan kebersamaan. Sedangkan sebagai badan usaha milik bersama, koperasi merupakan sebuah badan yang bertujuan melakukan usaha pemenuhan kebutuhan bersama seluruh anggota.
11.   Kebutuhan Dasar
         Konsep kebutuhan dasar telah memainkan peran penting dalam analisis kondisi, khusunya di Negara miskin dan berkembang. Drenowski dan Scott (1966) mengemukakan bahwa istilah kebutuhan dasar memiliki riwayat yang panjang Menurut Townsend (2000: 61), istilah kebutuhan dasar muali dipakai secara luas sejak Konferensi Tenaga Kerja Dunia (ILO) yang berlangsung di Jenewa tahun 1976, yang mengemukakan bahwa kebutuhan dasar memiliki 2 unsur.
a.       kebutuhan dapat meliputi jumlah minimum tertentu yang dibutuhkan.
b.      kebutuhan dasar meliputi layanan pokok yang disediakan oleh dan utuk komunitas secara keseluruhan.
12.   Kewirausahaan
         Konsep kewirausahaan atau entrepreneurship merujuk kepada suatu sifat keberanian dan keutamaan mengambil resiko dalam kegiatan inovasi (Samuelson dan Nirdhaus, 1990: 518; Casson, 2000: 297; Abdullah, 1992: 128). Dari kata entrepreneur tersebut, muncullah tafsiran yang beragam, seperti merchant (pedagang), pemilik usaha, sampai petualangan. Orang yang mempopulerkan istilah atau konsep tersebut adalah John stuart Mill (1948) dari Inggris.
13.   Perpajakan
         Konsep perpajakan mengacu pada suatu pembayaran yang dilakukan kepada pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan dalam hal menyelenggarakan jasa-jasa untuk kepentingan umum, sekaligus sebagai sumber pendapatan Negara (Brown, 2000: 1082).
14.   Periklanan
         Istilah periklanan mengacu pada suatu system komunikasi pasar yang dilakukan para penjual barang dan jasa. Pada mulanya, yang paling benyak memperhatikan bidang ini adalah ekonom, yang pembahasannya didasarkan pada konsep kunci informasi dalam konteks struktur pasar, baik ditingkat local maupun nasional (Jhally, 2000: 7).
15.   Perseroan terbatas
         Konsep perseroan terbatas merupakan konsep yang paling popular dalm ekonomi, mendasarkan kepemilikan dan tanggung jawab pada sejumlah saham yang sepenuhnya diakui sebagai badan hokum. Terdapat tiga karakteristik dalam perseroan terbatas, yaitu
a.       setiap utang perusahaan menjadi tanggung jawab perusahaan dan tidak dapt dikaitkan dengan kekayaan pribadi pemegang sahamnya.
b.      identitas perusahaan tidak akan berubah, sekalipun saham dialihkan ke pihak lain.
c.       hubungan kontraktual dilakukan dan menjadi tanggung jawab dewan direksi (Reekie, 2000: 176).
2.1.6 Generalisasi Ilmu Ekonomi
1.       Skarsitas
            Skarsitas (kelangkaan) akan menjadi barang dan jasa timbul apabila kebutuhan (keinginan) seseorang ataupun masyarakat lebih besar daripada ketersediaannya barang dan jasa tersebut. Dengan demikian, skarsitas akan muncul apabila barang dan jasa yang tesedia tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.
2.      Produksi
            Dalam system perekonomian modern, beralngsung berbagai aktivitas produksi yang sangat banyak dan bergam. Dalam masyarakat agraris, aktivitas pertanian menggunakan pupuk, benih, tanah, dan tenaga kerja yang menghasilkan beras dan jagung. Dalam masyrakat industry, pabrik-pabrik modern menggunakan bahan mentah, energy, mesin, dan tenaga kerja untuk menghasilkan televisi, computer, mobil, telepon, dan sebagainya. Dengan demikian, semuannya berusaha untuk memproduksi secar efisien atau dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dengan kata lain, mereka selalu berusaha untuk berproduksi pada tingkat output yang maksimum dengan menggunakan sejumlah input tertentu.
3.       Konsumsi
            Konsumsi selalu merupakan satu-satunya GNP yang terbesar dari seluruh pengeluaran. Untuk itu, alat pokok dalam analisis ini adalah begaimana mengaitkan pengeluaran untuk konsumsi dengan tingkat pendapatan diposable konsumen. Akan tetapi, perbandingan konsumsi dan pendapatan tersebut tidaklah selalu linear karena ada batas tambahan uang yang dibelajakan untuk makanan, dimana orang tidak dapat makan semakin banyak dan semakin enak terus searah dengan tingkat pendaptannya. Maka mulai batas tersebut proporsi dari seluruh pengeluaran untuk makan pun mulai menurunatau sebaliknya kecenderungan tabungan semakin menaik.
4.      Investasi
            Kenaikan investasi dapat mendorong kenaikan pendapatan. Proses kenaikan pendaptan sebagai akibat kenaikan investasi dengan dikemukakan sebagai berikut. Injeksi dana investasi memungkinkan produsen menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak. Untuk itu, ia akan membeli factor produksi yang lebih banyak lagi. Sebagai akibatnya, pendapatan yang diterima konsumen meningkat. Kenaikan pendaptan konsumen tersebut akan mendorong mereka menambah konsumsi, tabungan, atau keduannya.
5.      Pasar
            Dalam sebuah system ekonomi pasar, tidak ada individu maupun organisasi yangs ecar seorang diri bertanggung jawab atas penetapan harga, produksi, konsumsi, dan distribusi. Khusus untuk harga, mengambarkan kesepakatan antar orang orang dan perusahaan yang dengan sukarela melakukan pertukaran berbagai komoditas. Disamping itu, harga pun merupakan sinyal bagi produsen dan konsumen. Harga pun mengkorrdinasikan keputusan keputusan para produsen dan konsumen dalam sebuah pasar. Harga-harga yang lebih tinggi cenderung mengurangi pembelian konsumsi dan menghambat produksi. Harga adalah roda penyeimbang dari meknisme pasar.
6.       Uang
            Pada hakikatnya, uang adalah segala sesuatu yang dipakai atau diterima untuk melakukan pembayaran, baik barang, jasa, maupun utang. Dengan demikian, secara umum uang dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang secara umummemiliki fungsi sebagai alat tukar-menukar, sebagai alat penyimpan, kekayaan, dan sebagai alat pengukur nilai.
7.      Letter Of Credit
            Dipandang dari sudut kepentingan eksportir dan importer, system pembayaran yang paling aman adalah Letter Of Credit.Sebab dengan system pembyaran Letter Of Credit dapat memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor, mengamankan dana yang disediakan importer dalam pembayaran barang impor, dan menjamin kelengkapan dokumen pengapalan.
8.      Neraca Pembayaran
            Dalam mempertimbangkan langkah-langkah untuk menyeimbangkan neraca pembayaran, Negara yang bersangkutan harus memfokuskan diri pada neraca transaksi berjalan jika ia meninginkan bergfungsinya perekonomian rill dan ingin menhgindaripenuruanan terus-menerus atas nilai mata uangnya jika sedang defisit.
9.      Bank dan Perbankan
            Pada dasarnya bank sentral memiliki tugas untuk memelihara agar system moneter bekerja secara efisien sehingga dapat menjamin tercapainya tingkat pertumbuhan kredit atau uang yang beredar sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, bank sentral bertanggung jawab atas perumusan serta pelaksanaan kebijakan moneter, mengatur dan mengawasi serta mengendalikan system moneter.
10.   Koperasi
            Bebrapa kasus kurang majunya system ekonomi koperasi di indoensia, apda umumnya disebabkan oleh rendahnya kesadaran berkoperasi serta kurangnya wtos kerja yang bedisiplin, baik ditingkat pengurus maupun para anggotanya.
11.  Kebutuhan Dasar
            Kebutuhan dasara tidak cukup lagi didefinisaikan dengan mengacu kepada kebutuhan fisik individunya saja, melainkan harus melibatkan syarat-syarat fisik serta layanan lainnya yang dibutuhkan oleh komunitas local. Penguraian kbutuhan dasar tersebut bergantung pada bebrapa asumsi mengenai berfungsi dan berkembangnya masyarakat
12.   Kewirausahaan
            Suatu hal yang menarik untuk dikaji lebih jauh, banyak wirausahawan yang sukse adalah para pendatang atau imigran yang walaupun dengan semangat “kantong kosong”, anggota kelompok minoritas keagamaan yang militant jauh lebih berhasil disbanding kelompok lain (Casson, 2000: 298).
13.   Pepajakan
            Tradisi membayar pajak tepat pada waktunya sebagai bagian integral dalam menaati perundangan yang berlaku, tidaklah mudah untuk dilaksanakan karena memerlukan tingkat kesadaran yang tinggi dan terjalin kuat rasa saling percaya antara rakyat dengan pemerintah yang ada. Namun, bagi sejumlah pemerintahan yang tidak transparan, korup, dan tidak accountableakan sulit menumbuhakan kesadaran bagi rakyatknya untuk membyara pajak.
14.   Periklanan
            Pengarauh periklanan tidak lagi terbatas pada efek-efek ekonomi, melainkan meluas ke berbagai bidang, dan tidak selalu positif melainkan juga negative. Dalam bidang komunikasi social. Ia mencoba menarik para konsumen dengan dimensi-dimensi yang tidak berhubungan langsung dengan promosi barang-barang tersebut, seperti dimensi identitas individual, keluarga atau kelompok, kepuasan atau kebahagiaan, gender, dan sebagainya (Leiss, 1990).
15.   Perseroan Terbatas
            Badan usaha Perseroan terbatas memiliki ciri-ciri independensi yang tinggi serta dapat mengabaikan risiko utang bagi pemilik sahamnya sehingga berani berekspansi secar maksimal, selama masih ada pihak yang memberikan pinjaman usahanya (Reekie, 2000: 176).

2.1.7 Teori Ekonomi
   Teori ekonomi makro adalah teori yang membahas keseluruhan gejala dan peristiwa dalam kehidupan ekonomiserta hubungan satu sama lain, baik yang bersifat hubungan kausal maupun fungsional.  Berbeda dengan teori ekonomi mikro yang merupakan teori yang membahas peristiwa atau hubungan kausal dan fungsionalnya antara beberapa peristiwa yang bersifat khusus. Pengertian khusus disini adalah pada kajian kajian yang lebih terbtas atau spesifik, misalnya keluarga (Choumain dan Prihatin, 1994: 19).
1.      Teori Ekonomi Klasik adam Smith
      Teori ini merupakan karya Adam Smith yang ditungkan dalm bukunya yang berjudul  An Inqury inti  Nature and Causes of the Wealth of nations (1776). Smith adalah seorang Guru Besar falsafah Moral di Universitas Glasgow yang memusatkan perhatiaanya pada persoalan-persoalan umum, yaitu bagaimana menciptakan kerangka politik dan social yeng mendorong pertumbuhan ekonomi secara swasembada (Jhingan, 1994: 138; Sastradipoera, 2001).Adapun pokok-pokok pikiran dari teorinya sebagai berikut.
a. kebijaksanaan pasar bebas
   Tercapainya suatu keterlibatan pemerintah yang minimum untuk mencapai suatu bentuk persaingan yang sempurna maka secar otomatis harus bebas atau campur tangan pemerintah seminimal mungkin.
b. Keuntungan Merangsang bagi Investasi
   Menurut pandangan teori ini bahwa keuntungan itu merangsang investasi. Artinya, semakin besar keuntungan, akan semakin besar pula akumulasi
c.Keuntungan Cenderung Menurun
   Artinya, keuntungan tidak akan naik secara terus-menerus, namusn cenderung menurun apabila persaingan untuk menghimpun modal antarkapitalis meningkat.
d. Keadaan stationer
   Para ahli ekonomi klasik meramalkan akan timbulnya keadaan stationer  pada akhir proses pemupukan modal. Sekali keunutngan mulai menurun proses ini akan beralangsung terus menerus sampai keuntungan menjadi nol, pertumbuhan penduduk dan pemupukan modal terhenti, dan tingkat upah mencapai tingkat hidup yang maksimal.
2.       Teori tahapan Pertumbuhan Ekonimi Modernisasi Rostow
      Teori Pertumbuhan Ekonomi Modernisasi yang paling terkenal adalah teori dari ekonom W.W. Rostow yang ditulis dalam bukunya The Stage Of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto (1960) dan juga dalam The Process of Economic Economic Growth (1935), kajiannnya memakai pendekatan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi. Menurut Rostow, perkembangana ekonomi masyrakat meliputi lima tahap yaitu tahap manusia tradisonal, tahap prakondisi tinggal landas, tahap tinggal landas, tahap kematangan (maturity), tahap konsumsi massa tinggi atau besar besaran.
a. Tahap Tradisional
     Masyarakat tradisional diartikan sebagai suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di sepanjang fungsi produksi berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi pra-Newtonian, yaitu zaman dinasti-dinasti China, Peradaban Timur Tengah, daerah Mediterania, dan dunia Eropa pada Abad Pertengahan (Rostow, 1960: 5).
b. Tahap prakondisi tinggal landas
     Tahap ini merupakan masa transisi dimana prasyrat-prasyarat pertumbuhan swadaya dibangun atau diciptakan. Di eEropa Barat, sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 menempatkan kekuatan penalaran (reasoning) dan ketidakpercayaan (skepticism) yang merupakan pengaruh empat kekuatan, yaitu Renaissance, Kerajaan Baru, Dunia Baru, dan Agama baru atau Protestan, sebagai pengganti kepercayaan (faith) dan kewenangan (authority) mengakhiri feodalisme, membwa ke kebangkitan Negara kebangsaan, menanamkan semangat pengembaran yang menghasilkan berbagai penemuan , dan dominanya kaum bourjuis dalam dunia usaha.
c. Tahap tinggal landas
Merupakan masa awal yang menetukan di dalam suatu kehidupan masyarakat.
Ketika pertumbuhan mencapai kondisi normalnya… kekuatan modernisasi berhadapan dengan adat istiadat dan lembaga-lembaga. Nilai-nilai dan kepentingan masyarakat tradisional membuat terobosan yang menentukan dan kepentingan bersama membentuk struktur masyarakat tersebut…. Bahwa pertumbuhan biasanya berjalan menurut deret ukur, seperti rekening tabungan yang bunganya dibiarkan begabung dengan simpanan pokok,…. Revolusi industry yang berkaitan secara langsung dengan perubahan radikal di dalam metode produksi yang dalam jangka waktu relative singkat menimbulakn konsekuensi yang menentukan (Rostow, 1960: 9-11).
d. Tahap Kematangan (Maturity)
     Rostow mendefinisikan ktahap ini merupakan tahapan ketika masyrakat telah dengan efektif menerapkan serangkain teknologi modern terhadap keseluruhan sumber daya mereka. Masa ini pun merupakan suatu tahap pertumbuhan swadaya jangka panjang yang merentang melebihi masa empat dasawarsa. Teknik produksi baru menggantikan teknik yang lama. Berbagai sektor penting baru tercipta. Tingkat investasi neto lebih dari 10% dari pendapatan nasional. Perekonomian mampu menahan segala guncangan yang tidak terduga. Dalam hal ini, Rostow memberikan bukti-bukti simbolis kematangan teknologi pada Negara-negara indutri, seperti Inggris (1850), Amerika seriakt (1900), Jerman (1910), Prancis (1910), swedia (1930), jepang (1940), Rusia (1950), dan Kanada (1950) (Jhingan, 1994: 187).
e. Tahap Konsumsi Massa Tinggu atau Besar-Besaran
     Merupakan suatu massa yang ditandai dengan pencapaian banyak sektor penting (Leading Sector) dalam perekonomian berubah menuju produksi barang dan jasa konsumsi. Abad konsumsi besar besaran pun ditandai migrasi ke pinggiran kota, pemakaian mobil secara luas, serta barang barang konsumen dan peralatan rumah tangga yang tahan lama.
3.      Teori Dampak Balik dan Dampak Sebar Gunnard Myrdal
      Gunnard Myrdal adalahs eorang ahli ekonomi Swedia dan pejabat pada Perserikatan Bangsa-Bangsa, terkenal dengan tulisannya Economic Theory and Underdeveloped regions (1957) dan Asian Drama: An Inqury into the Powerty of Nations (1968), berpendapat bahwa pembangunan ekonomi menghasilkan suatu proses sebab musabab sirkuler yang membuat si kaya mendapat keuntungan semakin banyak dan mereka yang tertinggal dibelakang menjadi semakin mengecil.
      Secara kumulatif, kecenderungan ini semakin memperburuk ketimpangan internasional dan menyebabkan ketimpangan regional diantara Negara-negara terbelakang. Sebaliknya, di Negara terbelakang proses kumulatif dan dissirkuler pun dikenal dengan istilah “lingkaran setan kemiskinan” berjalan menurun dank arena tidak teratur menyebabkan meningkatnya ketimpangan. Myrdal yakin bahwa pendekatan teoritis yang kita warisi tidak cukup menyelesaikan problem ketimpangan ekonomi tersebut. Teori perdagangan internasional dan tentu saja teori ekonomis ecar umum, tidak pernah disusun untuk menjelaskan realitas keterbelakangan dan pembangunan ekonomi (Myrdal; 1957).
4.       Teori Nilai Surplus Karl Max
      Karl max adalah seorang filsuf Jerman (1818-1883), di mata para ekonom barat, ia adalah seorang agitator yang telah membangkitkan persatuan dikalangan kaum buruh dan intelektual yang telah merasa dirugikan oleh kapitalisme pasar dan sekaligus sebagai penjerumus ekonomi kea bad kegelapan baru. Kemudian ia menghancurkan ikatan kapitalisme dan mengoyak-oyak dasar-dasar system kebebasan natural Adam Smith (Skousen, 2005: 163-164).
5.       Teori Monetarisme Psar Bebas Friedman
      Milton Friedman lahir di Brooklyn pada tahun 1912. Ia adalah satu satunya anak lelaki dari empat bersaudara imigran Yahudi dari Eropa Timur yang bekerja serabutan di New York. Pada tahun 1932, saat depresi, Friedman mendapat beasiswa untuk belajar ekonomi di  University of Chicago. di Chicago ia bertemu dengan rekannya George Stingler seumur hidupnya, selain itu bertemu Rose Director, yang kelak menjadi istrinya. Tahun 1938 Friedman menikah dengan Rose, mereka menjadrekan dan bersama sama menulis beberapa buku dan dikarunai dua anak. Friedman mendapat gelar master pada tahun 1933.
      Kemudian tahun 1946 Friedman mendapat gelar Ph.D. dari Columbia dan ia kembali mengajar di University of Chicago, bahkan melanjutkan tradisinya memperkuat versi terbaru dari teori kuantitas uang Irving Fisher yang diterapkan pada kebijakan moneter. Ia menulisa banyak topic yang berkaitan dengan ekonomi  moneter dan berpuncak pada riset dan tulisan empirisnya yang paling terkenal yaitu, yaitu A Monetary History of the United State (1867-1960) yang dipublikasikan oleh National Bureau of Economic Research dan ditulis bersama Anna J. Schwartz. Pada intinya, studi monumental ini menunjukkan kekuatan uang dan kebijakan moneter dalam gejolak perekonomian Amerika Serikat, temasuk depresi Besar dan era Pascaperang, ketika para ekonom arus utama percaya bahwa uang tidak penting. Kemudian ia pun menulis buku Capitalism and Freedom yang diluncurkan pada ulang tahun perkawinan Friedman dan Rose yang ke-25. Inti teorinya sebagai berikut.
a. Metodologi Positivisme, menurut Friedman, validitas suatu teroti tidak tergantung pada pada unsur generalisasinya maupun kekokohan asumsi-asumsi dasarnya, melainkan semata –mata pada kesesuaian implikasinya secara relative terhadap implikasi teori-teori lain, yang diukur berdasarkan statistic primer.
b. Pasar dianggap sebagai mekanisme utama dalam menyelesaikan berbagai masalh ekonomi, asalkan didukung kebebasan politik intelektual. Para ekonom aliran Chicago melihat perekonomian sebagai suatu kondisi yang perlu, namun bukan kondisi cukup untuk menciptakan masyrakat bebas.
c. Aturan moneter yang ketat lebih disukai untuk pengambilan keputusan yang dikret oleh otoritas pemerintah. “setiap system yang memberi banyak kekuasaan dan banyak keleluasaan bagi seglintir orang, di mana kekeliruan mereka entah itu dosengaja atau tidak dapat menimbulkan efek yang luas adalah system yang buruk” (Friedman, 1969: 50).
2.2  Ruang Lingkup Psikologi
2.2.1        Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi   
Banyak definisi tentang psikologi dalam berbagai cara, bentuk dan isi. Para ahli Psikologi terdahulu mendefinisikan psikologi sebagai studi kegiatan mental (Atkinson,1996:18).Istilah mental menyinggung dengan pikiran, akal dan ingatan atau proses yang berasosiasi dengan pikiran, akal, dan ingatan. William James (1980), ahli psikologi Jerman,memberikan definisi bahwa psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental, trmasuk fenomena dan kondisi-kondisinya. Fenomena di sini termasuk apa yang kita sebut sebagai perasaan, keinginan, kognisi, berfikiran logis, keputusan, dan sebagainya.Kemudian menurut Kenneth Clarkdan George Milter (1970), mendefinisikan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai perilaku. Ruang lingkupnya mencakup berbagai proses perilaku yang dapat diamati, seperti gerak tangan, cara berbicara, perubahan kejiwaan, dan proses yang hanya dapat diartikan sebagai pikiran dan mimpi.
       Dari berbagai definisi tersebut, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai proses perilaku dan proses mental. Bidang khusus yang terdapat di dalamnya sangat beraneka ragam, termasuk psikologi eksperimental, psikologi fisiologis, psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi kepribadian, psikologi klinis dan penyuluhan, psikologi sekolah dan pendidikan, serta psikologi industri dan permesinan. Dengan demikian, psikologi merupakn salah satu bagian dari ilmu perilaku atau ilmu sosial.
       Terdapat beberapa pendekatan studi psikologi dari berbagai sudut pandang meliputi hal-hal berikut :
1.      Pendekatan Neurobiologi
            Ditandai dengan menghubungkan dengan tindakan kita dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam tubuh kita, terutama otak dan sistem syaraf. Adapun tokoh kelompok ini adalah Broca, Fristc, Hitzig, dan Ferrir.
2.      Pendekatan Behaviorisme (peilaku)
            Berfokus pada kegiatan luar organisme yang dapat diamati dan diukur. Tokoh aliran ini yang terkenal adalah J.B Waston dan B.F. Skiner.
3.      Pendekatan Kognitif
            Lebih menekankan cara kerja otak untuk mengola informasi yang masuk secara aktif dan mengubahnya dengan berbagai cara. Psikologi kognitif ini diprakarsai oleh Kenneth Craik, seorang ahli psikologi Inggris yang menganalogikan otak seperti komputer.(Atkinson, 1996:11)
4.      Pendekatan Psikoanalitik
            Menekankan motif bawah sadar yang berakar dari dorongan seksual dan agresi yang ditekankan pada masa kanak-kanak. Adapun tokoh-tokohnya, yaitu Sigmund Freud, Adler, Jung, Fromm, Sullivan, Horney, dan sebagainya. 
5.      Pendekatan Psikologi Gestalt
            Menekankan pada konfigurasi yang menyeluruh, diprakarsai oleh Max Wertheimer, Kohler, dan Koffka.
6.      Pendekatan Fenomenologi dan Humanistik
            Berfokus pada pengalaman subjektif seeorang, kebebasan memilih, dan motivasi terhadap aktualisasi diri. Tokoh-tokoh yang tergolong pada kelompok ini adalah Abraham Maslow, dan Carl Rogers (Hall & Lindzey, 1993: 106, 125)
       Dalam penggunaan metode yang dipakai, ilmu psikologi mengenal beberapa metode kerja :
a.       Metode Eksperimental
            Menekankan pengkajian setiap variabel (ariabel bebas dan terikat), dengan memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen untuk kemudian diukur dianalisis pengaruh perlakuan tersebut.
b.      Metode Pengamatan (Observasi)
            Pada metode ini dilakukan pengamatan terhadap sampel penelitian, baik perilaku binatang maupun manusia yang merupakan titik tolak psikologi. Mtode ini pun dapat dipakai dalm penelitian-penelitian di laboratorium.
c.       Metode Survei
            Secara langsung dapat dilakukan peneliti melalui kuesioner atau wawancara dengan jumlah sampel yang cukup banyak.
d.      Metode Tes
            Metode ini dilakukan untuk mengukur segala jenis kemampuan, minat, sikap, dan hasil kerja. Melalui metode tes, para ahli pikologi memperoleh sejumlah besar data dari sekelompok orang dengan gangguan yang tidak berarti dari pekerjaan sehari-hari dan tanpa membutuhkan peralatan laboratorium yang rumit.
e.       Metode Riwayat Hidup atau Kasus
            Metode ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kasus-kasus yang ditelaah sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sebagian besar riwayat kasus dipersiapkan dengan cara mengkonstruksikan dengan riwayat hidup seseorang yang didasarkan pada kejadian dan catatan yang teringat.(Atkiston,1996: 25-30)
Beberapa jenis ilmu psikologi, secara tematis maupun terapan, dapat terinci menjadi :
1.      Psikologi Sosial (social Psychology)
             Is the scientific study of individual behavarior as a function of social stimuli “Ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsangan-rangsangan sosial”. Dapat pula diartikan sebaga suatu kajian tentang sifat, fungsi, fenomena perilaku sosial, dan pengalaman mental dari individu dalam sebuah konteks sosial.
2.      Psikologi Klinis dan Penyuluhan atau Konseling (Clinical Psychology and Councelling)
             Psikologi klinis merupakan salah satu bidang psikologi terapan yang berperan sebagai salah satu disipin kesehatan mental dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk memahami, mendiagnosis, dan mengatasi berbagai masalh atau penyakit psikologi (Mens, 2000:122)
             Sedangkan Psikologi konseling meruakan suatu psikologi terapan yang berusaha menciptakan,menerapkan, dana menyebarkan pengetahuan mengenai pencegahan dan peanggulangan gangguan fungsi manusia dalam berbagai kondisi (Brown dan Lent,1992), tujuannya adalah untuk membantu individu memahami, dan merubah perasaan, pikiran, dan perilaku kejiwaan; mengatasi tekanan mental; menanggulangi krisis; meningkatkan kemampuan merekadalam menyelesaikan berbagai persoalan (American Psychological Assocation, 1985)
3.      Psikologi Konstitusional (Constitusional Psychology)
             Psikologi konstitusional merupakan studi tentang hubungan antara struktur morfologis, dan fungsi fisiologis tubuh serta hubungan antara fungsi-fungsi psikologi sosial (Lerner, 2000:168)
4.      Psikofarmakologi
             Merupakan pengetahuang tentang obat untuk mengobati gangguan psikiartis. Pada tahun 1955, terjadi tiga penemuan farmakologi yang menandai revolusi pengobatan psikiatri, yaitu obat antipsikotik, antidepresan, dan lithium (Pope,2000: 866)
             Obat antiseptik berfungsi sebagai penetralan khayalan atau kepercayaan kepada hal-hal yang tidak nyata dan halusinasi(perasaan melihat mendengar, suara, dan sejenisnya), yang merupakan gejala umum dalam skizoprenia dan penyakit kegilaan depresif.
             Antidepresan berfungsi meringankan pasienyang mengalami depresi mayor atau fase tertekan dari penyakit depresi kejiwaan.
             Lithium terdiri atas sebuah ion sederhana dan bukan molekul komplks (Pope,2000:867). Fungsinya untuk menetralkan tahap kegilaan dari depresi berat dalam jangka lama
5.      Psikologi Okupasional (Accupational Psychology)
             Merupakan suatu triminologi yang tampaknya merangkum suatu bidang kajian psikologi industri, psikologi organisasi, psikologi vokasional, dan psikologi sumber daya manusia(Herrirot, 2000:713)
Psikologi okupasionl banyak membahas tentang hubungan antara organisasi dengan individu dalam teori peranan, makna kerja dalam pendekatan-pendekatan fenomenologi terhadap kogisi, karier-karier kehidupan dalam teknologi kehidupan perkembangan manusia, dan hubungan antar organisasi dan antarnegara-kebangsaan dalam teori-teori konflik dan negosiasi (Herrirot,2000:714)
6.      Psikologi Politik (Political Psychology)
             Merupakan bidang interdissipliner yng tujuan substatif dasarya adalah untuk menyingkap  saling keterkaitan antara proses psikologi dan politik(Renshon,2000:784). Dalam kajiannya, biasanya untuk psikologi lebih banyak menggunakan teori psikoanalisis, teori kepribadian, psiklogi sosial,psikologi perkembangan, dan psikologi kognitif. Sedangkan darai sisi lain menggunakan kajian-kajian pendekatan ilmu politik, terutama perilaku politik massa, kepemimpinan politik dan pengambilan keputusan, serta konflik politik di dalam dan antar bangsannya.
7.      Psikologi Sekolah dan Pendidikan (Psychology for the Classroom and Educational Psychology)
             Psikologi sekolah Merupakan kajian tentang perilaku peserta didik di sekolah yang substansinya merupakan gabungan psikologi pekembangan anak, psikologi pendidikan, dan psikologi klinis yang berhubungan dengan setiap anak untuk evaluasi kegiatan belaar dan emosi; memeberikan dan menafsirkan hasil tes inteligensi, tes hasil belajar, dan tes kepribadian yng merupakan sebagian darai tugas mereka. Melalui konsultasi dengan para  orang tua maupun guru, mereka merncanakan cara memberikan bantuan belajar pada anak tersebut, bai dalam kelas maupun di rumah anak (Turner,1977:13;Atkinson, 1996:22-23)
             Sedangkan psikologi pendidika, merupakan kajian tentang perilaku dalam bidang proses belajar mengajar. Dalam hal ini, guru dapat mengadakan penelitian pendidikan yang dpat membantu meningkatkan kualtas pembelajaran bagi gurunya maupun hasil-hasil belajar bagi para peserta didiknya.
8.      Psikologi Perkembangan
             Merupakan perkembangan manusia dan berbagai faktor yang membentuk perilakunya sejaka lahir sampai berumur lanjut. Para ahli psikologi perkembangan mempelajari kemampuan khusus, seperti bagaiman kemampuan berbahasa berkembang dan berubah pada anak-anak yang sedang tumbuh atau dalam suatau masa tertentu, seperti masa bayi, tahun-tahun prasekolah, ataupun masa remaja (Atkinson et al,1996:21).
             Kemudian riset diperluas yang sifatnya ke bawah dan ke tahap kelahiran dn pembuahan, selanjutnya ke atas ke tahap dewasa, lanjut usia dan akirnya usia pertengahan(Siegel,1969:Hurlock,1980:2)
             Selanjutnya, Hurlock mengemukakan ada dua alasan utama yang mendorong adanya perbedaan penekanan pada psikologi perkembangan.
a.       Riset  terhadap periode tertentu dalam pola perkembangan sangat dipengaruhi oleh keinginan utuk memecahkan beberapa masalah praktis dan masalah-masalah yang berkaitan dengan periode tersebut. Misalna ketika memasuki usia pertengahan, sangat dipengaruhi oleh kesiapan penyesuaian diri masa-masa berikutnya dalam penyesuaian diri, baik terhadap perubahan fisik maupun psikologis.
b.      Riset terhadap masa-masa tertentu dirasakn lebih sulit dibandingkan dengan tahap yang lain. Misalnya untuk memperoleh subjek-subjek usia pertengahan maupun lanjut, lebih sulit daripada mencari subjek-subjek usia persekolahan maupun remaja.
9.      Psikologi Kepribadian (Psychology of Personality)
             Psikologi kepribadian menurut Caplin(1999:362) adalh segi pandangan yang menekankan hal penanaman dan pelekatan tingkah laku di dalam kepribadian individu. Menurut Alfred Adler(Hall and Lindzey,1993:242) adalah ilmu perilaku tentang gaya hidup individu dengan cara karakteristik seseorang dalam bereaksi terhadap masalah-masalah dan tujuan hidup. Menurut Carl Jung (1993: 182) merupakan ilmu perilaku tentang integrasi dari ego, ketidaksadaran pribadi, ketidaksadaran kolektif, kompleks-kompleks, dan arketip-arketip persona dan anima.
Dalam macam-macam kategori, yang dapat dipergunakan untuk penggolongan psikologi kepribadian jika dilihat dari metodenya dapat dibagi menjadi dua bagian.
a)      Teori yang disusun atas dasar pemikiran spekulatif, seperti teori Plato, Kant, para ahli aliran Neo-Kantianisme, Bahmsen, Queyrat, Malapert yang disusun oleh par ahli filsafat.
b)      Teori yang disusun atas dasar data dari hasil penelitian empiris atau eksperimental, seperti teori Heymans, Freud, Jung, Adler, Eyesenck, Rogers, dan lain-lain (Suryabrata,2006:4)
Sedangkan jika dikelompokkan dari aspek atau komponen kepribadiannya jika dipakai sebagai landasan atau titik tolak dalam penyusunan perumusan teori-teori, dapat dibagi menjadi lima bagian.
a)      Terori konstitusional, misalnya teori Mazhab Italia, Mazhab Prancis, Kretschmer, Sheldon, dan lain-lain.
b)      Teori temperamen, misalnya teori Kant, Meumann, Enselhans, Heymans, Ewald, dan lain-lain.
c)      Teori ketidaksadaran, misalnya teori Freund, Jung, Adler, dan pengikut-pengikutnya.
d)     Teori faktor, misalnya teori Eyesenck, Cattell, dan lain-lain
e)      Teori kebudayaan misalnya teori Sparnger (Suryabrata, 2006:4)
10.  Psikologi Lintas Budaya (Cross-Cultural Psychology)
             Menurut Brislin, Lonner, dan Trondike, dalam Berry dkk, 1997:2) psikologi lintas budaya adaah kejian empiris mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang dapat diramalkan dan signifikan.
             Menurut Triandis (dalam Berry dkk,1997:2) psikologi lintas budaya berkutat dengan kajian sistematis mengenai perilaku dan pengalaman itu terjadi dalam budaya berbeda yang dipengaruhi budaya yang bersangkutan.
11.  Psikologi Rekayasa (Engineering Psychology)
             Dalam penggunaannya yang agak bersifat fleksibel dan komperhensif bagi faktormanusiawa dan rekayasa faktor manusiawi. Terutama masalahyang menyangkut faktor manusiawi banyak mendapat perhatian khusus dalam psikologi rekayasa, banyak dimanfaatkan ilmu profesi lainnya, termasuk anatomi, fisiologi, sosiologi, desain industri, arsitektur, serta macam-macam bidang teknik. Begitu luasnya istilah psikoogi rekayasa , kaang kala digunakan dalam artian luas yang secarapraktis mencangkup setiap kajian dalam psikologi industri, termasuk seleksi dan klasifikasi, training, motivasi, metode kerja, desain peralatan, serta lingkungan kerja.Walaupun psikologi rekayasadengan psikologi industribanyak persamaan yang sling berkaita, menurut Chapanis dalam Enggineering psychology (1976), keduanya dapat dibedaka dengan jelas dari sudut pendekatanya terhadap pekerjaan.berikut ini adalah tiga perbedaan yang tampak :
a)      Seorang ahli psikologi industri akan berusaha mencari kesesuaian antara pekerja dengan pekerjanya melalui seleksi, klasifikasi, training, dan rangsangan atau intensif. Sedangkan ahli psikologi rekayasa, ia akan berupaya menyesuaikan pekerjaan dengan orangnya, dengan cara merancancang prosedur kerja akurat, perlengkapan yang memadai, serta lingkungan kerja yang selaras.
b)      Psikologi rekayasa menitik beratkan pendekatan sistem terhadap masalah-masalah dalam pelaksanaan kerja. Orientasinya menyangkut semua bidang dari psikologi terapan.
Dari sisi lain, psikologi rekayasa modern memperluas lingkungan okupsional dengan menjangkau semua wilayah kehidupan sehari-hari, yaitu dengan meningkatkan evektivitas kerja, meminimalisir kelelahn, dan sebagainya.
12.  Psikologi Lingkungan
             Lingkungan berhubungan dengan proses belajar, yang mengunjuk pada efek kumulatif dari respon-respons individu terhadp rangsangan lingkungan individu dalam hidupnya. Karena itu, praktik pengasuhan anak , pendidikan disekolah, serta hubungan antarpribadi merupakan bagian-bagian utama dari lingkungan(Anastasi, 1989:337). Sebaliknya, bidang psikologi lingkungan , begitu pula hlnya bidang interdisipliner dari hubungan tingkah laku lingkungannya tertentudari lingkungan fisik termasuk lingkungan yang dibuat maupun yang natural(Wohlwill,1970)
13.  Psikologi Konsumen
             Membahas tingkah laku individu sebagai konsumen. Bidang psikologi in mulai dengan psikologi periklann  dan penjualan, objeknya adalh komunikasi yang efektif, baik dari pihak pbrik maupun distributor kepada konsumen (Anastasi, 1989:389)
14.  Psikologi Industri dan Organisasi (Industrial and Organizational)
             Didalam kajian ini, terdapat tiga bidang kajian psikologi industri dan organisasi (Landy,2000: 479) yaitu:
a.       Psikologi personalia
Menekankan pembuatan keputusan mengenai seleksi personalia, pelatihan, promosi, transfer pekerjaan, cuti, pemutusan hubungan kerja, kompensasi, dan sebagainya (Atkinson,1996:23; Landy,  2000: 479)
b.      Psikologi Industri dan Sosial Klinis
Berhubungan dengan penyesuaian timbal balik antara orang-orang dan lingkungan-lingkungan. Dalam hal ini, setiap pekerja diteliti tentang kemampuan menyesuaikan diri, motivasi, kepuasan, kinerja, kecenderungan untuk tetap bekerjadi perusahaan, dan tingkat absensi (Landy, 2000: 480). Psikologi ini berurusan dengan kesejahteraan psikologi para pekerja.
c.       Psikologi Sumber Daya Manusia dan Rekayasa Manusia
Psikologi ini menggunakan asumsi berkebalikan dari psikologi personalia, walaupun masalahnya, yakni bagaimana mencocokan individu dengan pekerjaannya. Akan tetapi psikologi sumber daya manusia bahwa orang sebagai konstanta atau faktor tetap, sedangkan lingkungan sebagai variabel atau faktor yang berubah. Kemudian para psikolog berupaya mengatur atau merancang lingkungan kerja agar cocok dengan kapastas dan keterbatasan manusia, yakni dengan memodifikasi standar operasi peralatan sesuai kapasitas operator. Dalam hal ini, kapasitas tersebut dapat sensorik , seperti keterampilan dan kecepatan bekerja, ketepatan melihat; kognitif seperti kecepatan menguasai tahapan produksi, pemberian informasi, dan sebagainya(Landy,2000:480)
2.2.2        Pendekatan dan Metode Penelitian Psikologi          
1.      Pendekatan
        Pendekatan dalam ilmu psikologi secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatankualitatif. Namun secara rinci Atkinson dan Hilgard (1996: 7-14) membagi psikologi atas lima pendekatan, yaitu :
a.       Pendekatan Neurobiologis
            Merupakan pendekatan yang kajiannya menitikberatkan pada pembahasan struktur otak manusia.
b.      Pendekatan Perilaku
            Merupakan pendekatan dengan cara mengamati perilaku manusia, bukan mengamati kegiatan-kegiatan bagian tubuh manusia.
c.       Pendekatan Kognitif
            Pendekatan kognitif merupakan studi ilmiah mengenai kognisi. Tujuannya adalah untuk mengadakan eksperimen dan mewujudkan teori yang menerangkan bagaimana proses mental disusun dan berfungsi.Akan tetapi, penjelasannya mengharuskan teori itu membuat ramalan mengenai setiap kegiatan yang dapat diamati, terutama perilaku.
d.      Pendekatan Psikoanalitik
            Pendekatan ini dikembangkan oleh Sigmund Freund, ahli psikologi Austria yang didasarkan atas studi kasus yag luas dari para pasien secara individual, bukan secara eksperimen. Dasar pemikiran pendekatan ini bahwa sebagian besar perilaku manusia adalah dari proses yang tidak disadari. Yang dimaksud proses tidak disadari adalah pemikiran, rasa takut, dan keinginan yang tidak disadari, tetapi berpengaruh terhadap perilakunya.
e.       Pendekatan Fenomenologi
            Pendekatan ini memusatkan perhatiannya pada pengalamn subjektif individu. Pendekatan ini, menekankan pemahaman kejadian atau fenomena yang dialami individu tanpa adanya beban prakonsepsi atau ide teoretis.
2.      Metode
        Jika kita telaah dari segi metode yang digunakan dalam psikologi, pada mulanya metode klasik psikologi terbatas pada metode introspeksi. Dalam metode ini mengacu pada observasi dan pencatatan pribai yang cermat mengenai persepsi dan perasaanya sendiri. Selanjutnya metode-metode psikologi berkembang dalam metode yaitu,
a.       Metode Eksperimen
            Metode ini banyak digunakan untuk menyeliiki besran pengaruh dari suatu penelitian yang diujicobakan. Ciri yang mencolok dalam metode ini adalah adanya perlakuan ataupun manipulasi terhadap suatu yang diteliti, apakah ada perbedaan yang signifikan antara kelompok treatment (perlakuan) atau tidak, jika dibandingkan dengan kelompok kontrol sebagai pengaruh treatment tersebut. Jika terdapat perbedaan signifikan sebagai pengaruh treatment, berarti apa yang dieksperimenkan benar-benar berpengaruh kuat terhadap sesuatu yang diujicobakan, begitupun sebaliknya.
b.      Metode Pengamatan (Observasi)
            Metode ini secara langsung mengamati terhadap sesuatu yang diteliti, baik perilaku binatang maupun manusia. Data yang diperoleh mencangkup pengamatan perilaku, pencatatan perubahan fisiologis, dan jawaban yang diperoleh untuk setiap pernyataan yng diajukan mengenai perasaan para subjek sebelum, selama dan sesudah adanya penelitian.
c.       Metode Survei
            Metode ini menggunakan kuesioner atau wawancara dalam ukuran sampel besar untuk mengetahui informasi, seperti pendapat politik , pilihan para konsumen, sebab-sebab mereka partisipatif/tidak partisipatif dalam pemilu, kebutuhan perawatan dan sebagainya.
d.      Metode Tes
            Metode ini digunakan untuk mengukur segala jenis kemampuan, seperti minat, bakat, inteligensi, sikap, maupun tes prestasi belajar.
e.       Metode Riwayat Kasus
            Metode penelaahan riwayat hidup secara ilmiah dikenal sebagai riwayat kasus, merupakan sumber data yang penting bagi para ahli psikologi dalam mempelajari setiap individu. Sebagian besar riwayat kasus dipersiapkan dengan cara merekonstruksikan riwayat hidup seseorang yang didasrkan pada kejadian dan catatan yang teringat. Metode riwayat kasus juga dapat didasarkan pada studi longitudinal.
2.2.3        Sejarah Perkembangan Psikologi
              Pada zaman Yunani kuno, Plato dan Aristoteles dianggap sebagai pelopor besar dalam psikologi. Plato (427-347 SM) yang beranggapan jiwa manusia terbagi atas dua bagian, yaitu jiwa rohaniah dan jiwa badaniah . Jiwa bersifat abadi,tidak pernah mati, sedangkan jiwa badaniah tidak.
              Sebelumnya usaha studi ilmiah yang sistematis terhadap psikologi telah dibangun, sebagaimana yang dilakukan pada cabang ilmu lainnya, dapat dikatakan telah muncul pada pertengahan abad ke-19. Pada tahun 1875, Wihelm Wundt (1832-1920) yang berhasil mendemonstrasikan sensasi dan presepsi  di Leipzig, bersamaan waktunya dengan William James , psikologi Amerika Serikat yang mndirikan laboratorium di Harvard.           
              Sedangkan untuk pengukuran psikomotorik diawali oleh Francis Galton (1822-1911), seorang ahli psikolgi Inggris yang memiliki hobi mengukur sesuatu yang meluas bahan latar belakang wanita yang dia temui dalam perjalanannya ke Afrika dengan menggunakan triagulasi akhirnya ia  dapat  membuatnya dapat mengukur tingkat inteligensi.
              Perkembangan ilmu psikologi menjadi pesat, terutama setelah adanya pengaruh psikologi Eksperinmental Wilhelm Wundt pada tahun 1879.
              Suatu perkembangan lainnya dalam sejarah psikologi ialah yang dipelopori oleh Sigmund Freund, seorang psikeater Austria (1856-1939).
              Peneliti terkenal dari Rusia adalah Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936). Pengkondisian Pavlovian atau klasikal membentuk berbagi gerak refleks, dimulai dengan stimulus yang belum menjadi kebiasaan dan respons yang belum menjadi kebiasaan , itulah gerak refleks.
              John Broadus Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Universitas Jhon Hopkins di Baltimore yang menangkap temuan Pavlov. Ia menyatakan dengan lantang tidak sekedar bahwa teori Pavlov itu benar, tetapi juga teori itu menjelaskan semua perilaku manusia.
              Pemikiran Burrhus Frederickc Skinner (1904-1990) agak berbeda dengan Watson. Ia menyatakan bahwa setiap makhluk hidup pasti menerima stimulan tertentu yang disebut sebagai stimulan penggugah.
        Sebelum itu psikologi diartikan sebagai studi mengenai kegiatan mental , datanya terutama diperoleh melalui observasi diri dalam bentuk instrospeksi (Atkinson, 1996:8). Disinilah Watson da Skinner berontak , bahwa metode instrospeksi tersebut dalam psikologi tidak ada gunanya. Ia menganggap bahwa psikologi adalh disiplin ilmu maka datanya harus dapat diamati dan terukur. Oleh karena itu, menurutnya hanya dengan  metode behavariorisme, psikologi menjadi lmu yang objektif.
2.2.4        Mazhab-mahzab Ilmu Psikologi
1.      Psikologi Eksperimental dan Klasik
        Istilah psikologi eksperinmental menurut Atkinson(1996:20) sebenarnya sebutan yang keliru karena para ahli psikologi dengan keahlian bidang lain pun melakukan eksperimen. Akan tetapi, kelompok ini biasanya terdiri dari para psikologi yang mempergunakan metode eksperimen untuk mempelajari bagaimana orang bereaksi terhadap rangsangan indra, memandang dunia ini, belajar dan mengingat, menjawab secara emosional, dan digerakkan untuk bertindak, baik oleh rasa lapar maupun oleh keinginan untuk sukses dalam hidup.
2.      Psikologi Psikoanalisis
Psikoanalisi adalah sebuah model perkembangn kepribadian, filsafat tentang manusia, dan metode psikoterapi. Sumbangan utama yang bersejarah dari teori dan dan praktik psikoanalisis meliputi:
a)      Kehiduapan mental individu menjadi daat dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia dapat diterapkan pada perbedaan penderitaan usia.
b)      Tingkah laku diketahui seiring ditentukan oleh faktor-faktor tidak sadar.
c)      Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian di masa dewasa.
d)     Teori psikoanalitik menyediakan kerangkan kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dala mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan kecemasan
e)      Pendekatan psikoanalitik telah memberikan cara-cara mecari keterangn dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi, resistensi, dan transferensi. (Corey,1995: 13)
3.      Psikologi Behaviorisme
        Behaviorisme adalah posisi filosofi yang mengatakan bahwa untuk menjadi ilmu pengetahuan , psikologi harus memfokuskan perhatiannya pada sesuatu yang dapat diteliti, yaitu lingkungn dan perilaku, daripada fokus pada apa yang tersedia dalam individu, seperti persepsi, pikiran, berbagi citraan dan perasaan sehingga tidak akan pernah dapat menjadi ilmu pengetahuan yang objektif(Boeree, 2005:385)
4.      Psikologi Gesalt
        Berbeda dengan Behaviorisme Wtson bahwa teori Gesalt menekankan pentingnya prses menta. Dasar teori ini ialah bahwa subjek tersebut mereaksi pada keseluruhan kesatuan yang bermakna (Koffka,1935:141).
5.      Humanistik-Eksistensialisme-Fenomenologis
        Dalam penelitiannya Maslow lebih menekankan pada hasil-hasil penelitain orang orang sehat dan kreatif , tentunya berbeda dengan Goldstein dan Angyal yang meletakkan dars pandangan mereka pada penelitian tentang orang orang cedera otak atau gangguan jiwa. Ia berpendapat bahwa psikologi lebih banyak memikirkan kelemahan manusia dari pada kekuatannya dan psikologi semata-mata meneliti dosa dan mengabaikan kebaikan.
6.      Psikologi Kognitif
        Mengacu pada upaya pemahaman berbagi bentuk instrumen observasi empirik sistematis manusia yang selanjutnya dikonstuksikan menjadi serangkaian teori (Richardson, 2000:127). Kelahiran psikologi kognitif tersebut dipengaruhi oleh dua tradisi :
a)      Psikologi kognitif sebagai perkembangn alamiah dari apa yang disebut sebagai psikologi eksperinmental yang selanjutnya merangkum metodologi perilaku yang mendomimasi riset psikologi pada abad-20.
b)      Psikologi kogitif berkembang setelah PD II, pada awalnya dimaksudkan untuk mencarai pemecahan masalah diseputar interaksi antara manusia dan mesin (Richardson, 2000:128)
2.2.5        Konsep Psikologi
1.      Motivasi
        Adalah suatu keadaan dan ketegangan individu yang membangkitkan dan memelihara serta mengarahkan tingkah laku yang mendorongmenuju suatu tujuan untuk mencapai suatu kebutuhan(Chaplin,1999: 310; Thoha,1993:180-181)
2.      Konsep Diri
        Merupakan penilaian tentang dirinya oleh orang lain yang menyangkut aspek physical, preceptual dan attitudinal(fisik, presepsi dan kesikapan). Menurut Gecas(2000:955), ada tiga motivasi penguatan diri atau motivasi hargadiri;motivasi kemampuan diri; motivasi konsistensi diri.
3.      Sikap
        Konsep sikap merujuk pada masalh yang lebih banyak bersifat evaluantif afektif terhadap suatu kecenderungan atas reaksi yang dipilihnya. Sikap pun menunjukkan penilaian kita apakah bersikap positif ataupun negatif terhadap bermacam macam entitas, misalnya individu, kelompok, objek, tindakan, dan lembaga (Manis, 2000:49)
4.      Persepsi
        Persepsi mengacu pada mekanisme yang menjad alat kita menyadari dan memproses informasi tentang stimuli ataupun dunia eksternal, baik itu yang menyangkut kualitas kognitif maupun afektif.
5.      Frustrasi
        Frustrasi merupakan suatu reaksi emosional yang disebabkan oleh gagal atau terhalangnya pencapaian tujuan yang diharapkan.
6.      Sugesti
        Merupakan bagian dari bentuk interaksi sosial yang menerima dengan mudah pengaruh orang lain tanpa diseeksi dengan pemikiran yang kritis.Tanpa menggunakan kekuatan fisik atau paksaan.
7.      Prestasi
        Merupakan pencapaian atau hasil yang telah dicapai yang memerlukan suatu kecakapan/keahlian dalam tugas-tugas akademis maupun non akademis (Chaplin,1993:310)
8.      Crowding (Kerumunan Massa)
        Merupak suatu kumpulan orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama walaupun mungkin tidak saling mengenaldengan emosi-emosi yang mudah dibangkitkan dan tidak kritis(Chaplin 1999:118).
9.      Imitasi
        Merupakan salah satu proses interaksi sosial yang banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan meniru perbuatan ornag lain secara disengaja.
10.  Kesadaran
        Memiliki makna inti yang merujuk pada suatu kondisi ataupun kontinum dimana kita mampu merasakn, berfikir, dan membuat persepsi(Wright,2000:162)
11.  Fantasi
         Merujuk pada kapasitas manusia yang luar biasa dalam memberikan sosok pada sesuatu yang sesungguhnya tidak ada, kemudian melegkapinya dengan aneka pengandaian, baik itu secara spontan maupun sengaja (Janjens,1977)
12.  Personalitas
        Merupakan ssebuah konsep samar yang mencangkup seluruh karakteristik psikologiyang membedakan seseorang dengan yang lainnya (Colman, 2000:745)
13.  Pikiran
        Istilah mind atau  pikiran berasal dari bahasa Teutonic kuno, yaitu gamundi yan artia berfikir, mengingat, bermaksud, atau intend(Valentine:2000:667).
14.  Insting dan Naluri
        Merupakan dorongan biologis pada suatu impuls untuk melakuakn tindakan tertentu tanpa kesadaran yang sifatnya turunan atau bawaan dengamn mengabaikan pengalamn hidup maupun hasil belajar.
15.  Mimpi
        Merujuk pada suatu aktivitas sederetan tamsil simbolik, ide, gagasan, hasrat terpendam, kebutuhan dan konflik yang saling bertalia dan berlangsung selama tidur, selama dikuasai oleh obat bius maupun selama dalam kondisi terhipnotis (Chaplin,1999:147). Pendapat ini disempurnakan oleh Crick dan Mitchison (1983) yang menyatakan bahwa mimpi berfungsi sebagai proses belajar atau pengingatan atas hal-hal yang penting yang dialami masa sebelumnya. Begitupun Hennevin da Leconte (1971) berpendapat bahwa mimpi berfungsi menghimpun informasi.
2.2.6        Generalisasi Psikologi
1.      Motivasi
        Motivasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan dapat berlangsung baik disadari maupun tidak disadari. Sebab sebagai manusia sering terjadi bahwa kita selalu sepenuhnya menyadari akan sebab dan akibat yang ditimbulkan dari tindakan itu.
2.      Konsep Diri
        Konsep diri bagi seseorang adalah konsep diri yang positif. Artinya , penilaian tentang dirinya secara internal maupuneksternal adalh seimbang dan valid. Sebaliknya seorang yang sombong tidak sesuai antara penilaian dirinya secara internal dengan eksternal yang suka membual adalah konsep diri yang negatif
3.      Sikap
        Sebuah sikap sering kali didefinisikan sebagai tendensi untuk bereaksi secare menyenangkan ataupun tidak menyenangkan terhadap sekelomok stimuli yang ditunjuk , misalnya suatu kelompok etnis, kelompok bangsa, adat istiadat adatu lembaga ( Anastasi dan Urbina, 1997 :42)
4.      Persepsi
        Persepsi seseorng tentang posisi suatu benda tertentu , memiliki nilai yang lebih objektif dibanding jika kita bertanya tentang sikap seseorang terhadap partai politik tertentu. Akan tetapi, persepsi seseorang pun dapat keliru manakala individu mengalami ilusi, dimana ia mengalami gangguan pengamatan yang tidak  sesuai dengan pegindraan sehingga ketika mekanisme normal diaktifkan tidak mampu menangkap stimuli sebenarnya secara akurat.
5.      Frustrasi
        Frustrasi yang disebabkan oleh ketidakadilan(bersifat arbitrer), lebih erat hubunganya dengan terjadinya agresi , dibanding frustrasi nonarbitrer justru reaksinya dapat menarik diri dari pergaulan menjadi depresi (Krahe,2005:56; Berkowitz,1995:47)
6.      Sugesti
        Berlangsungnya proses sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda kekalutan emosi dan sedang terhambat daya pikirnya seseorang secara rasional. Akan tetapi juga dapat terjadi oleh sebab yang memberikan pandangan tersebut adalah orang yang dianggap berwibawa dan otoriter ataupun karena faktor suara mayoritas (Soekanto,1986:52-53)
7.      Prestasi
        Masyarakat yang memiliki tingkat prestasi memiliki tingkat kebutuhan berprestasi, umumnya akan menghasilkan jiwa wiraswastawan yang lebih bersemangat dan selanjutnya akan menghasilkan perkembangn ekonomi yang lebih cepat , dibandingkan dengan kelompok yang memiliki tingkat kebutuhan untuk berprestasi tersebut, pada umumnya merupakan hasil yang dibangun oleh pengalaman sosial sejak masa kanak-kanak, serta bukan sesuatu yang tiba-tiba.
8.      Crowding (Kerumunan Massa)
        Kerumunan masa sering merefleksikan perbuatan-perbuatan primitif yang destruktif, walaupun pada hakikatnya tidak selalu merepresentasikan perbuatan negatif itu.
9.      Imitasi
        Menurut Gabriel Tarde, masyarakat tidak lain adalah pengelompokan manusia, dimana individu yag satu mengimitasi yang lain, dan sebaliknya. Bahkan, masyarakat baru menjadi masyarakat sebenarnya apabila manusia mulai mengimitasi kegiatan-kegiatan manusia lainnya. Menurut Tarde, La sosiete c’es l’imitasion(Gerungan,2000:32)
10.  Kesadaran
        Bukti-bukti medis  menunjukkan bahwa kesadaran seseorang sangat bergantung dari fungsi otak tertentu.Jika korteks bagian kanan yang rusak , pasien cenderung mengalami sindrom yang dinamak pengabaian unilateral. Dalam kasus ini pasien dapat kehilangn kesadaran diri yang merusak daya imajinasi maupun pemahaman dunia nyata (Bisiach dan Luzzatti,1978)
11.  Fantasi
        Pemanfaatn dunia fantasi dalam dunia seni sudah lama merupak sumber lahirnya puisi drama dan lukisan. Akan tetapi , baru sejak abad ke-20 fenomena tersebut menjadi kajian ilmiah formal dalam psikologi (Singer,2000:343)
12.  Personalitas/Kepribadian
        Kepribadian mencangkup usaha-usah menyesuaikan diri yang beraneka ragam , namun khas yang dilakukan oleh individu. Karena itu, kepribadian sering diidentikkan dengan aspek-aspek unik atau khas dari tingkah laku. Merupakan istilah untuk menunjuk pada hal-hal khusus tentang individu dan yang membedakaanya dari semua orang ( Hall dan Lindzey,1993:27)
13.  Pikiran
        Manusia sebagai makhluk rasional yang beragam dan berbudaya, semestinya pikirannya mampu mengendalikan perilakunya sehari-hari. Bukan sebaliknya, perilaku mengendalikan pikiran (Valentine,2000:668)
14.  Insting/Naluri
        Bagi Charles Darwin maupun Sigmund Freud, agresi dan kekerasan jika ditelusuri asal muasalnya merupakan bagian integral dari seleksi alam yang kompetitif ataupun insting sebagai pertahanan naluri kehidupan maupun naluri kematian sebagai makhluk manusia. Berdeda dengan Mazhab behavioristik seperti John B.Watson bahkan Albert Bandura bahwa agresi dan kekerasn adalah hasil pembiasaan dan pembelajaran yang bersifat eksternal dari pengaruh-pengaruh lingkungan yang deterministik.
15.  Mimpi
        Studi tentang mimpi menjadi keluar dari kepustakaan dunia ilmu-ilmu sosial. Padahal jika ditelaah lebih jauh, mimpi memiliki multifungsi untuk kepentingan manusia sekarang dan mendatang (Cartwright,2000:240)
2.2.7        Teori Psikologi
1.      Teori Agresi Psikoanalisis Sigmund Freund
        Inti dari teori tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
a)      Perilaku agresif manusia pada dasarnya didorong oleh dua kekuatan dasar yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari sifat manusia, yakni insting/naluri kehidupan dan insting/naluri kematian.
b)      Eros, mendorong orang mencari kesenangan dan kenikatan untuk memenuhi keinginan. Sedangkan thanatos diarahkan pada tindakan-tindakan destruktif diri serta perasaan berdosa/ bersalah.
c)      Karena sifat analogistiknya, kedua insting/naluri itu merupakan konflik intrafisik yang berkelanjutan yang hanya dapat diatasi dengan mengalihkan kekuatan dengan orang yang bersangkutan kepada orang lain.
d)     Satu alternatif  yang mungkin dapat dilakukan katarsis(pelepasan) yang dapat dilakukan melalui humor maupun menyalurkan agresi terhadap benda-banda tiruan, serta berolahraga yang menunjukkan permainan keras.
2.      Teori Disonansi Kognitif Festinger
        Disonansi adalah hubungan dua eemen yang disertai suatu penyangkalan. Sebagai contoh jika seseorang dipukul seharusnya ia kesakitan, tetapi jika ada orang yang dipukul tidak kesakitan maka terjadilah hubungan disonansi. Adapun isi pokok teori disonansi kognitif tersebut sebaga berikut.
a)      Antar elemen-elemen kognitif mungkin terjadi hubungan yang tidak pas yang menimbulkan disonansi(kejanggalan) kognitif.
b)      Disonansi kognitif menimbulkan desakn untuk mengurangi disonansi tersebut dan menghindari peningkatannya.
c)      Hasil dari desakan itu terwujud dalam perubahan-perubahan pada kognisi.
d)     Perubahan tingkah laku dan menghadapkan diri pada beberapa informasi tentang pendapat baru yang sudah diseleksi terlebih dahulu.
3.      Teori Kepribadian Erich Fromm
        Secara singkat, teori kepribadian yang digagas Fromm sebagai berikut.
a)      Kebebasan manusia semakin luas , menempatkan manusia merasa semakin kesepian, dengan kata lain kebebasan menjadikan keadaan yang negatif dimna manusia melarikan diri.
b)      Manusia selalu berusaha memecahkan kontradiksi-kontradiksidasar yang ada padanya.
c)      Aspek individu, yakni aspek binatang dan aspek manusia merupakan kondisi-kondisi dasar eksistensi manusia, yang berasumsi bahwa : “Pemahaman tentang psikhe manusia harus berdasarkan analisis tentang kebutuhan manusia yang berasal dari kondisi eksistesinya.
d)     Kepribadia seseorang akan berkembang menurut kesempatan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu.
e)      Sebagai manusia tidak lepas dari pasangan tipe karakter nekrofilus dan biofilus. Nekrofilus adalah orang yang tertarik pada kematian dan Biofilus adalah orang yang mencintai kehidupan.
f)       Sekarang ini lima tipe masyarakat sudah demikian menggejala , berbea dengan masa-masa sebelumnya, seperti reseptif, eksplotatif, penimbunan, pemasaran, dan produktif.
g)      Ia yakin dengan proposisi-proposisi sebagai berikut: manusia memiliki kodrat esensial bawaan ;masyarakat diciptakan oleh manusiauntuk memenuhi kodrat esensial ini; tidak satupun bentuk masyarakat yang pernah diciptakan berhasil memenuhi kebutuhan dasar eksistensi manusia; adalah mungkin menciptakan masyarakat itu.
h)      Masyarakat yang didambakan adalah sosialisme komunitarian humanistik.
4.      Teori Deprivasi Relatif  Gurr
        Ringkasan teori Gurr sebagai berikut.
a)      Dengan mendefinisikan deprivasi relatif sebagai hasil dari proses perubahan harapan dan kemampuan untuk memenuhi harapan itu maka bentuk deprivasi dapat dibeaka berdasarkan pola-pola perubahan.
b)      Ketidakpuasan menciptakan potensi untuk kekerasan politik. Tiga kelompok faktor yang memperantarai potensi untuk kekerasan politik dan kekerasan aktual yaitu justifikasi normatif untuk kekerasan; justifikasi kemanfaatan untuk kakerasan; keseimbangan antara sumber-sumber daya koersif dan intitusional dari pemberontakan versus pemerintahan / negara.
5.      Teori Kecerdasan Majemuk Howard Gardener
        Baginya kecerdasan dapat ditambah jumlahnya, jika memenuhi sebagian besar kriterianya. Jumlah kecerdasan kurang penting dari pada kemajemukan kecerdasan, dan bahwa tiap manusia memiliki campuran kekuatan serta kelemahan kecerdasan yang unik.



2.3  Ruang Lingkup Politik
2.3.1        Pengertian, Karakteristik, dan Ruang Lingkup Politik
         Istilah politik (politics) sering dikaitkan dengan bermacam-macam kegiatan dalam sistem politik ataupun Negara yang menyangkut proses penentuan tujuan sampai dalam dalam melaksanakan tujuan tersebut. Di samping itu, juga menyangkut pengambilan keputusan (decision making) tentang apakah yang menjadi tujuan sistem politik yang menyangkut seleksi antara beberapa alternatif serta penyusunan untuk membuat skala prioritas dalam menentukan tujuan-tujuan itu.Menurut Brendan O’Leary (2000; 788) ilmu politik merupakan disiplin akademis, dikhususkan pada penggambaran, penjelasan, analisis dan penilaian yang sistematis mengenai politik  dan kekuasaan.
         Menurut kaum institusionalis (intitusional approach)
·         Roger F. Soltau (1961: 4), ilmu politik adalah kajian tentang negara, tujuan-tujuan Negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu; hubungan Negara dengan warga negaranya serta dengan Negara-negara lain.
·         J. Barents (1965: 23), ilmu politik adalah ilmu tentang kehidupan Negara yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat; ilmu politik mempelajari Negara-negara itu melakukan tugas-tugasnya.
                               Menurut kelompok  pendekatan kekuasaan (power approach)
·         Harold Laswel, W.A. Robson, maupun Deliar Noer. Laswel (1950: 240). ilmu politik sebagai disiplin empiris pengkajian tentang pembentukan dan pembagian kekuasaan, serta tindakan politik  seperti yang ditampilkan seseorang dalam perspektif kekuasaan.
·         Robson (1954: 24). ilmu politik adalah ilmu yang memfokuskan dalam masyarakat, yaitu sifat hakiki, dasar, proses, ruang lingkup, dan hasilnya.
Menurut kelompok pendekatan pengambilan keputusan (decision making approach)
·         Joyce Mitchell (1969: 4-5). ilmu politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijakan public untuk suatu keseluruhan masyarakat.
·         Karl W. Deutsch (1970: 5). Politik adalah pembuatan keputusan oleh alat-alat politik.
Menurut kelompok pendekatan (public policy / belied approach)
·         Hogerwerf (1972: 38-39). Objek  dari ilmu politik adalah kebijaksanaan pemerintah, proses terbentuknya, serta akibatnya.
·         Easton (1971: 128). Ilmu politik adalah studi tentang terbentuknya kebijaksanaan umum.
     Menurut kelompok pendekatan pembagian (distribution approach)
·         Harold Laswel (1950: 128). Politik adalah masalah siapa mendapat apa, kapan,dan bagaimana?.
·         David Easton (1965). Sistem politik adalah keseluruhan dari interaksi yang mengatur pembagian nilai secara autoritatif (berdasarkan wewenang) untuk dan atas nama masyarakat.
·         Robert Dhal (1970: 4). Ilmu politik membahas tentang hubungan manusia yang kokoh, dan melibatkan secara cukup mencolok, kendali, pengaruh, kekuasaan, dan kewenangan.
Ruang lingkup disiplin ilmu politik kontemporersangat luas. Menurut O’Leary (2000: 794) subbidang utama dari penyelidikan ilmu politik meliputi: pemikiran politik, teori politik, lembaga-lembaga politik, sejarah politik, politik perbandingan, ekonomi politik, administrasi public, teori-teori kenegaraan, hubungan internasional.
1.      Pemikiran politik
           Subbidang ini merupakan akumulasi bangunan teks dan tulisn para filsuf besar yang membingkai pendidikan intelektual kepada banyak mahasiswa ilmu politik.  Di antaranya karya-karya besar para pemikir sejak zaman plato dan aristoteles, zaman pertengahan dan awal modern karya-karya Aquinas, Agustine, Hobbes, Locke, Hegel, Marx, Tocqueville, dan Mill (O’Leary, 2000: 788). Dalam perkembanganya, norma tersebut banyak dikritik berulang kali karena dianggap bersifat etnosentrisme, mengingat mengabaikat tradisi filsafat non-Barat yang sudah berkiprah sebelum dan bersamaan dengan peradaban barat serta bersifat patriarkat (Oikin, 1980: Pateman,1988).
           Memang para penafsir pemikiran politik selalu punya alas an yang berbeda dalam hal memberikan perhatian yang rinci terhadap teks-teks klasik. Sebagian berpendapat bahwa ilmu-ilmu klasik menyimpan kebenaran yang permanen, kendati mereka berbeda pendapat dengan penulis-penulis tertentu.Inilah tugas pendidik untuk meneruskan kebenaran tersebut kepada generasi selanjutnya.Kelompok ini contohnya Leo Strauss yang bersikukuh bahwa ilmu-ilmu klasik mengandung kebenaran abadi, tetapi semua itu hanya dapat diakses oleh kalangan elite yang berperadaban (O’Leary, 2000: 289).
2.      Teori politik
           Para ahli teori politik biasanya memiliki gaya-gaya tersendiri, kendati memiliki cirri umum yang bersifat normatif dalam orientasi teori politiknya yang telah lama berovolusi.Sebagai contoh, menurut O’Leary (2000: 789), teori politik Aglo-Amerika kontemporer, biasanya memiliki cita rasa dedukatif dan analisis.Mereka menyampaikan secara akurat dengan pendekata logika matematika dari tema-tema dalam karya klasik. Alas an mereka sederhana, karena tugas mereka adalah untuk menjelaskan konseptual tentang makna-makna konsep kunci yang kemungkinan kontradiktif, seperti demokrasi, kebebasan, hukum, legitimasi, persamaan, HAM, dan sebagainya. Akan tetapi, perhatian utama mereka adalah pertanyaan-pertanyaan normative, seperti memangnya apasih keadilan itu?Inilah persoalan yang sering muncul dewasa ini, sebagaimana ditulis John Rawls dalam A Theory of justice (1971), dimana bagi kaum liberal memuja buku ini sebagai solusi bagi ketegangan diantara kebebasan dan kesetaraan.Sebaliknya, bagi kaum konservatif memandangnya sebagai tuntutan bagi pemerintah aktif, sedangkan kaum radikal memandangnya sebagai ekspresi ideologis tentang Negara kesejateraan liberal (Losco dan Williams, 2005: 991).
3.      Lembaga-lembaga politik
           Merupakan kajian terhadaplembag-lembaga politik, khususnya peranan konstitusi, eksekutif, birokrasi, yudikatif, partai politik, dan sisitem pemilihan, yang mula-mula mendorong pembentukan formal jurusan-jurusan ilmu politik dibanyak universitas di akhir abad ke-19 (Miller, 2002: 790).Sebagian besar ereka tertarik pada penelusuran asal usul dan perkembangan lembaga-lembaga politik dan memberikan deskripsi-deskripsi fenomena logis; memetakan konsekuensi-konsekuensi formal dan procedural dari institusi-institusi politik.
4.      Sejarah politik
           Banyak para ilmuwan politik yang menjelaskan tentang sejarah politik walaupun sering bias terhadap sejarah kontemporer pada umumnya mereka percaya bahwa tugas ilmuwan politik menawarkan penjelasan retrodiktif. Mereka yakin bahwa kebenaran terletak pada arsip-arsip pemerintah (O’Leary, 2000: 790).
Selain itu, secara garis besar politik cenderung terbagi dua kubu:
a.       Hight politics (politik tinggi), yaitu yang mempelajari perilaku politik para pembuat keputusan elite, mereka percaya bahwa kepribadian dan mekanisasi para elite politik adalah kunci pembuat sejarah.
b.      Low politics (politik bawah), atau politik dari bawah, mereka percaya bahwa perilaku politik massa mereka memberikan kunci untuk menjelaskan episode-opisode politik utama, seperti halnya beberapa revolusi yang terjadi.
5.      Politik perbandingan
           Merupakan asumsi dari para ilmuwan politik bahwa focus perbandingan memberikan satu-satunya cara untuk menjadi ilmu sosial murni. Sebab bagi ilmuwan politik dalam pandanganya bahwa ilmu politik berkaitan dengan upaya membangun hukum-hukum universal atau generalisasi yang dapat memberikan penjelasan fenomena poltik yang tepat dan teruji.
6.      Ekonomi poltik
           Subbidang ini bertolak dari suatu pemikiran bahwa teori perilaku politik sebagaimana teori perilaku ekonomi, harus bermula dari premis sederhana tentang manusia yang suka membangun perdiksi dari perilaku mereka.Bagi para eksponen pilihan rasional, pengujian suatu teori yang baik terletak pada daya prediksinya, bukan pada kebenaran asumsinya.Disinilah letak hubungan ilmu politik dan ekonomi, dimana manusia tidak pernah puas menggapai keoentingan diri yang rakus tersebut.Pemikiran yang demikian telah menggerakkan literatur uang ekstensif, misalnya tentang ekonomi poltik lingkaran bisnis, dimana para ahli teori mencoba memprediksibagaimana para politisi memanipulasi alat-alat perekonomian untuk membangun atau menciptakan hubungan politik (Tufte, 1978).
7.      Administrasi public dankebijakan umum
           Administrasi public dan kebijakan umum, keduanya merupakan cabang empiris dan normatif dari ilmu politik yang tumpang tindih dengan hukum dan ekonomi.Mengapa demikian? Karena administrasi public memusatkan perhatianya pada susunan institusional profinsi pelayanan public, dan secara historis berkenaan dengan kepastian administrasi yang bertanggung jawab dan adil, sedangkan para ahli kebijakan public menganalisis formasi dan penerapan kabijakan-kebijakan, serta memberikan manfaat normative dan empiris terhadap argument-argumen yang digunakan untuk menjustifikasi kebijakan-kebijakan tersebut.
8.      Teori kenegaraan
           Teori ini sering diduga merupakan teori politik yang paling padu dalam memberikan perhatian bagi teori politik kontemporer, pemikiran politik, administrasi public, kebijkan public, sosiologi politik, dan hubungan internasional (O’Leary, 2000: 794). Hal ini dapat dipahami, mengingat kebanyakan ilmu politik kontemporer memfokuskan pada organisasi Negara dalam sistem demokrasi liberal. Dalam hal ini, demikrasi liberal sebagai bagian dari jawaban terhadap perkembangan kegiatan Negara dalam demokrasi kapitalis barat, yang pada abad ke-20 telah terlihat fungsi-fungsi Negara melebar melampaui inti minimal pertahanan, keteraturan, dan pembuatan hukum serta perlindungan terhadap agama dominan hingga meliputi manajemen dan regulasi ekonomi seta sosial yang ekstensif (O’Leary, 2000: 795).
9.      Hubungan internasional
           Sebenarnya jika hubungan antar Negara merupakan hubungan internasional, jelas istilah tersebut sangat menyesatkan bagi subdisiplin ilmu politik yang memfokuskan pada hubungan lintas Negara dan internegara dalam diplomasi, transaksi ekonomi, serta perang maupun damai. Asal usul hubungan internasional terdapat dalam karya para teolog, yang mengajukan argument tentang kapan dan bagaimana perang itu dianggap adil, seperti karya Grotius, Pufendorf, dan Vattel yang mencoba menyatakan bahwa ada hukum bangsa-bangsa yang sederajat dengan hukum domestic Negara-negara, dab karya-karya para filsuf politik, seperti Rousseau dan Kant, yang membahas kemungkinan perilaku moral dalam perang dan kebutuhan akan tatanan internasional yang setabil dan adil (O’Leary, 2000: 794).
Beberapa bidang kajian ilmu politik secara tematis yang berkembang dewasa ini demikian luas dan banyak ragam, seperti psikologi politik, pluralisme politik, budaya politik, ekonomi politik, antropologi politik, politik etnik, rekrutmen politik, partai politik, perwakilan politik dan birokrasi politik.
2.3.2        Pendekatan, Metode, Teknik, dan Ilmu bantu Politik
1.      Pendekatan
          Kajian ilmu politik dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Seperti yang sebelumnya telah dikemukakan bahwa dalam pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, bersifat analitik, menekankan proses, bersifat induktif, dan menurut W.R. Torbert sering disebut sebagai collaborative inquiri (Torbert, 1981: 141-151).
          Sedangkan pendekatan kuantitatif mencoba untuk memelihara diri mereka dari pengaruh koleksi data. Instrumenya yang variasi, seperti psycometic  yang dibentuk mapan melalui tes; menguji dan menstandardisasi daftar observasi, baik wawan cara terbuka maupun tertutup; menggunakan metode stastistik untuk meneliti data dan menyimpulkan sebagai hasil penelitian.
2.      Metode
          Semakin cepat kita menggunakan metode dan teknik dalam ilmu politik maka akan semakin baik dalam menghampiri kenyataan politik seperti ilmu-ilmu sosial pada umumnya, dalam metode penelitian yang digunakan dalam ilmu politik menyangkut metode induksi dan deduksi. Metode induksi adalah serangkaian strategi ataupun prosedur penarikan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan proses pemikiran setelah mengkaji peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus atas dasar fakta teoritis yang khusus ke yang umum. Metode deduksi adalah kebalikan dari metode induksi.Dalam menggunakan metode ini merupakan serangkaian strategi ataupun prosedur dengan penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum ke yang khusus, dan biasanya penelitian yang demikian banyak dilakukan dalam pendekatan kuantitatif.
3.      Teknik
          Teknik banyak digunakan dalam ilmu politik sebenarnya banyak ragamnya seperti metode field work, investigation, questionare, sampling interview, opinionnaire, participant observe, schedule, direct observation,case study, dan action research.   
4.      Ilmu bantu
          Adapun beberapa ilmu bantu yang digunakan dalam kajian politik diperlukan sekali peran dan konstribusi dari berbagai ilmu sosial lainya, seperti sejarah, filsafat, sosiologi, antropologi, ekonomi, psikologi sosial, geografi, dan hukum.
2.3.3        Tujuan dan Fungsi Ilmu Politik
         Dalam beberapa hal, ilmu politik memiliki sifat ambigu, mendua, dan paradoks. Dalam ilmu politik terkandung rasa campuran antara ingin tahu, menarik, jijik, bernafsu, serakah, dan sifat-sifat bergalau dengan negatif. David Apter dalam bukunya yang berjudul Introduction to Political Analysis, menganalogikan ilmu politik dengan seks (Apter, 1996: 5). Sebagaimana seks, politik menjadi suatu pokok kajian yang dihindari dalam masyarakat yang sopan. Akan tetapi, sebagaimana kita butuh akan keindahan, kesenagan, kekuasaan, dan keagungan sebagai pemimpin dan penakluk dimuka bumi ini, kita perlu tahu dan merasakan hal-hal yang terlarang pada satu masalah, kit pun membutuhkan kontroversi dari apa yang salah lain. Tidak aneh jika dalam mempelajari ilmu poltik membangkitkan perasaan-perasaan yang mendalam, seperti rasa cinta, setia, bangga,sekaligus rasa jijik, benci, malu, dan marah. Setidaknya secara umum terdapat tiga makna tujuan mempelajari ilmu politik.
1.      Perspektif Intelektual
          Sebagaimana kita maklumi bahwa sebenarnya tujuan politik adalah tinakan politik. Untuk mencapainya, diperlukan pembelajaran untuk memperbesar kepekaan pembelajar sehingga ia dapat bertindak. Agar dapat bertindak dengan baik secara politik, orang perlu mmpelajari asas dan seni politik dan nilai-nilai diwujudkan dalam lembaga-lembaga, serta taktik ataupun strategi apa yang digunakan untuk bertindak? Dengan demikian, orang belajar bagaimana kekuasaan dapat dijinakkan oleh Prometheus, dan diabdikan kepada tujuan manusia yang positif. Sebagai contoh, Plato dan Aristoteles di akademi-akademi Yunani, dan juga mereka sangat terlibat dalam politik praktis. Begitu pun sebelumnya, Socrates sebagai lambang guru politik yang aktif, ia meninggal karena tekanan-tekanan politik praktis penguasa Yunani kuno.
2.      Perspektif Politik
          Maksudnya adalah bahwa pandangan intelektual mengenai politik tidak banyak berbeda dengan pandangan politisi. Bedanya jika politisi lebih bersifat “segera” (yang ada kini dan di sini, daripada hal-hal yang teoritis), sedangkan intelektual dapat menjadi politisi jika ia mampu memasukkan masalah politik dalam pelayanan suatu kepentingan ataupun tujuan. Sebagai contoh, sebuah kasus dengan adanya sitem pemilihan langsung di Indonesia, banyak intelektual yang tersedia menjadi angoota calon legislatif dan eksektif pusat dan daerah. Dengan kampanye yang bergaya “operator mendadak”, dalam waktu singkat mereka mempersiapkan dan menggunakan strategi itu dari yang biasanya sangat teoritis mendadak berubah ke dalam suatu kerangka kerja yang bersifat praktik. Hal itu mirip dengan apa yang dinyatakan Robert Dahl (1967: 1-90) bahwa dalam waktu singkat mereka telah menjadi politisi.
3.      Perspektif Ilmu Politik
          Dalam hal ini, politik dipandang sebagai ilmu. Ia menilai poltik dari sisi intelektual dengan pertimbangan kritis serta memiliki kriteria yang sistematis. Pendirian ini memandang terhadap kebutuhan ke depan, untuk meramalkan akibat tindakan politik maupin kebijaksanaan para politisi. Jika para politisi memandang politik sebagai pusat kekuasaan publik, kaum intelektual memandang politik sebagai perluasan pusat moral dari diri. Dengan demikian, politik sebagai ilmu menaruh perhatian pada dalil-dalil, keabsahan, percobaan, hukum, keragaman, dan pembentukan asas-asas yang universal (Apter, 1996:21)
2.3.4        Sejarah Perkembangan Politik
         Lahirnya ilmu politik secara formal memang sejak abad ke-19, namun sengat beragam dari mana memulai lahirnya ilmu politik itu. Menurut Budiardjo (2000: 2), secara resmi politik diakui sebagai disiplin ilmu sejak berdirinya Ecole Libre des science politiques di paris tahun 1870, dan London School of Economic and political sciencetahun 1895, lain lagi dengan David E. Apter yang menulis buku Introduction to Political Analysis, dimana ilmu ini sangat bercorak amerika.
         Padahal secara embrio yang lebih luas dan secara originalitas, pembahasan tentang negara sudah ada sejak 450 SM di Yunani kuno. Seorang ahli sejarah Herodotus (480-430 SM), maupun filsuf-fisuf ternama Yunani seperti Plato (420-347 SM), karya-karyanya Politeia (tentang politik), Krinton (tentang ketaatan terhadap hukum), dan Aristoteles (384-332 SM) sudah banyak berbicara tentang filsafat politik. Begitupun filsafat Cina kuno Khung Fu-Tze/ Confucius (551-479 SM), Meng-Tze (Mencius), dan Li-Tze (350 SM) seorang aliran perintis legalitas telah banyak berbicara tentang politik.
2.3.5        Hubungan Politik dengan Ilmu-ilmu sosial lainnya
1.      Hubungan sosiologi dengan politik
          Keterkaitanya dapat dilihat pada hubungan dimana sosiologi banyak membantu memahami latar belakang, susunan, dan pola kehidupan sosialdari berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat (Budiardjo, 2000: 20), sebab dengan menggunakan pengertian konsep, generalisasi, serta teori ilmu sosiologi, para ahli ilmu politik dapat mengetahui sampai di mana susunan dan stratifikasi sosial ini dapat mempengaruhi ataupun di pengaruhi oleh policy decisions (keputusan, kebijakan), sources of political authority  (sumber-sumber kewenangan politik), social change (perubahan sosial), social control (kontrol sosial), maupun political legitimacy (corak dan sifat keabsahan politik) (budiardjo, 2000: 20).
2.      Hubungan Antropologi dengan politik
          Hubungan ini tampak pada pengertian-pengertian dan teori-teori tentang kedudukan serta peranan satuan-satuan sosial budaya yang lebih kecil dan sederhana. Kita tahu bahwa mula-mula Antropologi lebih banyak memusatkan perhatianya pada masyarakat dan kebudayaan di desa-desa dan pedalaman, sedangkan sosiologi lebih memusatkan perhatian pada kehidupan masyarakat kota yang lebuh banyak di pengaruhi oleh ekonomi dan teknologi modern. Lambat laun Antropologi dan sosiologi saling mempengaruhi, baik dalam objek penelitian maupun dalam pembinaan teori-teori sehingga pad saat ini batas-batas antara kedua ilmu sosial telah menjadi kabur.
3.      Hubungan sejarah dengan politik
          Sejak dahulu kedua ilmu ini merupakan dua bidang kajian yang penting konstribusi nya dan saling mempengaruhi. Sejarah banyak menyumbangkan fakta-fakta masa lampau untuk diolah dalam ilmu politik lebih lanjut.
4.      Hubungan Geografi dengan Ilmu politik
          Hal itu tampak dari beberapa faktor yang menyangkut geografis, seperti bentuk daratan, perbatasan negara, kepadatan penduduk, kesuburan dan kandungan mineral yang dimilikinya, maupun letak wilayah itu apakah daerah persimpangan budaya ataukah terpencil, semuanya memiliki pengaruh politik yang perlu diperhitungkan.
5.      Hubungan ekonomi dengan politik
          Hubungan ini tampak baik dari aspek sejarahnya maupun peranan ekonomi dalam politik, dan sebaliknya. Ditinjau dari sejarahnya, ilmu politik dan ilmu ekonomi merupakan suatu bidang kajian (Ilmu) yang terintegrasi yang dikenalsebagai political economy (ekonomi politik), istilah ini mulai kenal di Inggris, maksudnya adalah merupakan pemikiran dan analisis kebijaksanaan yang hendak digunakan untuk memajukan kekuatan dan kesejateraan di negara Inggris dalam menghadapi saingan-sainganya seperti Portugis, Spanyol dan Prancis maupun jerman (budiardjo. 2000: 23).
6.      Hubungan psikologi dengan politik
          Tampak bahwa psikologi banyak mempelajari aspek-aspek intern, seperti motivasi, sikap, minat, karakter, prestasi, dan lain sejenisnya, dan proses-proses mental yang terjadi. Dengan menggunakan analisis psikologi kita dapat mengetahui berapa aspek, seperti latar belakang pemimpin, apakah dia berhasil atau gagal ditinjau dari aspek individunya. Kitapun dapat menyimak mengapa dalam kepemimpinanya dia begitu disenangi maupun dibenci oleh kelompok masyarakat luas. Disisi lain kita pun dapat melihat, mengapa dia memimpin begitu baik (berhasil) maupun buruk prestasi kepemimpinanya yang berbeda dengan pemimpin-pemimpin dsebelumnya, kepribadian kepemimpinan macam apa yang iya implementasikan, dan lain-lain.
2.3.6        Mazhab-mazhab Ilmu Politik
         Dalam pengelompokan mazhab-mazhab ilmu politik, menurut Apter (1996: 135-443), terbagi atas 5 mazhab, yakni mazhab institusionalisme atau kelembagaan, behaviorisme, pluralisme atau kemajemukan, struktualisme, dan developmentalisme.
1.      Paham Institualisme atau Kelembagaan
          Paham ini berusaha mewujudkan pemecaha-pemecahan universal dengan menerjemahkan cita-cita libertarian kedalam pemerintahan perwakilan. Bagi para penganut paham kelembagaan, teori-teori politik libertarian timbul dari sejarah sebagai tujuan moral yang dimantapkan di dalam praktik politik. Inilah tradisi yang dibangun Plato, dan juga yang diwakili Karl Marx. Kebanyakan pengikut paham kelembagaan yang mengikuti tradisi pencerahan , ia menolak pemecahan-pemecahan tuntas seperti ini. Bagi mereka, politik adalah terbuka. Konflik diubah menjadi persaingan damai melalui perwakilan-perwakilan dalam pemerintahan (Popper, 1945).
2.      Paham behavioralisme
          Kaum institusionalis mengetahui bahwa meskipun sistem pemilihan itu penting, namun bentuk perwakilan presidensial dan parlementer, pengawasan parlemen terhadap eksekutif, pemisahan atau pembagian kekuasaan, dan sebagainya, tidaklah dengan sendirinya menentukan bagaimana jalanya suatu sistem politik berjalan. Banyak orang tidak mudah begitu percaya bahwa demokrasi perwakilan dapat berjalan sesuai harapan. Dalam arti diperlukan lebih kesetiaan dari para pemilih.
3.      Paham Pluralisme atau Kemajemukan
          Paham ini sebenarnya dibangun atas dasar perpaduan paham kelembagaan dan paham tingkah laku. Seperti paham  kelembagaan, pluralisme menekankan partisipasi partai sebagai pendukung antara masyarakat dengan pemerintah, dengan demikian membentuk postulathubungan-hubungan dinamis tertentu diatas mereka. Misalnya, kapan suatu kenaikan dalam jumlah atau keefektifan lingkup keterlibatan politik mengubah secara berarti tingkat pemusatan pengambilan keputusan pertanggungan, dan aspek-aspek lain pembuatan kebijakan pemerintah. Seperti behaviorisme, pluralisme menekankan sikap aktif politik dan proses belajar menyesuaikan melalui partisipasi politik pada berbagai tingkat politik dalam berbagai badan-badan sosial dan polotik.
4.      Paham Strukturalisme
          Paham ini berbeda jauh dengan pluralisme yang kajian politiknya bersifat kontemporer. Sedangkan dalam paham strukturalisme ini sebenarnya kurang dikenal dan lebih kompleks karena bersifat interdisipliner. Paham ini berasal dari linguistik, antropoligi, filsafat, dan sosiologi. Menurut Evring Goffman (1974), strukturalisme berusaha menemukan agenda-agenda yang tersembunyi, aturan-aturan permainan yang menentukan aksi. Ia menyusun aktivitas-aktivitas manusia.
2.3.7        Konsep-konsep Politik
         Ada beberapa konsep dalam politik yaitu, kekuasaan, kedaulatan kontrak sosial, negara, pemerintah, legitimasi, oposisi,  sitem politik, demokrasi, pemilihan umum, partai politik, desentralisasi, persamaan, demonstrasi, hak asasi manusia, dan voting.
1.      Kekuasaan
          Konsep kekuasaan merujuk pada kemampuan manusia atau kelompok manusia untuk menguasai tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki tujuan itu (Budiardjo, 2000: 35). Dengan demikian konsep kekuasaan sangat luas karena tiap manusia pada hakikatnya merupakan subjek dan sekaligus objek kekuasaan.
2.      Kedaulatan
          Konsep kedaulatan dapat dibedakan menjadi dua telaahan.
a.       Dilihat dari Hukum Tata Negara.konsep kedaulatan mengacu kepada kekuasaan pemerintah negara yang tertinggi dan mutlak.
b.      Dilihat dari Hukum Internasional mengacu kepada kemerdekaan suatu negara terhadap negara-negara lain (Shadily, 1984: 1711).
3.      Kontrol sosial
          Konsep kontrol sosial mengacu kepada pengaturan tingkah laku manusia oleh kekuatan sosial yang dilakukan di luar pemerintahan untuk memelihara menurut hukum dan aturan itu yang muncul di dalam tiap-tiap masyarakat dan institusi. Dengan demikian, kontrak sosial merupakan doktrin  bahwa pemerintahan itu didirikan untuk dan oleh rakyat melandasi semua negara yang menyatakan dirinya demokratis. Dilihat dari sejarahnya, kontak sosial itu diperjuangkan sejak zaman Thomas Hobbes, John Locke, maupun J.J. Rousseau.
4.      Negara
          Negara adalah integrasi dari kekuasaan politik, ia adalah organisasi pokok dalam kekuasaan politik. Namun, negarapun merupakan alat (agency)dari masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat untuk menertibkan fenomena kekuasaan dalam masyarakat. Oleh karena itu, negara merupakan organisasi yang merupakan organisasi yang dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaanya secara sah terhadap semua golongan kukeasaan lainya dan yang dapat menetapkan tujan-tujuan kehidupan besama tersebut.
5.      Pemerintah
          Mengikuti rumusan Finer (1974), istilah pemerintah dapat kita bagi dalam empat pengertian.
a.   Pemerintah mengacu kepada proses pemerintah, yakni pelaksanaan kekuasaan oleh yang berwenang.
b.   Istilah ini dapat pula dipakai untuk menyebut keberadaan proses itu sendiri, kepada kondisi adanya tata aturan.
c.   Pemerintah acap kali berarti orang-orang yang mengisi kedudukan otoritas dalam masyarakat atau lembaga, artinya kantor atau jabatan-jabatan dalam pemerintahan.
d.  Istilah ini pula dapat mengacu kepada bentuk, metode, atau sistem pemerintahan dalam suatu masyarakat, yakni struktur dan pengelolahan dinas pemerintahan dan hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah.
6.      Legitimasi
          Konsep legitimasi menunjuk kepada keterangan yang mengesahkan atau membenarkan bahwa pemegang kekuasaan maupun pemerintah adalah benar. Benar orang yang dimaksud (yang sah secara hukum). Legitimasi memegang peran penting dalam system kekuasaan, mengingat dengan legitimasi yang diperolehnya tersebut dapat memudahkan ataupun melancarkan suatu pengaruh kekuasaan yang dimiliki seseorang maupun kelompok. Namun demikian legitimasi tidak menjamin akan memuaskan para anggotanya yang terus-menerus tanpa batas terhadap kepemimpinanya itu. Hal itu terjadi jika sang pemimpin atau pemegang kekuasaan itu tampak mengingkari, tidak memrnuhi tuntutan yang dipimpinya (Johnson, 1986: 91).
7.      Oposisi
          Konsep oposisi merujuk kepada kelompok/partai penentang terhadappemerintahan resmi yang mengkritik pendapat maupun kebijakan politik golongan yang berkuasa. Kehadiran oposisi tersebut memiliki peranan penting dalam pemerintahan demokrasi, terutama jika berperan sebagai oposisi yang sehat, merupakan penyeimbang maupun control atas kebijaksanaan pemerintah yang dapat saja terjadi penyimpangan-penyimpangan.
8.      Sistem politik
          Konsep system politik merupakan suatu istilah yang mengacu kepada semua proses dan institusi yang mengakibatkan pembuatan kebijakan publik. Perjuangan persaingan kelompok untuk mengusai secara politik adalah suatu aspek yang utama dalam suatu system politik.
9.      Demokrasi
          Konsep demokrasi secara umum merupakan system pemerintahan yang segenap rakyat turut serta memerintah dengan perantara wakil-wakilnya. Namun, ada juga yang menyatakan suatu system politik dimana kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik (Mayo, 1960: 70).
10.  Pemilihan umum
          Pemilihan umum adalah suatu kegiatan politik untuk memilih atau menentukan orang-orang yang duduk di dewan legislative maupun eksekutif. Pemilihan umum yang juga masih diyakini sebagai cara terbaik untuk memilih pejabat public. Selain itu, penyelenggaraan pemilihan umum dapat dinyatakan sebagai bagian demokrasi, terutama dinegara-negara barat (Lipset, 1960: Schupeter, 1942).
11.  Partai Politik
          Konsep partai politik mengacu kepada sekelompok manusia yang terorganisasi secara stabil tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan pemanfaatan bagi anggotanya, baik yang bersifat adil maipun material. Oleh karena itu, secara umum dapat dijelaskan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisasi dimana para anggotanya memiliki orientasi, nilai-nilai, cita-cita, serta perjuangan yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik. Biasanya dengan cara konstitusional, untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.
12.  Desentralisasi
          Konsep desentralisasi dalam ensiklopedi Indonesia (1984: 794) dikemukakan sebagai pemindahan hak-hak pengaturan (bagian dari perundang-udangan) dan perintah dari badan-badan penguasa atasan kepada yang lebih rendah. Mungkin defenisi ini terlalu luas dan seolah-olah konsep desentralisasi berlawanan dengan sentralisasi. Padahal menurut Koswara (1996: 44). Desentralisasi bukan merupakan suatu sitem yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu rangkaian kesatuan dari suatu system yang lebih besar. Dengan demikian, desentralisasi bukan pula alternative dari sentralisasi karena antara desentralisasi dan sentralisasi tidak berlawanan, dan karenanya tidak bersifat dikotomis, melainkan merupakan sub-subsistem dalam kerangka system organisasi Negara.
13.  Persamaan
          Konsep ini merujuk kepada prinsip dasar pengaturan masyarakat manusia, seperti yang dikemukakan Thomas Jefferson bahwa setiap orang dinyatakan punya kedudukan yang setara sebagai warga Negara. Disinilah para ilmuwan social sejak lam mencari validasi empiris atas arti persamaan tersebut. Pertanyaan kunci yang hendak dijawab adalah: apakah persamaan politik, ekonomi, dan social itu memang dapat diwujudkan, dan sejauh mana itu dapat diwujudkan? Terhadap pertanyaan itu tentu saja jawabanya sampai sekarang belum disepakati sebab ada beberapa ahli yang menyebut persamaan itu sebagai sifat alamiah ataupun hokum alam, namun ada juga yang menyebutnya sebagai konstruksi social buatan manusia yang harus diperjuangkan.
14.  Demonstrasi
          Konsep demonstrasi secra umum berarti memperlihatkan, memamerkan, menunjukan, dan membuktikan, namun dalam ilmu politik merupakan tindakan sekelompok orang yang secara bersama-sama menunjukan dukungan maupun proteksi koletif, baik itu keditakpuasan maupun ketidaksetujuan. Dalam wujudnya, demonstrasi dapat berupa demokrasi konstitusional yang tertib dan rapi, bahkan enak dipandang mata layaknya sebagai tontonan . namun, dapat juga berupa demontrasi anarkis yang merusak sarana public maupun memusuhi kelompok-kelompok penentang maupun aparat pemerintahan.
15.  Hak Asasi Manusia
          Menurut Rosalyn Higgin, seorang pakar yang tergabung dalam United Nations Committee on Human Right, pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang dimiliki oleh semua orang sesuai kondisi yang manusiawi. Oleh karena itu , hak-hak tersebut bukan merupakan pemberian atau anugerah Negara yang dapat dicabut melalui peraturan hokum oleh Negara.
16.  Voting (pemungutan suara)
          Istilah voting arau pemungutan suara merujuk kepada suatu instrument untuk mengespresikan dan mengumpulkan pilihan partai atau calon dalam pemilihan. Jika ditinjau dari sejarahnya, kegiatan semacam ini sudah snagat tua. Bangsa yunani kuno melakukan voting/pemungutan suara dengan menempatkan batu kerikil (psephos) disebuah jambangan besar yang kemudian memunculkan psephologi atau kajian berbagai macam pemilihan umum.

























Poster, R.A. 1994. Economy Analysis of Law. Edisi keempat. Boston, MA:
          Boston University Press.
Putnam, Robert D. 1973.  The Beliefs of Politicians. New Haven: Conn
Radfor, John. 2000. Psikologi dalam Adam Kuper dan Jesicca Kuper.  Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial. Diterjemahkan oleh Haris Munandar dkk. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Renson, Stanley A. 2000. Psikologi Politik dalam Adam Kuper. 2000. Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial. Diterjemahkan oleh Haris Munandar dkk. Jakarta: Raja Grafindo Pesada.
Ricardson, John T. E. 2000. Psikologi Kognitif dalam Adam Kuer dan Jessica Kuper. Ensiklopedia lImu-Ilmu Sosial. Diterjemahkan oleh Haris Munadar dkk. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ross, F. A. 1908. Social Psyychology: An Outline and Source Book. New York: McGraw-Hill.
Rostow, W.W. 1953. The Process of Economic Growth. New York: Cambridge University Press.
­­---------. 1960. The Stage of Economic Growth: A Non-Communist. Manifesto, New York: Cambridge University Press.
Roth, Alvin A. 2000a. Ilmu Ekonomi Eksperimental dalam Adam Kuper dan Jesicca Kuper. Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial. Diterjemahkan oleh Haris Munandar dkk. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sadli, M. 1983. Beberapa Pandangan Atas Teori Ekonomi Ganda Boeke dalam Sajogo. Bunga Rampai Perekonomian Desa. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Said, M. Dan Affan Junimar. 1990. Psikologi dari Zaman ke Zaman. Bandung: Penerbit Jemmars.
Saith, Aswhani. 2000. Ekonomi Pertanian dalam Adam Kuper dan Jesicca Kuper. Ensiklopedia Ilmu-Ilmu Sosial. Diterjemahkan oleh Haris Munandar dkk. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus