PENGANTAR WAWASAN ILMU SOSIAL TENTANG RUANG LINGKUP
ILMU EKONOMI, ILMU PSIKOLOGI, DAN ILMU POLITIK
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Wawasan Ilmu Sosial
Yang dibina oleh Dr. Soekamto, M.Pd, M.Si
Oleh
Bagio / 140741601970
Rachmad Nuzulmi Ramadhan /
140741606121
Yuni Milatus Sholikha / 140741603288
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
September 2014
BAB
1
PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang Penulisan Makalah
Ilmu sosial adalah kajian bidang ilmu
yang mengupas hubungan manusia dan lingkungannya, serta masyarakat dan
interaksi didalamnya. Manusia berperan besar dalam perkembangan ilmu sosial
sehingga perlu pemahaman tentang Keterkaitan antara manusia dengan ilmu sosial
agar dapat mencapai taraf kehidupan yang baik. Tujuan dari ilmu sosial adalah
untuk menjelaskan fenomena yang ada dalam masyarakat, baik itu kerja sama
maupun konflik.
1.5 Rumusan Masalah
1.
Apa
sajakah yang dikaji dalam Ilmu ekonomi, psikologi dan politik?
2.
Bagaimana
sejarah perkembangan ilmu ekonomi, ilmu psikologi dan ilmu politik?
3.
Bagaimana
hubungan antara Ilmu ekonomi , Ilmu Psikologi, dan Ilmu Politik dengan
ilmu-ilmu sosial lainnya?
4.
Apa
tujuan dan fungsi ilmu ekonomi, ilmu psikologi dan ilmu politik?
5.
Teori-teori
apa saja yang terdapat dalam ilmu ekonomi, ilmu psikologi dan ilmu politik?
1.6 Tujuan Penulisan Makalah
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Ilmu Sosial dan mengetahui Riang lingkup dan
batas-batas kajian Ilmu ekonomi, Ilmu Psikologi dan Ilmu Politik
2.1 Ruang Lingkup Ekonomi
2.1.1
Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
Istilah ekonomi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu oikosnamos atau
oikonomia yang artinya manajemen urusan rumah tangga, khususnya penyediaan dan administrasi
pendapatan ( Sastradipoera, 2001: 4 ). Namun, sejak perolehan maupun penggunaan
kekayaan sumber daya secara fundamental perlu diadakan efisiensi, termasuk
pekerja dan produksinya maka dalam bahasa modern istilah ekonomi tersebut
menunjuk terhadap prinsip prinsip usaha maupun metode untuk mencapai tujuan
dengan alat alat sesedikit mungkin. Di bawah ini dijelaskan beberapa definisi
tentang ilmu ekonomi.
Menurut Albert L.
Meyers, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan
kebutuhan manusia ( Abdullah, 1992: 5 ). Kata kunci dari definisi ini adalah
kebutuhan dan pemuas kebutuhan. kebutuhan,
yaitu suatu kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa yang sifat dan jenisnya
sangat bermacam macam dan dalam jumlah yang tidak terbatas. sedangkan pemuas kebutuhan memiliki sifat yang
terbatas. Hal itulah yang menurut Albert L. Meyers sebagai masalah dalam
ekonomi, yaitu adanya suatu kenyataaan yang senjang karena kebutuhan manusia
terhadap barang dan jasa tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhannya
terbatas.
Ahli ekonomi lainnya,
yaitu J. L. Meij mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu tentang usaha
manusia ke arah kemakmuran ( Abdullah, 1992: 6). Pendapat tersebut sangat
realistis karena ditinjau dari aspek ekonomi dimana manusia sebagai makhluk
ekonomi ( Homo Economicus ), pada
hakikatnya mengarah padapencapaian kemakmuran. Kemakmuran menjadai tujuan
sentral dalam kehidupan manusia secara ekonomi, sesuai yang dituliskan pelopor
liberalisme ekonomi, yaitu Adam Smith dalam bukunya An Inquiry into the nature and
Cause of the Wealth of Nations tahun
1976, namun bagaimana cara manusia berusaha mencapai kemakmuran memang tidak
dijelaskan dalam definisi yang dikemukakan oleh Meij tersebut.
Secara fundamental dan
historis, ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi dua, yakni ilmu ekonomi positif dan ilmu ekonomi normative ( Samuelson dan
Nordhaus, 1990: 9 ). Jika ilmu ekonomi posotof hanya membahas deskripsi
mengenai fakta, situasi dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi, sedangkan ilmu
ekonomi normative membahas pertimbangan-pertimbangan nilai dan etika, seperti
haruskah system perpajakan diarahkan pada kaidah mengambil dari yang kaya untuk
menolong yang miskin? Lebih jelasnya, Sastradipoera (2001: 4 ) mengemukakan
sebagai berikut.
Ilmu ekonomi positif merupakan ilmu yang
hanya melibatkan diri dalam masalah ‘apakah yang terjadi’. Oleh karena itu,
ilmu ekonomi positif netralterhadap nilai –nilai. Artinya, ilmu ekonomi positif
bebas nilai (value free atau wetfrei)… hanya menjelaskan ‘apakah harga itu’ dan
‘apakah yang akan terjadi jika harga itu naik atau turun’ bukan ‘apakah harga
itu adil atau tidak’… Ilmu ekonomi normative bertentangan dengan ilmu ekonomi
positif, ilmu ekonomi positif, ilmu ekonomin normative beranggapan bahwa ilmu
ekonomi harus melibatkan diri dalam mencari jawaban atas masalah ‘apakah yang
seharusnya terjadi’. Esensi dasar ekonomi adalah pertimbangan nilai ( value
judgment . seorang ekonom penganut etika puritan egalitiranisme, Gunnar Myrdal
(1898-1987) lebih suka menyebutnya ‘ilmu ekonomi institusional’.
Ilmu
ekonomi sebagai bagian dari Ilmu social, tentu berkaitan dengan bidang disiplin
akademis ilmu social lainnya, seperti ilmu politik, psikologi, antropologi,
sosiologi, sejarah, geografi, dan sebagainya. Sebgai contoh, kegiatan politik
sering kali dipenuhi dengan masalah ekonomi, seperti kebijaksanaan proteksi
terhadap industry kecil, undang undang perpajakan, dan sanksi sanksi ekonomi.
Ini artinya bahwa kegiatan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
kegiatan politik 9Abdullah, 1992: 2 ).
Dewasa ini ilmu ekonomi
telah berkembang jauh melebihi ilmu-ilmu social lainnya yang terbagi-bagi dalam
bebrapa bidang kajian, seperti ekonomi lingkungan, ekonomi evolusioner, ekonomi
eksperimental, ekonomi kesehatan, ekonomi institusional, ekonomi matematik,
ekonomi sumber daya alam, ekonomi pertahanan, ekonomi campuran, ekonomi
pertanian, ekonomi tingkah laku, dan ekonomi pembangunan.
1.
Ekonomi Lingkungan
Bidang kajian ekonomi lingkungan ( environmental economics ) ini bermula dari tulisan Gray (1900-an), Pigou
(1920-an), dan Hotelling (1930-an), akan tetapi baru muncul sebagai studi
koheren pada tahun 1970-an, yakni ketika revolusi lingkungan mulai terjadi di
berbagai Negara (Pearce, 2000: 300). Selanjutnya jika ditinjau dari
substansinya, terdapat tiga unsur pokok dalam ekonomi lingkungan, yakni sebagai
berikut :
A.
Kesejahteraan
manusia sedang terancam oleh degradasi lingkungan dan penyusutan sumber daya
alam.
B.
Kerusakan
lingkungan disebabkan oleh penyimpangan atau kegagalan ekonomi, terutama yang
bersumber dari pasar.
C.
Solusi
kerusakan lingkungan harus mengkoreksi unsur-unsur ekonomi sebagai penyebabnya.
2.
Ekonomi Evolusioner
Ilmu ekonomi evolusioner (evolutionary economics) merupakan bidang
kajian ekonomi yang menjelaskan naik turunya pertumbuhan ekonomi dan jatuh
bangunnya perusahaan-perusahaan, kota-kota, kawasan, dan Negara yang
mencerminkan bahwa evolusi selalu beroperasi pada tingkat yang berlainan dengan
tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Hal itulah yang menjadi latar belakang
munculnya bidang bidang baru kegiatan ekonomi, khusunya ekonomi evlusioner
(Metcalfe, 2000: 324).
3.
Ekonomi Eksperimental
Pada mulanya, bidang ekonomi eksperimental (experimental economics ) merupakan hasil studi perilaku pilihan
individu, terutama ketika para ekonom memusatkan perhatiannya pada teori
mikroekonomi. Teori tersebut bertumpu pada preferensi-preferensi individu,
dimana mereka menyadari bahwa tersebut sulit diperlajari dalam lingkungan
alamiah sehingga dirasakan perlunya merumuskan sarana laboratorium. Sebagai
pengujian awal yang formal atas teori pilihan individu (individual choice), dapat ditemukan dalam tulisan Thrustone dalam The Indifference Function (1931) yang
menggunakan teknik eksperimental.
4.
Ekonomi Kesehatan
Ilmu ekonomi kesehatan (health economics) berusaha melakukan
analisi terhadap input perawatan kesehatan, seperti pembelajaan dan
tenaga kerja, memperkirakan dampak pada hasil akhir yang diinginkan, yakni
kesehatan masyarakat. Tujuan ilmu ekonomi kesehatan adalah menggenaralisasikan
aneka informasi mengenai biaya dan keuntungan dari cara cara alternative
mencapai kesehatan dan tujuan kesehatan (Maynardm 2000: 427)
5.
Ekonomi Institusional
Ilmu ekonomi institusional (institutional
economics) merupakan studi tentang system social yang membatasi penggunaan
dan pertukaran sumber daya langkah, serta upaya untuk menjelaskan munculnya
berbagai bentuk pengaturan institusional yang masing-masing mengandung
konsekuensi tersendiri tehadap kinerja ekonomi (Egerston, 2000: 501). Lahirnya
ilmu ekonomi institusional ini bertolak belakang dengan asusmsi berikut.
1.
Kontrol social yang lemah akan mendorong
pemborosan dan pemanfaatan sumber daya secara sembrono.
2.
Kontrol social yang tertib akan menurunkan
niat curang dan memperkecil biaya transaksi, yang selanjutnya memacu
spesialisasi produksi dan investasi jangka panjang.
3.
Pemilahan control social mempengharui
distribusi kekayaan.
4.
Kontrol organisasional mempengharui pilihan
organisasi ekonomi.
5.
Kontrol dapa tsecara langsung mengatur
pemakaian sumber daya ke sektor-sektor yang dianggap paling tepat.
6.
Struktur control mempengaruhi pengembangan
jangka panjang system ekonomikarena struktur itu mempengaruhi nilai relative
investasi dan jenis jenis proyek yang akan diutamakan (Eggerstson, 2000: 501).
6.
Ekonomi Matematik
Ilmu ekonomi matematik (Mathematical
Economics) mulai berkembang sejak tahun 1950-an. Sebelum terjadi
formalisasi ekonomi matematika dan sebelum dikenal teknik canggih dalam
analisis matematika ekonomi, ilmu ekonomi matematik bertumpu pada teknik analis
grafik dan presentasi, memang pada tingkat tertentu sangat efektif, tetapi
teknik tersebut pun dibatasi oleh karakter dua dimensional dari selembar
kertas. Selain itu, teknik grafik dapat mengemukakan asumsi-asumsi implisit
yang signifikasinya mungkin tidak kentara atau sangat sulit dimengerti (Hughes,
2000: 630).
7.
Ekonomi Sumber Daya Alam
Ilmu ekonomi sumber daya alam (Natural
resource Economics) merupakan bidang ekonomi yang mencakup kajian dan
normative terhadap alokasi berbagai sumber daya alam, yaitu sumber daya yang
tidak diciptakan melalui kegiatan manusia, melainkan disediakan oleh alam.
Beberapa masalah penting dalam hal ini berkaitan dengan jumlah sumber tertentu
yang dapat atau harus ditransformasikan dalam proses ekonomi dan kesimbangan
dalam pemanfaatan sumber daya antar generasi sekarang dan yang akan dating
(Sweeney, 2000: 697).
8.
Ekonomi Pertahanan
Ekonomi
pertahanan (defense economic), merupakan studi tentang biaya-biaya pertahanan
yang mengkaji masalah pertahanan dan perdamaian dengan menggunakan analisis dan
metode ekonomi yang meliputi kajian mikroekonomi dan makroekonomi, seperti
optimisasi statis dan dinamis, teori pertumbuhan , distribusi, perbandingan dan
statistic, dan ekonometrik (penggunaan statistika model ekonomi). Sedangkan
pelaku dalam studi ini, antara lain menteri pertahanan, birokrat, kontraktor
pertahanan, anggota parlemen, bangsa bangsa yang bersekutu, para gerilyawan,
teroris, dan pemberontak (Sandler, 2000: 208).
9.
Ekonomi Sisi Penawaran
Ilmu
ekonomi sisi penawan (supply side
economic) memiliki makna ganda ,
yakni makna umum dan khusus , makna umum ekonomi sisi penawaran dalam menentukan output dan pertumbuhan ekonomi dalam
jangka panjang. Sedangkan dalam pengertian yang khusus, istilah tersebut
diasosiakan dengan kebijakan ekonomi Amerika Serikat pada tahun 1980-an, kadang
kadang merujuk pada Reagonomics yang
berpandangan bahwa pemotongan pajak tidak perlu disesuaikan dengan pemotongan
pengeluaran karena pemotongan pajak akan menyebabkan pertumbuhan yang cukup
mengembalikan pendapatan pajak (Siebert, 2000: 1072).
10.
Ekonomi kesejahteraan
Ilmu ekonomi kesejahteraan (welfare
economics) adalah kajian ilmu ekonomi tentang bagaimana melakukan sesuatu
dengan cara yang terbaik atau optimal, dalam menggunakan sumber sumber yang
terbatas (Pearce, 2000b: 1141). Dengan demikian, di sini kata kuncinya adalah optimalisasi dan kesejahteraan social. Optimalisasi di definisikan dalam pengertian
maksimalisasi kesejahteraan social, sedangkan kesejahteraan social diartikan
sebagai jumlah kemakmuran semua anggota dari masyarakat tertentu. Dengan
menggunakan penilaian atas nilai dalam pengertian bahwa individu menilai
kemakmuran mereka sendiri untuk diperhitungkan dalam formulasi suatu ukuran
kesejahteraan social, berarti kita mneggunakan basis ilmu ekonomi kesejahteraan
paretian (istilah pengikut Vilfredo
Pareto). Untuk menyatakan bahwa kesejahteraan sesorang meningkat, memerlukan
penataan definitive lebih lanjut, berarti bahwa peningkatan kesejahteraan
seseorang tersbut telah terjadi tanpa diikuti dengan makin memburuknya keadaan
kesejahteraan orang lain. Dengan demikian, kesejahteraan social meningkat, bila
setidaknya ada satu individu yang meningkat kesejahteraannya dan tidak ada
individu yang mengalami penurunan kesejahteraan (Pearce, 2000b: 1142).
11. Ekonomi Dualistik (Dual Economy)
Ilmu ekonomi dualistic (dual
economy) merupakan istilah yang memiliki makna akademis teknis maupun makna
yang lebih umum. Dikatakan demikian karena dalam aspek teknisnya, istilah ini
merujuk pada adanya dua sektora yang berlainan dalam perekonomian yang sama,
masing masing memiliki pijakan budaya, aturan main, teknologi, pola-pola
permintaan, dan praktik pelaksanaannya sendiri. Sedangkan di sisi lain yang
mencerminkan hal yang lebih umum adalah adanya perbedaan sektor subsisten
tradisional yang berpendapatan rendah, khusunya di pedesaan dengan system
kapitalis perkotaan yang tumbuh pesat dan lebih modern (Singer, 2000: 248).
12.
Ekonomi informal (Informal Economy)
Ilmu ekonomi informal (Informal
Economy) merupakan suatu istilah
yang sering dihubungkan dengan perekonomian “bawah tanah”, “perekonomian gelap”
atau “perekonomian yang terabaikan”, yang semuanya mengacu pada jenis jenis
transaksi ekonomi yang tidak tercermin pada statistic resmi (Heertje, 2000:
492). Sumber sumber pendapatan yang tidak dilaporkan secara resmi itu mencakup
pula pendapatan dari kegiatan-kegiatan yang tidak sempat terliputoleh dinas pajak
secara formal. Contohnya, pedangang kaki lima; industry rumah tangga; seperti
pembuat sumbu kompor; dan sebagainya.
Pergerakan atau
pertumbuhan ekonomi informal ini cenderung bersifat responsive ketimbang
kreatif. Sebab bentuk ekonomi dan sektor ini sekedar memberi reaksi terhadap
pertumbuhan pendapatan di sektor nonpertanian dan dalam kegiatan-kegiatan
bisnis di perkotaan. Selain itu, sektor ini pun terbuka untuk siapa saja karena
tidak sulit memasuki kelompok ini. Sektor ini telah mampu menghasilkan berbagai
barang dan jasa dengan harga yang murah, mengingat mereka hanya memanfaatkan
keahlian sederhana, seperti dalam pengolahan bartang-barang bekas;
kayu,kertas,plastic, dan logam bekas. Mereka mengekonomiskan modal yang sangat
langka dengan memakai berbagai jenis peralatan murah dan sederhana, serta
opersinya tidak memerlukan bangunan atau fasilitas khusus (Elkan, 2000: 494).
13.
Ekonomi Campuran
Konsep ekonomi campuran (mixed
economy) merujuk kepada bentuk pengakuan keharusan system ekonomi pasar
bercampur dengan intervensi Negara. System ekonomi pasar diterapkan untuk
tujuan efisiensi dan pertumbuhan ekonomi. Sementara kebijakan intervensi Negara
secara luas demi keadilan social. System ekonomi campuran, akhir akhir ini
dinamakan system ekonomi pasar social atau soziaal
marktwirtschaaft (Seda, 2006). Dengan demikian, dalam ekonomi campuran
terdapat upaya pengendalian system harga untuk pengaturan ekonominya, serta
menggunakan berbagai intervensi pemerintah untuk menanggulangi ketidakstabilan
makroekonomi dan kegagalan pasar. Oleh karena itu, dalam system perekonomian
tersebut juga merupakan campuran dari pilhan pasar dan pilihan kolektif atau
public (Smuelson dan Nordhaus, 1990: 527).
14.
Ekonomi Pertanian
Konsep tentang ekonomi pertanian (agricultural economics ) untuk pertama kalinya diperkenalkanoleh
mazhab fisiokrat, khususnya oleh tokoh Francois Quesnay (1654-1774), seorang
dokter ilmu bedah Prancis yang pernah menjadi dokter pribadi Raja Louis XV,
juga dokter kepercayaan selir raja, Madame de Pompadour. Disamping profesinya
sebagai dokter, ia seorang ahli ekonomi yang menulis artikel tentang ilmu ekonomi dalam Grande Encyclopedie dan dalam buku lainnya Tableau economique yang
membuat midel aliran ekonomi antara berbagai sektor di masa kebangkitan
industrialisasi Prancis (Saith, 2000: 17).
15.
Ilmu Ekonomi TIngkah Laku
Sebenarnya
agak sulit untuk mengkhususkan pada kajian ilmu ekonomi tingkah laku (behavioral economics) sebab ilmu ekonomi
sendiri pada hakikatnya adalah ilmu tentang tingkah laku manusia. Oleh karena
itu memang agak pleonasme untuk
menggunakan “ilmu ekonomi tingkah laku”. Namun demikian, terdapat perbedaan
yang berarti antar ilmu ekonomi tingkah laku, khusunya ilmu ekonomi neoklasik,
mengingat yang terakhir tersebut umumnya menjauhi studi empiris dan cenderung
lebih memilih pendekatan deduksi secara logis dari aksioma-aksioma yang
rasional (Simon, 2000: 64).
16.
Ilmu Ekonomi Pembangunan
Kajian ilmu ekonomi pembangunan mengacu pada masalah perkembangan
ekonomi, khususnya di Negara-negara berkembang dan terbelakang yang embriornya
mulai awal tahun 1940-an, dan lahir setelah perang dunia II (Jhingan, 1994:
3). Dengan deikian ilmu ekonomi
pembangunan dapat dikatan sebagai subdisiplin mandiri yang belakangan ini
membanjiri dan menggambarkan adanay suasana yang penuh tanda Tanya, meragukan
pengaruh ekonomi konvensional yang semakin besar sekaligus sebagai kritik para
ahli ekonomi politik radikal yang semakin jauh menerobos, namun mengabaikan
Negara miskin (Gemmel, 1994: 3).
2.1.2
Metode Ilmu Ekonomi
Seperti yang telah
dikemukakan diatas bahwa ilmu ekonomi secara sederhana merupakan upaya manusia
untuk emmenuhi kebutuhannya yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemenuhan
kebutuhan berupa barang dan jasa yang bersifat langka serta memiliki kegunaan
alternative. Untuk itu, cara pemenuhan kebutuhannya berkaitan dengan
metode-metode dalam ilmu ekonomi tersebut.
Adapun metode yang
digunakan dalam ilmu ekonomi menurut Chaurmain dan prihatin (1994: 14-16)
meliputi sebagai berikut.
1.
Metode Induktif
Metode
dimana suatu keputusan dilakukan dengan mengumpulkan semua data informasi yang
ada di dalam realitas kehidupan.
2.
Metode Deduktif
Metode
ilmu ekonomi yang bekerja atas dasar hokum, ketentuan, atau prinsip umu yang sudah teruji kebenarannya.
3.
Metode Matematika
Metode
yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi dengan cara pemecahan
soal soal secara matematis.
4.
Metode Statistika
Suatu
cara pemecahan masalah ekonomi dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis,
penafsiran, dan penyajian data dalam bentuk angka angka secara statistic.
2.1.3
Sejarah Perkembangan Ekonomi
Menurut Irving Kristol,
ilmu ekonomi sebagai sebuah disiplin akademis, dalam perjalanan sejarahnya,
muncul pada abad ke-17 dan 18 sebagai suatu aspek revolusi filosofis yang
menciptakan dunia modern (Kristol, 1981: 203). Dalam hal ini, “manusia ekonomi”
yang diciptakan ilmu ekonomi tampil senagai manusia yang ingin mencapai
kepuasan tertinggi.
Jika ditelusuri lebih
jauh kisah, konsep “manusia ekonomi” itu dapat ditelusuri dalam falsafah Psikologi Asosiatif, khusunya hedonisme serta falsafah
utilitarianisme yang banyak pengikutnya sejak abad ke-18 dan 19. Jika ingin
ditelusuri lebih jauh lagi, hedonisme sudah ada sejak zaman Yunani kuno, salah
satu tokohnya yang terkenal adalah Epikurus (341-271 SM). Paham ini berpendapat
bahwa kepuasan merupakan satu-satunya alasan dalam tindak susila.
Ilmu ekonomi sendiri
terus bergulat dengan persoalan epistemologis dan aksiologisnya. Ilmu ekonomi
memang bukan ilmu pasti seperti fisika, biologi, maupun kimia yang serba
ekstrak. Ilmu ekonomi memiliki model data dan asumsinya sendiri yang bersifat
menyederhanakan atau simplistic. Di dalamnya pun terkandung nilai-nilai tentang
apa yang dianggap baik atau buruk. Padahal ilmu pada umumnya bebas nilai, bukan
dalam pengertian acak, namun bebas dari penilaian si ilmuwan.
Dalam ekonomi modern,
desain kebijakan jauh lebih rumit dan canggih, begitupun asumsi pembatasannya,
lebih banyak daripada perekonomian pada abad sebelumnya, khusunya abad ke-18.
Bentuk dan seberapa jauh peran Negara dalam ekonomi, dimodelkan dalam konteks
desain system perpajakan dan regulasi. Harus diakui bahwa kajian tentang desain
kebijakan ini semakin lama semakin lengkap.
Lalu sebebrapa jauh
keberhasilan ilmu ekonomi di akhir abad ke-20 atau awal abad ke-21? Ditinjau
sekilas secara ekologis, ilmu ekonomi memang cukup berhasil. Ia mampu
mereproduksikan diri secara efisien,. Namun, kamampuannya dalam memcahkan
masalah masih perlu dipertanyakan. Bahkan sejak pertangahan tahun 1970-an, para
ekonom sering mempertanyakan relevansi ilmu mereka dengan kebijakan, khusunya
dalam ekonomi makro yang teori teorinya masih jauh dari efektif, meskipun
mereka sendiri termasuk adam Smith dahulu menyadari bahwa teori tidak akan
dapat memperbaiki kondisi pasar. Bagaimanapun, ilmu ekonomi akan tetap menarik
karena dapat menawarkan perspektif untuk memahami apa yang terjadi di pasar.
2.1.4
Mazhab-mazhab dalam Ekonomi
Ilmu ekonomi mengenal
berbagai mazhab, menurut sastradipoera (2001: 1282) terdapat lebih kurang
Sembilan mazhab ilmu ekonomi, yaitu mazhab Merkantilis, Fisiokrat, Klasik,
Sosialis, Historis, Marginalis, Institusionalis, Neoklasik, Keynessian, dan
Chicago.
1.
Mazhab Merkantilisme
Mazhab
ini muncul antara Abad Pertengahan dengan kejayaan Laissez-F aire ( 1500-1776 atau 1800). Menurut Eatwell (1987: 445),
merkantilisme merupakan babak panjang pertalian sederhana dalam sejarah
pemikiran ekonomi eropa dan kebijaksanaan ekonomi nasional, yang membentang
sekitar tahun 1500-1800. Adanya penemuan-penemuan daerah baru yang lua memiliki
implikasi bahwa institusi gilda tidak
memadai lagi, bahkan dianggap sebagai penghambat berkembangannya perdangangan
antarnegara. Akibatnay, mereka malkukan perdangangan dengan berbagai Negara
hasil temuan meraka waktu itu. Semua itu menimbulkan persaingan dagang yang
makin menajam antar bangsa penjelajah. Para kapitalis pedagang (marchant capitalist) memgang peranan
penting dalam dunia bisnis. Emas, rempah rempah, dan perak yang memberikan
kemudahan bagi pesatnya perdagangan dan mendorong tumbunhnya teori mengenal
logam mulia (Sastadipoera, 2001: 4).
Inti ajaran atau mazhab ini adalah sebagai berikut:
1. Emas dan Perak merupakan bentuk kekeyaan yang paling banyak
disukai, oleh karena itu mereka melarang ekspor logam mulia.
2. Negara harus mendorong ekspor dan memupuk kekayaan dengan
merugikan Negara lainnya (tetangga).
3. Dalam kebijaksanaan ekspor impor, berkeyakinan bahwa
perkembangan harus dapat diraih dan dikelola dengan jalan meraih surplus
sebesar-besarnya dari penerimaan ekspor barang yang melebihi belanja untuk
impor barang.
4. Kolonialisasi dana monopolisasi perdagangan harus benar-benar
dapat dilaksanakan secara ketat untuk memelihara keabadian kaum koloni tunduk
dan tergantung kepada negara induk.
5. Penentangan atas bea, pajak, dan restriksi intern terhadap
mobilitas barang.
6. harus dibangun pemerintah pusat yang kuat untuk menjamin
kebijaksanaan merkantilisme tersebut.
7. Pentingnya pertumbuhan penduduk yang tinggi, disertai dengan
sumber daya manusia yang tinggi, untuk meemnuhi kepentingan pemasokan
kepentingan militer serta pengelolaan merkantilisme yang kuat (Sastradipoera,
2001: 12-18).
2.
Mazhab Fisiokrat
Muncul
pertama kali di Prancis menjelang berakhirnya zaman merkantilis yang diawali
tahun 1756. Istilah fisiokrat berasal
dari baahsa Yunani, yaitu berasal dari kata physia
berarti alam, dan kratos berarti kekuasaan. Secara harfiah berarti supremasi alam. Tokohnya adalah Francois
Quesnay (1654-1774), seorang dokter ilmu bedah Prancis yang pernah menjadi
dokter pribadi raja Louis XV.
Pada hakikatnya, inti
ajaran fifiokrat berlandaskan hokum alam. Sebagaimana Isaac Newton (1643-1727)
yang menemukan hokum dunia fisik maka Quesnay percaya bahwa seluruh kegiatan
manusia harus dibawa ke dalam harmoni dengan hukum alam.
3.
Mazhab Klasik
Mazhab
ini secara umum mengacu kepada sekumpulan gagasan ekonomi yang bersumber dari
formulasi David Hume, karya terpentingnya diterbitkan pada tahun 1725 dan
munculnya seorang ekonom besar yang pernah menjadi Guru Besar Flasafah Moral di
Universitas Glasgow, yaitu Adam Smith dengan karyanya An Inqury into the Nature and
causes of the Wealth of nations tahun 1776 sampai Ricardo, McCulloch, John
Stuart Mill, dan Lord Overstone (1837). Gagasan kedua tokoh tersebut
mendominasi ilmu ekonomi, khusunya yang berkembang di Inggris selama seperempat
akhir abad ke18 dan tiga perempat pertama abad ke-19 (O’Brien, 2000: 120).
4.
Mazhab Sosialisme
Dalam
mazhab sosialisme, system pemilikan dan pelaksanaan kolektif atas factor-faktor
produksi (khusunya barang-barang modal) biasanya dilakukan oleh pemerintah.
Ide-ide sosialis dan gerakan politik mulai berkembang pada awal abad ke-19 di
Inggris dan Prancis. Periode antar tahun 1820-an sampai 1850-an ditandai dengan
pletoria beragam system sosialis yang diusulkan oleh Saint-Simon, Fourier,
Owen, Proudhon Marx, Engles, serta banyak lagi pemikir sosialis lainnya.
Kebanyakan mazhab ini bersifat utopia dan sebagaian besar pendukungnya adalah
para filantropis (cinta kasih antar
sesame umat manusia) kelas menengah yang memiliki untuk memperbaiki kehidupan
para pekerja, buruh, serta kaum miskin lainnya. Selain itu, kebanyakan penganut
sosialis mendambakan masyrakat yang lebih terorganisasi yang akan menggantikan
anarki akibat dari pasar dan kemiskinan
massal masyarakat perkotaan (Hirst, 2000: 1012).
5.
Mazhab Historis
Mazhab
ini lahir di Jerman tahun 1840-an melalui karya ilmiah yang ditulis oleh
Freiderich List ( 1789-1846) dalam Nationales
System der Polititischen Oekonomie (1840) dan wilhelm Roscher (1817-1894)
dalam Grundriss zu Vorlesungen ueber die
Staatswissenchaft nach geschictilitcher Methode (1843), menyerang mazhab
klasik Inggris. Mereka beranggapan bahwa konsep-konsep ekonomi sesunguhnya
merupakan produk perkembangan menurut sejarah kehidupan ekonomi yang khusus
tumbuh di suatu Negara. Oleh karena itu, hokum-hukum ekonomi tidaklah mutlak,
tetapi bersifat relative atau nisbi berhubungan dengan perkembangan social
menurut dimensi waktu dan tempat.
6.
Mazhab Marginalis
Mazhab
ini pelopornya adalah Karl Menger (1840-1921) dari jerman dalam karyanya Grundsaetz der Volkswirtschaftlehre (1871).
Selanjutnya, seorang ekonom Inggris William Stanley Jevons (1835-1882) dalam
karyanya Theory of Political Economy (1871)
dan seorang Prancis Leon Walras (1834-1910) dalam karyanya Elements d’economie politique pure (1874), memberikan analisis yang
mutlak mengenai hubungan antara kebutuhan dan harga dengan mengacu kepada
konsep “guna marginal” . mereka menegaskan bahwa dalam hal seorang individu,
setiap tambahan suatu barang yang dialkukan secara berturut-turut akan
memperkecil nilai objektif setiap tambahan yang dimiliki oleh individu itu.
Oleh karena itu, gagasan yang tidak sistematis mengenai niali pakai dan
permintaan serta penawaran sebagai penentu nilai tukar barang (yang dikembangkan
bersamaan dan bertentangan dengan Teori Klasik), menemukan penanganan
sistematis pada awal tahun 1970-an oleh ketiga penulis diatas. (Sastradipoera,
2001: 62).
7.
Mazhab Institusionalis
Mazhab
ini dating dari aamerika serikat tahun 1990-an yang pengaruhnya masih kuat
sampai saat ini, contihnya adanya undang-undang anti-trust yang masih diperthankan. Tokohnya adalah Thorstein Veblen
(1875-1929) dalam karyanya The Theory of
Leisure Class pada tahun 1899. Veblen dikenal sebagai seorang kritikus
social yang bersemangat serta menyerang organisasi masyrakat industry
kontemporer yang dianggapnya boros dan mengalahkan sikap konsumtif yang
“mencolok mata”. Selanjutnya, ia mengamati sudut-sudut merugikan yang berasal
dari gejala yang dihadapinya, “milik guntay” yang merupakan ciri utama
kapitalisme finansial. Berasal dari “milik guntay” maka muncullah suatu lapisan
masyarakat yang dianggap oleh “kelas santai”, yaitu suatu kelas pada masyarakat
lapisan atas yang berasal dari dunia
industry dan keuangan yang perilakunya menampakkan fenomena kaum “feudal
tanggung” dengan mempertontonkan pola konsumsi yang berlebihan serta mencolok
mata (Sastradipoera, 2001: 72).
8.
Mazhab Neo-Klasik
Mazhab
ini merujuk pada versi terbaru dari ekonomi klasik yang dimunculkan pada abad
ke-19, terutama oleh Alfred Marshal dan leon Walras. Versi-versi yang terkenal
tersebut dikembangkan pada abad ke-20 oleh John Hicks (1946[1939]) dan paul
Samuelson (1965[1947]). Terlepas dari pengertian neoklasik pada umumnya,
perbedaan ekonomi neoklasik dan klasik hanya terletak pada penekanan dan pusat
perhatiannya. Jika ekonomi klasik menjelaskan segala kondisi ekonomi dalam
kekuatan misterius Invisible hand (tangan-tangan
tak terlihat) maka dalam mazhab ekonomi neoklasik mencoba memberi penjelasan
lengkap dengan memfokuskan pada mekanisme actual yang menyebabkan terjadinya
kondisi ekonomi tersebut (Boland, 2000: 700).
9.
Mazhab Keynesian
Mazhab
ini sesuai dengan nama pemimpinya, yaitu John Maynard Keynes yang merupakan
ekonomi agregat (makro) yang dituangkan dalam bukunya General Theory of Employment, Interest and Money (1936), dan karya
karya pengikut Keynes yang lebih kontemporer , seperti Sir Roy harrold, Lord
kaldor, Lors Khan, Joan Robinson, dan Michael Kalecki yang meluaskan analisi
Keynes terhadap pertumbuhan ekonomi dan pertanyaan mengenai distribusi
fungsional pendapatan (functional
distribution of income) antar upah dan laba yang oleh Keynes sendiri
diabaikan (Thriwall, 2000b: 531).
10. Mazhab Chicago
Merupakan
aliran kontrarevolusi neoklasik yang menentang institusionalisme dalam
metodelogi ilmu ekonomi, baik terhadap makroekonomi ala Keynes maupun terhadap
liberalism abad ke-10 yang menonjolkan intervensionisme dan penojolan kebijakan
ekonomi oleh pemerintah. (Bronfendbrenner, 2000: 103).
2.1.5 Konsep
Ilmu Ekonomi
Beberapa
konsep dalam ilmu ekonomi, seperti skarsitas, produksi, konsumsi, investasi,
pasar, uang, Letter of Credit (LOC), neraca
pembayaran bank, atau perbankan, koperasi, kebutuhan dasar, kewirausahaan,
perpajakan, periklanan, dan perseroan terbatas.
1.
Skarsitas
Skarsitas
atau kelangkaan adalah sebuah prinsip bahwa sebagaian besar barang yang
diinginkan orang hanay tersedia dalam jumlah yang terbatas, kecuali barang
bebas seperti udara. Dengan demikian, barang umumnya dalam keadaan langka dan
harus dijatah, baik malalui mekanisme harga maupun cara lainnya (Samuelson dan
Nordhaus, 1990: 535).
2.
Produksi
Produksi
dapat diartikan secara luas dan sempit. Dalam pengertian luas, produksi adalah
segala usaha untuk menambah atau mempertinggi nilai atau faedah dari sesuatu
barang. Sedangkan dalam arti sempit, produksi adalah segala usaha dan aktivitas
untuk menciptakan suatu barang atau mengubah bentuk suatu barang menjadi barang
lain (Abdullah 1992: 4; 38).
3.
Konsumsi
Secara
sederhana, pengertian konsumsi adalah segala tindakan manusia yang dapat
menimbulkan turun atau hilangnya faedah atau nilai guna suatu barang.
Pengertian tersebut dapat diabndingkan dengan Samuelson dan Nordhaus (1990:161)
bahwa konsumsi adalah sebagai pengeluaran untuk barang dan jasa, seperti
makanan, pakaian, mobil, pengobatan, dan perumahan. Jadi, pengertian tersebut
jelas berbeda dengan pemahaman yang hidup di masyarakat bahwa pemahaman
konsumsi selalu inheren dengan makanan (Abdullah, 1992: 35).
4.
Investasi
Investasi
dapat diartikan sebagai perubahan stok modal dalam kurun waktu tertentu,
biasanya satu tahun (Mullineux, 2000: 522). Makna investasi tersebut sering
dikacaukan dengan investasi keuangan (financial
investment) yang definisnya adalah
pembelian asset-aset keuangan seperti, saham dan obligasi yang nantinya akan
dijual kembali saat harga meningkat, dan hal itu lebih terkait dengan analisis
jasa. (Mullineux, 2000: 522).
5.
Pasar
Pasar
adalah sebuah mekanisme di mana para pembeli dan penjual berinteraksi untuk
menentukan harga dan melakukan pertukaran barang dan jasa. Dengan demikian,
pada hakikatnya pasar merupakan keseluruhan permintaan dan penawaran barang
serta jasa (Samuelson dan Nordhaus: 2003; 29).
6.
Uang
John
Maynard Keynes (1833-1946), seorang ekonom neoklasik dalam bukunya Treaties on Money (1930)mendifinisikan money [is] that by delivery of which a store
of General Purchasing Power is held, yaitu uang adalah alat penyelesaian
kontraktual dan sebuah store of value, sebuah
wahana purchasing poweryang bergerak dalam lintasan waktu. Dengan demikian
secara umum dilihat dari fungsinya dapat didefinisikan sebagai alat tukar
(Komaruddin, 1991: 397-398).
7.
Letter Of Credit (LOC)
Letter of
credit (L/C) adalah suatu surat yang
dikeluarkan oelh bank devisa atas permintaan importer nasabah bank devisa yang
bersangkutan dan ditujukan kepada
eksportir di luar negeri yang menjadi relasi dari importer tersebut (Amir,
1996: 1).
8.
Neraca Pembayaran
Neraca
pembayaran (balance of payment) adalah keseluruhan catatan akuntansi dari
transaksi-transaksi internasional suatu Negara dengan Negara lainnya (Thirwall,
2000: 58). Penerimaan valuta asing dari penjualan barang dan jasa disebut ekspor dan sebagai item kredit dalam
neraca transaksi berjalan (current
account) yang merupakan salah satu
bagian dari neraca pembayaran. Sedangkan pembayaran valuta asing untuk
pembelian barang dan jasa disebut impor dan muncul sebagai item debet dalam neraca
berjalan. Selain itu perlu diketahui bahwa ada transaksi-transaksi dalam modal
yang muncul sebagai neraca modal terpisah. Arus keluar modal (capital outflow) adalah transaksi untuk
membiayai aktivitas permodalan internasional, seperti penanaman modal diluar
negeri yang diperlukan sebagai debet,s edangkan arus masuk modal (capital inflows) diperlukan sebagai
kredit.
9.
Bank (Perbankan)
Istilah
bank memiliki arti yang sebenarnya sudah berakar, khusunya pada masyrakat
eropa, yang bermakna meja atau counter. Pengertian meja yang dimaksud adalah meja yang sering dipakai sebagai tempat
penukaran uang di pasar pada Abad pertengahan dan bukan meja yang dipakai oleh
para “lintah darat” (Revel, 2000:60). Pada mulanya, bank-bank yang ada pada
masa lalu acap kali bermula sebagai usaha yang disubsidi oleh para pedagang,
awak kapal, pedangang ternak, dan belakangan ini para agen perjalanan. (Revel, 2000:
58).
10. Koperasi
Koperasi
adalah sebuah gerakan ekonomi atau sebagai badan usaha milik bersama (Choumain
dan prihatin, 1994: 364). Sebagai gerakan
ekonomi, koperasi mempersatukan sejumlah orang yang memiliki kebutuhan
yang sama dan sepakat bahwa kebutuhan bersama itu akan direncanakan,
dilaksanakan, dikendalikan, diawasi, serta dipertanggung jwabkan secara bersama
berdasarkan asas kekeluargaan dan kebersamaan. Sedangkan sebagai badan usaha
milik bersama, koperasi merupakan sebuah badan yang bertujuan melakukan usaha
pemenuhan kebutuhan bersama seluruh anggota.
11. Kebutuhan Dasar
Konsep
kebutuhan dasar telah memainkan peran penting dalam analisis kondisi, khusunya
di Negara miskin dan berkembang. Drenowski dan Scott (1966) mengemukakan bahwa
istilah kebutuhan dasar memiliki riwayat yang panjang Menurut Townsend (2000:
61), istilah kebutuhan dasar muali dipakai secara luas sejak Konferensi Tenaga
Kerja Dunia (ILO) yang berlangsung di Jenewa tahun 1976, yang mengemukakan
bahwa kebutuhan dasar memiliki 2 unsur.
a.
kebutuhan
dapat meliputi jumlah minimum tertentu yang dibutuhkan.
b.
kebutuhan
dasar meliputi layanan pokok yang disediakan oleh dan utuk komunitas secara
keseluruhan.
12. Kewirausahaan
Konsep
kewirausahaan atau entrepreneurship merujuk
kepada suatu sifat keberanian dan keutamaan mengambil resiko dalam kegiatan
inovasi (Samuelson dan Nirdhaus, 1990: 518; Casson, 2000: 297; Abdullah, 1992:
128). Dari kata entrepreneur tersebut,
muncullah tafsiran yang beragam, seperti merchant
(pedagang), pemilik usaha, sampai petualangan. Orang yang mempopulerkan istilah
atau konsep tersebut adalah John stuart Mill (1948) dari Inggris.
13. Perpajakan
Konsep
perpajakan mengacu pada suatu pembayaran yang dilakukan kepada pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan dalam hal menyelenggarakan
jasa-jasa untuk kepentingan umum, sekaligus sebagai sumber pendapatan Negara
(Brown, 2000: 1082).
14. Periklanan
Istilah
periklanan mengacu pada suatu system komunikasi pasar yang dilakukan para
penjual barang dan jasa. Pada mulanya, yang paling benyak memperhatikan bidang
ini adalah ekonom, yang pembahasannya didasarkan pada konsep kunci informasi
dalam konteks struktur pasar, baik ditingkat local maupun nasional (Jhally,
2000: 7).
15. Perseroan terbatas
Konsep
perseroan terbatas merupakan konsep yang paling popular dalm ekonomi,
mendasarkan kepemilikan dan tanggung jawab pada sejumlah saham yang sepenuhnya
diakui sebagai badan hokum. Terdapat tiga karakteristik dalam perseroan
terbatas, yaitu
a.
setiap
utang perusahaan menjadi tanggung jawab perusahaan dan tidak dapt dikaitkan
dengan kekayaan pribadi pemegang sahamnya.
b.
identitas
perusahaan tidak akan berubah, sekalipun saham dialihkan ke pihak lain.
c.
hubungan
kontraktual dilakukan dan menjadi tanggung jawab dewan direksi (Reekie, 2000:
176).
2.1.6 Generalisasi
Ilmu Ekonomi
1.
Skarsitas
Skarsitas
(kelangkaan) akan menjadi barang dan jasa timbul apabila kebutuhan (keinginan)
seseorang ataupun masyarakat lebih besar daripada ketersediaannya barang dan
jasa tersebut. Dengan demikian, skarsitas
akan muncul apabila barang dan jasa yang tesedia tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan.
2.
Produksi
Dalam
system perekonomian modern, beralngsung berbagai aktivitas produksi yang sangat
banyak dan bergam. Dalam masyarakat agraris, aktivitas pertanian menggunakan
pupuk, benih, tanah, dan tenaga kerja yang menghasilkan beras dan jagung. Dalam
masyrakat industry, pabrik-pabrik modern menggunakan bahan mentah, energy,
mesin, dan tenaga kerja untuk menghasilkan televisi, computer, mobil, telepon,
dan sebagainya. Dengan demikian, semuannya berusaha untuk memproduksi secar
efisien atau dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dengan kata lain, mereka
selalu berusaha untuk berproduksi pada tingkat output yang maksimum dengan menggunakan sejumlah input tertentu.
3.
Konsumsi
Konsumsi selalu
merupakan satu-satunya GNP yang terbesar dari seluruh pengeluaran. Untuk itu,
alat pokok dalam analisis ini adalah begaimana mengaitkan pengeluaran untuk
konsumsi dengan tingkat pendapatan diposable
konsumen. Akan tetapi, perbandingan konsumsi dan pendapatan tersebut
tidaklah selalu linear karena ada batas tambahan uang yang dibelajakan untuk
makanan, dimana orang tidak dapat makan semakin banyak dan semakin enak terus
searah dengan tingkat pendaptannya. Maka mulai batas tersebut proporsi dari
seluruh pengeluaran untuk makan pun mulai menurunatau sebaliknya kecenderungan
tabungan semakin menaik.
4.
Investasi
Kenaikan
investasi dapat mendorong kenaikan
pendapatan. Proses kenaikan pendaptan sebagai akibat kenaikan investasi dengan
dikemukakan sebagai berikut. Injeksi dana investasi memungkinkan produsen
menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak. Untuk itu, ia akan membeli
factor produksi yang lebih banyak lagi. Sebagai akibatnya, pendapatan yang
diterima konsumen meningkat. Kenaikan pendaptan konsumen tersebut akan
mendorong mereka menambah konsumsi, tabungan, atau keduannya.
5.
Pasar
Dalam
sebuah system ekonomi pasar, tidak ada individu maupun organisasi yangs ecar
seorang diri bertanggung jawab atas penetapan harga, produksi, konsumsi, dan
distribusi. Khusus untuk harga, mengambarkan kesepakatan antar orang orang dan
perusahaan yang dengan sukarela melakukan pertukaran berbagai komoditas.
Disamping itu, harga pun merupakan sinyal bagi produsen dan konsumen. Harga pun
mengkorrdinasikan keputusan keputusan para produsen dan konsumen dalam sebuah
pasar. Harga-harga yang lebih tinggi cenderung mengurangi pembelian konsumsi
dan menghambat produksi. Harga adalah roda penyeimbang dari meknisme pasar.
6.
Uang
Pada
hakikatnya, uang adalah segala sesuatu yang dipakai atau diterima untuk
melakukan pembayaran, baik barang, jasa, maupun utang. Dengan demikian, secara
umum uang dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang secara umummemiliki
fungsi sebagai alat tukar-menukar, sebagai alat penyimpan, kekayaan, dan
sebagai alat pengukur nilai.
7.
Letter Of Credit
Dipandang dari sudut kepentingan eksportir dan importer, system
pembayaran yang paling aman adalah Letter
Of Credit.Sebab dengan system pembyaran Letter
Of Credit dapat memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor,
mengamankan dana yang disediakan importer dalam pembayaran barang impor, dan
menjamin kelengkapan dokumen pengapalan.
8.
Neraca Pembayaran
Dalam
mempertimbangkan langkah-langkah untuk menyeimbangkan neraca pembayaran, Negara
yang bersangkutan harus memfokuskan diri pada neraca transaksi berjalan jika ia
meninginkan bergfungsinya perekonomian rill dan ingin menhgindaripenuruanan
terus-menerus atas nilai mata uangnya jika sedang defisit.
9.
Bank dan Perbankan
Pada
dasarnya bank sentral memiliki tugas untuk memelihara agar system moneter
bekerja secara efisien sehingga dapat menjamin tercapainya tingkat pertumbuhan
kredit atau uang yang beredar sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut, bank sentral bertanggung jawab atas perumusan serta
pelaksanaan kebijakan moneter, mengatur dan mengawasi serta mengendalikan
system moneter.
10. Koperasi
Bebrapa
kasus kurang majunya system ekonomi koperasi di indoensia, apda umumnya
disebabkan oleh rendahnya kesadaran berkoperasi serta kurangnya wtos kerja yang
bedisiplin, baik ditingkat pengurus maupun para anggotanya.
11. Kebutuhan
Dasar
Kebutuhan
dasara tidak cukup lagi didefinisaikan dengan mengacu kepada kebutuhan fisik
individunya saja, melainkan harus melibatkan syarat-syarat fisik serta layanan
lainnya yang dibutuhkan oleh komunitas local. Penguraian kbutuhan dasar
tersebut bergantung pada bebrapa asumsi mengenai berfungsi dan berkembangnya
masyarakat
12. Kewirausahaan
Suatu
hal yang menarik untuk dikaji lebih jauh, banyak wirausahawan yang sukse adalah
para pendatang atau imigran yang walaupun dengan semangat “kantong kosong”,
anggota kelompok minoritas keagamaan yang militant jauh lebih berhasil
disbanding kelompok lain (Casson, 2000: 298).
13. Pepajakan
Tradisi
membayar pajak tepat pada waktunya sebagai bagian integral dalam menaati
perundangan yang berlaku, tidaklah mudah untuk dilaksanakan karena memerlukan
tingkat kesadaran yang tinggi dan terjalin kuat rasa saling percaya antara
rakyat dengan pemerintah yang ada. Namun, bagi sejumlah pemerintahan yang tidak
transparan, korup, dan tidak accountableakan
sulit menumbuhakan kesadaran bagi rakyatknya untuk membyara pajak.
14. Periklanan
Pengarauh
periklanan tidak lagi terbatas pada efek-efek ekonomi, melainkan meluas ke
berbagai bidang, dan tidak selalu positif melainkan juga negative. Dalam bidang
komunikasi social. Ia mencoba menarik para konsumen dengan dimensi-dimensi yang
tidak berhubungan langsung dengan promosi barang-barang tersebut, seperti
dimensi identitas individual, keluarga atau kelompok, kepuasan atau
kebahagiaan, gender, dan sebagainya (Leiss, 1990).
15. Perseroan Terbatas
Badan
usaha Perseroan terbatas memiliki ciri-ciri independensi yang tinggi serta
dapat mengabaikan risiko utang bagi pemilik sahamnya sehingga berani berekspansi
secar maksimal, selama masih ada pihak yang memberikan pinjaman usahanya
(Reekie, 2000: 176).
2.1.7 Teori
Ekonomi
Teori
ekonomi makro adalah teori yang membahas keseluruhan gejala dan peristiwa dalam
kehidupan ekonomiserta hubungan satu sama lain, baik yang bersifat hubungan
kausal maupun fungsional. Berbeda dengan
teori ekonomi mikro yang merupakan teori yang membahas peristiwa atau hubungan
kausal dan fungsionalnya antara beberapa peristiwa yang bersifat khusus.
Pengertian khusus disini adalah pada kajian kajian yang lebih terbtas atau
spesifik, misalnya keluarga (Choumain dan Prihatin, 1994: 19).
1.
Teori Ekonomi Klasik adam Smith
Teori
ini merupakan karya Adam Smith yang ditungkan dalm bukunya yang berjudul An
Inqury inti Nature and Causes of the
Wealth of nations (1776). Smith adalah seorang Guru Besar falsafah Moral di
Universitas Glasgow yang memusatkan perhatiaanya pada persoalan-persoalan umum,
yaitu bagaimana menciptakan kerangka politik dan social yeng mendorong
pertumbuhan ekonomi secara swasembada (Jhingan, 1994: 138; Sastradipoera,
2001).Adapun pokok-pokok pikiran dari teorinya sebagai berikut.
a. kebijaksanaan pasar bebas
Tercapainya suatu keterlibatan pemerintah
yang minimum untuk mencapai suatu bentuk persaingan yang sempurna maka secar
otomatis harus bebas atau campur tangan pemerintah seminimal mungkin.
b. Keuntungan Merangsang bagi Investasi
Menurut pandangan teori ini bahwa keuntungan
itu merangsang investasi. Artinya, semakin besar keuntungan, akan semakin besar
pula akumulasi
c.Keuntungan Cenderung Menurun
Artinya, keuntungan tidak akan naik secara
terus-menerus, namusn cenderung menurun apabila persaingan untuk menghimpun
modal antarkapitalis meningkat.
d. Keadaan stationer
Para ahli ekonomi klasik meramalkan akan
timbulnya keadaan stationer pada akhir proses pemupukan modal. Sekali
keunutngan mulai menurun proses ini akan beralangsung terus menerus sampai
keuntungan menjadi nol, pertumbuhan penduduk dan pemupukan modal terhenti, dan
tingkat upah mencapai tingkat hidup yang maksimal.
2.
Teori tahapan Pertumbuhan
Ekonimi Modernisasi Rostow
Teori
Pertumbuhan Ekonomi Modernisasi yang paling terkenal adalah teori dari ekonom
W.W. Rostow yang ditulis dalam bukunya The
Stage Of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto (1960) dan juga dalam The Process of Economic Economic Growth (1935),
kajiannnya memakai pendekatan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan
ekonomi. Menurut Rostow, perkembangana ekonomi masyrakat meliputi lima tahap
yaitu tahap manusia tradisonal, tahap prakondisi tinggal landas, tahap tinggal
landas, tahap kematangan (maturity), tahap
konsumsi massa tinggi atau besar besaran.
a. Tahap Tradisional
Masyarakat tradisional diartikan sebagai
suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di sepanjang fungsi produksi
berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi pra-Newtonian, yaitu zaman
dinasti-dinasti China, Peradaban Timur Tengah, daerah Mediterania, dan dunia
Eropa pada Abad Pertengahan (Rostow, 1960: 5).
b. Tahap prakondisi tinggal landas
Tahap ini merupakan masa transisi dimana
prasyrat-prasyarat pertumbuhan swadaya dibangun atau diciptakan. Di eEropa
Barat, sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 menempatkan kekuatan
penalaran (reasoning) dan
ketidakpercayaan (skepticism) yang
merupakan pengaruh empat kekuatan, yaitu Renaissance, Kerajaan Baru, Dunia Baru,
dan Agama baru atau Protestan, sebagai pengganti kepercayaan (faith) dan kewenangan (authority) mengakhiri feodalisme, membwa
ke kebangkitan Negara kebangsaan, menanamkan semangat pengembaran yang
menghasilkan berbagai penemuan , dan dominanya kaum bourjuis dalam dunia usaha.
c. Tahap tinggal landas
Merupakan
masa awal yang menetukan di dalam suatu kehidupan masyarakat.
Ketika pertumbuhan mencapai kondisi normalnya… kekuatan modernisasi
berhadapan dengan adat istiadat dan lembaga-lembaga. Nilai-nilai dan
kepentingan masyarakat tradisional membuat terobosan yang menentukan dan
kepentingan bersama membentuk struktur masyarakat tersebut…. Bahwa pertumbuhan
biasanya berjalan menurut deret ukur, seperti rekening tabungan yang bunganya
dibiarkan begabung dengan simpanan pokok,…. Revolusi industry yang berkaitan
secara langsung dengan perubahan radikal di dalam metode produksi yang dalam
jangka waktu relative singkat menimbulakn konsekuensi yang menentukan (Rostow, 1960: 9-11).
d. Tahap Kematangan
(Maturity)
Rostow mendefinisikan
ktahap ini merupakan tahapan ketika masyrakat telah dengan efektif menerapkan
serangkain teknologi modern terhadap keseluruhan sumber daya mereka. Masa ini
pun merupakan suatu tahap pertumbuhan swadaya jangka panjang yang merentang
melebihi masa empat dasawarsa. Teknik produksi baru menggantikan teknik yang
lama. Berbagai sektor penting baru tercipta. Tingkat investasi neto lebih dari
10% dari pendapatan nasional. Perekonomian mampu menahan segala guncangan yang
tidak terduga. Dalam hal ini, Rostow memberikan bukti-bukti simbolis kematangan
teknologi pada Negara-negara indutri, seperti Inggris (1850), Amerika seriakt
(1900), Jerman (1910), Prancis (1910), swedia (1930), jepang (1940), Rusia
(1950), dan Kanada (1950) (Jhingan, 1994: 187).
e. Tahap Konsumsi Massa
Tinggu atau Besar-Besaran
Merupakan suatu massa
yang ditandai dengan pencapaian banyak sektor penting (Leading Sector) dalam perekonomian berubah menuju produksi barang
dan jasa konsumsi. Abad konsumsi besar besaran pun ditandai migrasi ke
pinggiran kota, pemakaian mobil secara luas, serta barang barang konsumen dan
peralatan rumah tangga yang tahan lama.
3.
Teori Dampak Balik dan Dampak Sebar Gunnard Myrdal
Gunnard
Myrdal adalahs eorang ahli ekonomi Swedia dan pejabat pada Perserikatan
Bangsa-Bangsa, terkenal dengan tulisannya Economic
Theory and Underdeveloped regions (1957) dan Asian Drama: An Inqury into the Powerty of Nations (1968),
berpendapat bahwa pembangunan ekonomi menghasilkan suatu proses sebab musabab
sirkuler yang membuat si kaya mendapat keuntungan semakin banyak dan mereka
yang tertinggal dibelakang menjadi semakin mengecil.
Secara kumulatif,
kecenderungan ini semakin memperburuk ketimpangan internasional dan menyebabkan
ketimpangan regional diantara Negara-negara terbelakang. Sebaliknya, di Negara
terbelakang proses kumulatif dan dissirkuler pun dikenal dengan istilah
“lingkaran setan kemiskinan” berjalan menurun dank arena tidak teratur menyebabkan
meningkatnya ketimpangan. Myrdal yakin bahwa pendekatan teoritis yang kita
warisi tidak cukup menyelesaikan problem ketimpangan ekonomi tersebut. Teori
perdagangan internasional dan tentu saja teori ekonomis ecar umum, tidak pernah
disusun untuk menjelaskan realitas keterbelakangan dan pembangunan ekonomi
(Myrdal; 1957).
4.
Teori Nilai Surplus Karl Max
Karl
max adalah seorang filsuf Jerman (1818-1883), di mata para ekonom barat, ia
adalah seorang agitator yang telah membangkitkan persatuan dikalangan kaum
buruh dan intelektual yang telah merasa dirugikan oleh kapitalisme pasar dan
sekaligus sebagai penjerumus ekonomi kea bad kegelapan baru. Kemudian ia
menghancurkan ikatan kapitalisme dan mengoyak-oyak dasar-dasar system kebebasan
natural Adam Smith (Skousen, 2005: 163-164).
5.
Teori Monetarisme Psar Bebas
Friedman
Milton
Friedman lahir di Brooklyn pada tahun 1912. Ia adalah satu satunya anak lelaki
dari empat bersaudara imigran Yahudi dari Eropa Timur yang bekerja serabutan di
New York. Pada tahun 1932, saat depresi, Friedman mendapat beasiswa untuk
belajar ekonomi di University of Chicago. di Chicago ia
bertemu dengan rekannya George Stingler seumur hidupnya, selain itu bertemu
Rose Director, yang kelak menjadi istrinya. Tahun 1938 Friedman menikah dengan
Rose, mereka menjadrekan dan bersama sama menulis beberapa buku dan dikarunai
dua anak. Friedman mendapat gelar master pada tahun 1933.
Kemudian tahun 1946
Friedman mendapat gelar Ph.D. dari Columbia dan ia kembali mengajar di University of Chicago, bahkan
melanjutkan tradisinya memperkuat versi terbaru dari teori kuantitas uang
Irving Fisher yang diterapkan pada kebijakan moneter. Ia menulisa banyak topic
yang berkaitan dengan ekonomi moneter
dan berpuncak pada riset dan tulisan empirisnya yang paling terkenal yaitu,
yaitu A Monetary History of the United
State (1867-1960) yang dipublikasikan oleh National Bureau of Economic Research dan ditulis bersama Anna J.
Schwartz. Pada intinya, studi monumental ini menunjukkan kekuatan uang dan
kebijakan moneter dalam gejolak perekonomian Amerika Serikat, temasuk depresi
Besar dan era Pascaperang, ketika para ekonom arus utama percaya bahwa uang
tidak penting. Kemudian ia pun menulis buku Capitalism
and Freedom yang diluncurkan pada ulang tahun perkawinan Friedman dan Rose
yang ke-25. Inti teorinya sebagai berikut.
a. Metodologi Positivisme, menurut Friedman, validitas suatu teroti
tidak tergantung pada pada unsur generalisasinya maupun kekokohan asumsi-asumsi
dasarnya, melainkan semata –mata pada kesesuaian implikasinya secara relative
terhadap implikasi teori-teori lain, yang diukur berdasarkan statistic primer.
b. Pasar dianggap sebagai mekanisme utama dalam menyelesaikan
berbagai masalh ekonomi, asalkan didukung kebebasan politik intelektual. Para
ekonom aliran Chicago melihat perekonomian sebagai suatu kondisi yang perlu,
namun bukan kondisi cukup untuk menciptakan masyrakat bebas.
c. Aturan moneter yang ketat lebih disukai untuk pengambilan
keputusan yang dikret oleh otoritas pemerintah. “setiap system yang memberi
banyak kekuasaan dan banyak keleluasaan bagi seglintir orang, di mana
kekeliruan mereka entah itu dosengaja atau tidak dapat menimbulkan efek yang
luas adalah system yang buruk” (Friedman, 1969: 50).
2.2 Ruang Lingkup Psikologi
2.2.1
Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi
Banyak definisi tentang psikologi dalam berbagai cara, bentuk dan
isi. Para ahli Psikologi terdahulu mendefinisikan psikologi sebagai studi
kegiatan mental (Atkinson,1996:18).Istilah mental menyinggung dengan pikiran,
akal dan ingatan atau proses yang berasosiasi dengan pikiran, akal, dan
ingatan. William James (1980), ahli psikologi Jerman,memberikan definisi bahwa
psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental, trmasuk fenomena dan
kondisi-kondisinya. Fenomena di sini termasuk apa yang kita sebut sebagai
perasaan, keinginan, kognisi, berfikiran logis, keputusan, dan
sebagainya.Kemudian menurut Kenneth Clarkdan George Milter (1970),
mendefinisikan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai perilaku. Ruang
lingkupnya mencakup berbagai proses perilaku yang dapat diamati, seperti gerak
tangan, cara berbicara, perubahan kejiwaan, dan proses yang hanya dapat
diartikan sebagai pikiran dan mimpi.
Dari berbagai definisi
tersebut, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi
ilmiah mengenai proses perilaku dan proses mental. Bidang khusus
yang terdapat di dalamnya sangat beraneka ragam, termasuk psikologi
eksperimental, psikologi fisiologis, psikologi perkembangan, psikologi sosial,
psikologi kepribadian, psikologi klinis dan penyuluhan, psikologi sekolah dan
pendidikan, serta psikologi industri dan permesinan. Dengan demikian, psikologi
merupakn salah satu bagian dari ilmu perilaku atau ilmu sosial.
Terdapat beberapa
pendekatan studi psikologi dari berbagai sudut pandang meliputi hal-hal berikut
:
1.
Pendekatan
Neurobiologi
Ditandai dengan
menghubungkan dengan tindakan kita dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam tubuh kita, terutama otak dan sistem syaraf. Adapun tokoh kelompok ini
adalah Broca, Fristc, Hitzig, dan Ferrir.
2.
Pendekatan
Behaviorisme (peilaku)
Berfokus pada
kegiatan luar organisme yang dapat diamati dan diukur. Tokoh aliran ini yang
terkenal adalah J.B Waston dan B.F. Skiner.
3.
Pendekatan
Kognitif
Lebih menekankan
cara kerja otak untuk mengola informasi yang masuk secara aktif dan mengubahnya
dengan berbagai cara. Psikologi kognitif ini diprakarsai oleh Kenneth Craik,
seorang ahli psikologi Inggris yang menganalogikan otak seperti
komputer.(Atkinson, 1996:11)
4.
Pendekatan
Psikoanalitik
Menekankan motif
bawah sadar yang berakar dari dorongan seksual dan agresi yang ditekankan pada
masa kanak-kanak. Adapun tokoh-tokohnya, yaitu Sigmund Freud, Adler, Jung,
Fromm, Sullivan, Horney, dan sebagainya.
5.
Pendekatan
Psikologi Gestalt
Menekankan pada
konfigurasi yang menyeluruh, diprakarsai oleh Max Wertheimer, Kohler, dan
Koffka.
6.
Pendekatan
Fenomenologi dan Humanistik
Berfokus pada
pengalaman subjektif seeorang, kebebasan memilih, dan motivasi terhadap
aktualisasi diri. Tokoh-tokoh yang tergolong pada kelompok ini adalah Abraham
Maslow, dan Carl Rogers (Hall & Lindzey, 1993: 106, 125)
Dalam penggunaan metode yang dipakai,
ilmu psikologi mengenal beberapa metode kerja :
a.
Metode
Eksperimental
Menekankan
pengkajian setiap variabel (ariabel bebas dan terikat), dengan memberikan
perlakuan terhadap kelompok eksperimen untuk kemudian diukur dianalisis pengaruh
perlakuan tersebut.
b.
Metode
Pengamatan (Observasi)
Pada metode ini
dilakukan pengamatan terhadap sampel penelitian, baik perilaku binatang maupun
manusia yang merupakan titik tolak psikologi. Mtode ini pun dapat dipakai dalm
penelitian-penelitian di laboratorium.
c.
Metode
Survei
Secara langsung
dapat dilakukan peneliti melalui kuesioner atau wawancara dengan jumlah sampel
yang cukup banyak.
d.
Metode
Tes
Metode ini
dilakukan untuk mengukur segala jenis kemampuan, minat, sikap, dan hasil kerja.
Melalui metode tes, para ahli pikologi memperoleh sejumlah besar data dari
sekelompok orang dengan gangguan yang tidak berarti dari pekerjaan sehari-hari
dan tanpa membutuhkan peralatan laboratorium yang rumit.
e.
Metode
Riwayat Hidup atau Kasus
Metode ini
dimaksudkan untuk mengungkapkan kasus-kasus yang ditelaah sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Sebagian besar riwayat kasus dipersiapkan dengan cara
mengkonstruksikan dengan riwayat hidup seseorang yang didasarkan pada kejadian
dan catatan yang teringat.(Atkiston,1996: 25-30)
Beberapa jenis
ilmu psikologi, secara tematis maupun terapan, dapat terinci menjadi :
1.
Psikologi
Sosial (social Psychology)
Is the scientific
study of individual behavarior as a function of social stimuli “Ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari
rangsangan-rangsangan sosial”. Dapat pula diartikan sebaga suatu kajian tentang
sifat, fungsi, fenomena perilaku sosial, dan pengalaman mental dari individu
dalam sebuah konteks sosial.
2.
Psikologi
Klinis dan Penyuluhan atau Konseling (Clinical Psychology and Councelling)
Psikologi klinis
merupakan salah satu bidang psikologi terapan yang berperan sebagai salah satu
disipin kesehatan mental dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk
memahami, mendiagnosis, dan mengatasi berbagai masalh atau penyakit psikologi
(Mens, 2000:122)
Sedangkan
Psikologi konseling meruakan suatu psikologi terapan yang berusaha
menciptakan,menerapkan, dana menyebarkan pengetahuan mengenai pencegahan dan
peanggulangan gangguan fungsi manusia dalam berbagai kondisi (Brown dan
Lent,1992), tujuannya adalah untuk membantu individu memahami, dan merubah
perasaan, pikiran, dan perilaku kejiwaan; mengatasi tekanan mental;
menanggulangi krisis; meningkatkan kemampuan merekadalam menyelesaikan berbagai
persoalan (American Psychological Assocation, 1985)
3.
Psikologi
Konstitusional (Constitusional Psychology)
Psikologi konstitusional
merupakan studi tentang hubungan antara struktur morfologis, dan fungsi
fisiologis tubuh serta hubungan antara fungsi-fungsi psikologi sosial (Lerner,
2000:168)
4.
Psikofarmakologi
Merupakan
pengetahuang tentang obat untuk mengobati gangguan psikiartis. Pada tahun 1955,
terjadi tiga penemuan farmakologi yang menandai revolusi pengobatan psikiatri,
yaitu obat antipsikotik, antidepresan, dan lithium (Pope,2000: 866)
Obat antiseptik
berfungsi sebagai penetralan khayalan atau kepercayaan kepada hal-hal yang
tidak nyata dan halusinasi(perasaan melihat mendengar, suara, dan sejenisnya),
yang merupakan gejala umum dalam skizoprenia dan penyakit kegilaan depresif.
Antidepresan
berfungsi meringankan pasienyang mengalami depresi mayor atau fase tertekan
dari penyakit depresi kejiwaan.
Lithium terdiri
atas sebuah ion sederhana dan bukan molekul komplks (Pope,2000:867). Fungsinya
untuk menetralkan tahap kegilaan dari depresi berat dalam jangka lama
5.
Psikologi
Okupasional (Accupational Psychology)
Merupakan suatu
triminologi yang tampaknya merangkum suatu bidang kajian psikologi industri,
psikologi organisasi, psikologi vokasional, dan psikologi sumber daya
manusia(Herrirot, 2000:713)
Psikologi okupasionl banyak membahas tentang hubungan antara
organisasi dengan individu dalam teori peranan, makna kerja dalam
pendekatan-pendekatan fenomenologi terhadap kogisi, karier-karier kehidupan
dalam teknologi kehidupan perkembangan manusia, dan hubungan antar organisasi
dan antarnegara-kebangsaan dalam teori-teori konflik dan negosiasi
(Herrirot,2000:714)
6.
Psikologi
Politik (Political Psychology)
Merupakan bidang
interdissipliner yng tujuan substatif dasarya adalah untuk menyingkap saling keterkaitan antara proses psikologi
dan politik(Renshon,2000:784). Dalam kajiannya, biasanya untuk psikologi lebih
banyak menggunakan teori psikoanalisis, teori kepribadian, psiklogi
sosial,psikologi perkembangan, dan psikologi kognitif. Sedangkan darai sisi
lain menggunakan kajian-kajian pendekatan ilmu politik, terutama perilaku
politik massa, kepemimpinan politik dan pengambilan keputusan, serta konflik
politik di dalam dan antar bangsannya.
7.
Psikologi
Sekolah dan Pendidikan (Psychology for the Classroom and Educational
Psychology)
Psikologi sekolah
Merupakan kajian tentang perilaku peserta didik di sekolah yang substansinya
merupakan gabungan psikologi pekembangan anak, psikologi pendidikan, dan
psikologi klinis yang berhubungan dengan setiap anak untuk evaluasi kegiatan
belaar dan emosi; memeberikan dan menafsirkan hasil tes inteligensi, tes hasil
belajar, dan tes kepribadian yng merupakan sebagian darai tugas mereka. Melalui
konsultasi dengan para orang tua maupun
guru, mereka merncanakan cara memberikan bantuan belajar pada anak tersebut,
bai dalam kelas maupun di rumah anak (Turner,1977:13;Atkinson, 1996:22-23)
Sedangkan
psikologi pendidika, merupakan kajian tentang perilaku dalam bidang proses
belajar mengajar. Dalam hal ini, guru dapat mengadakan penelitian pendidikan
yang dpat membantu meningkatkan kualtas pembelajaran bagi gurunya maupun
hasil-hasil belajar bagi para peserta didiknya.
8.
Psikologi
Perkembangan
Merupakan
perkembangan manusia dan berbagai faktor yang membentuk perilakunya sejaka
lahir sampai berumur lanjut. Para ahli psikologi perkembangan mempelajari
kemampuan khusus, seperti bagaiman kemampuan berbahasa berkembang dan berubah
pada anak-anak yang sedang tumbuh atau dalam suatau masa tertentu, seperti masa
bayi, tahun-tahun prasekolah, ataupun masa remaja (Atkinson et al,1996:21).
Kemudian riset
diperluas yang sifatnya ke bawah dan ke tahap kelahiran dn pembuahan,
selanjutnya ke atas ke tahap dewasa, lanjut usia dan akirnya usia
pertengahan(Siegel,1969:Hurlock,1980:2)
Selanjutnya,
Hurlock mengemukakan ada dua alasan utama yang mendorong adanya perbedaan
penekanan pada psikologi perkembangan.
a.
Riset
terhadap periode tertentu dalam pola
perkembangan sangat dipengaruhi oleh keinginan utuk memecahkan beberapa masalah
praktis dan masalah-masalah yang berkaitan dengan periode tersebut. Misalna
ketika memasuki usia pertengahan, sangat dipengaruhi oleh kesiapan penyesuaian
diri masa-masa berikutnya dalam penyesuaian diri, baik terhadap perubahan fisik
maupun psikologis.
b.
Riset
terhadap masa-masa tertentu dirasakn lebih sulit dibandingkan dengan tahap yang
lain. Misalnya untuk memperoleh subjek-subjek usia pertengahan maupun lanjut,
lebih sulit daripada mencari subjek-subjek usia persekolahan maupun remaja.
9.
Psikologi
Kepribadian (Psychology of Personality)
Psikologi
kepribadian menurut Caplin(1999:362) adalh segi pandangan yang menekankan hal
penanaman dan pelekatan tingkah laku di dalam kepribadian individu. Menurut
Alfred Adler(Hall and Lindzey,1993:242) adalah ilmu perilaku tentang gaya hidup
individu dengan cara karakteristik seseorang dalam bereaksi terhadap
masalah-masalah dan tujuan hidup. Menurut Carl Jung (1993: 182) merupakan ilmu
perilaku tentang integrasi dari ego, ketidaksadaran pribadi, ketidaksadaran
kolektif, kompleks-kompleks, dan arketip-arketip persona dan anima.
Dalam macam-macam kategori, yang dapat dipergunakan untuk
penggolongan psikologi kepribadian jika dilihat dari metodenya dapat dibagi
menjadi dua bagian.
a)
Teori
yang disusun atas dasar pemikiran spekulatif, seperti teori Plato, Kant, para
ahli aliran Neo-Kantianisme, Bahmsen, Queyrat, Malapert yang disusun oleh par
ahli filsafat.
b)
Teori
yang disusun atas dasar data dari hasil penelitian empiris atau eksperimental,
seperti teori Heymans, Freud, Jung, Adler, Eyesenck, Rogers, dan lain-lain
(Suryabrata,2006:4)
Sedangkan jika
dikelompokkan dari aspek atau komponen kepribadiannya jika dipakai sebagai
landasan atau titik tolak dalam penyusunan perumusan teori-teori, dapat dibagi
menjadi lima bagian.
a)
Terori
konstitusional, misalnya teori Mazhab Italia, Mazhab Prancis, Kretschmer,
Sheldon, dan lain-lain.
b)
Teori
temperamen, misalnya teori Kant, Meumann, Enselhans, Heymans, Ewald, dan
lain-lain.
c)
Teori
ketidaksadaran, misalnya teori Freund, Jung, Adler, dan pengikut-pengikutnya.
d)
Teori
faktor, misalnya teori Eyesenck, Cattell, dan lain-lain
e)
Teori
kebudayaan misalnya teori Sparnger (Suryabrata, 2006:4)
10. Psikologi Lintas Budaya (Cross-Cultural Psychology)
Menurut Brislin,
Lonner, dan Trondike, dalam Berry dkk, 1997:2) psikologi lintas budaya adaah
kejian empiris mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki
perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang dapat
diramalkan dan signifikan.
Menurut Triandis
(dalam Berry dkk,1997:2) psikologi lintas budaya berkutat dengan kajian
sistematis mengenai perilaku dan pengalaman itu terjadi dalam budaya berbeda
yang dipengaruhi budaya yang bersangkutan.
11. Psikologi Rekayasa (Engineering Psychology)
Dalam
penggunaannya yang agak bersifat fleksibel dan komperhensif bagi
faktormanusiawa dan rekayasa faktor manusiawi. Terutama masalahyang menyangkut
faktor manusiawi banyak mendapat perhatian khusus dalam psikologi rekayasa,
banyak dimanfaatkan ilmu profesi lainnya, termasuk anatomi, fisiologi,
sosiologi, desain industri, arsitektur, serta macam-macam bidang teknik. Begitu
luasnya istilah psikoogi rekayasa , kaang kala digunakan dalam artian luas yang
secarapraktis mencangkup setiap kajian dalam psikologi industri, termasuk
seleksi dan klasifikasi, training, motivasi, metode kerja, desain peralatan,
serta lingkungan kerja.Walaupun psikologi rekayasadengan psikologi
industribanyak persamaan yang sling berkaita, menurut Chapanis dalam
Enggineering psychology (1976), keduanya dapat dibedaka dengan jelas dari sudut
pendekatanya terhadap pekerjaan.berikut ini adalah tiga perbedaan yang tampak :
a)
Seorang
ahli psikologi industri akan berusaha mencari kesesuaian antara pekerja dengan
pekerjanya melalui seleksi, klasifikasi, training, dan rangsangan atau
intensif. Sedangkan ahli psikologi rekayasa, ia akan berupaya menyesuaikan
pekerjaan dengan orangnya, dengan cara merancancang prosedur kerja akurat,
perlengkapan yang memadai, serta lingkungan kerja yang selaras.
b)
Psikologi
rekayasa menitik beratkan pendekatan sistem terhadap masalah-masalah dalam
pelaksanaan kerja. Orientasinya menyangkut semua bidang dari psikologi terapan.
Dari sisi lain, psikologi rekayasa modern memperluas lingkungan
okupsional dengan menjangkau semua wilayah kehidupan sehari-hari, yaitu dengan
meningkatkan evektivitas kerja, meminimalisir kelelahn, dan sebagainya.
12. Psikologi Lingkungan
Lingkungan
berhubungan dengan proses belajar, yang mengunjuk pada efek kumulatif dari
respon-respons individu terhadp rangsangan lingkungan individu dalam hidupnya.
Karena itu, praktik pengasuhan anak , pendidikan disekolah, serta hubungan
antarpribadi merupakan bagian-bagian utama dari lingkungan(Anastasi, 1989:337).
Sebaliknya, bidang psikologi lingkungan , begitu pula hlnya bidang interdisipliner
dari hubungan tingkah laku lingkungannya tertentudari lingkungan fisik termasuk
lingkungan yang dibuat maupun yang natural(Wohlwill,1970)
13. Psikologi Konsumen
Membahas tingkah
laku individu sebagai konsumen. Bidang psikologi in mulai dengan psikologi
periklann dan penjualan, objeknya adalh
komunikasi yang efektif, baik dari pihak pbrik maupun distributor kepada
konsumen (Anastasi, 1989:389)
14. Psikologi Industri dan Organisasi (Industrial and Organizational)
Didalam kajian
ini, terdapat tiga bidang kajian psikologi industri dan organisasi (Landy,2000:
479) yaitu:
a.
Psikologi
personalia
Menekankan pembuatan keputusan mengenai seleksi personalia,
pelatihan, promosi, transfer pekerjaan, cuti, pemutusan hubungan kerja,
kompensasi, dan sebagainya (Atkinson,1996:23; Landy, 2000: 479)
b.
Psikologi
Industri dan Sosial Klinis
Berhubungan dengan penyesuaian timbal balik antara orang-orang dan
lingkungan-lingkungan. Dalam hal ini, setiap pekerja diteliti tentang kemampuan
menyesuaikan diri, motivasi, kepuasan, kinerja, kecenderungan untuk tetap
bekerjadi perusahaan, dan tingkat absensi (Landy, 2000: 480). Psikologi ini
berurusan dengan kesejahteraan psikologi para pekerja.
c.
Psikologi
Sumber Daya Manusia dan Rekayasa Manusia
Psikologi ini menggunakan asumsi berkebalikan dari psikologi
personalia, walaupun masalahnya, yakni bagaimana mencocokan individu dengan
pekerjaannya. Akan tetapi psikologi sumber daya manusia bahwa orang sebagai
konstanta atau faktor tetap, sedangkan lingkungan sebagai variabel atau faktor
yang berubah. Kemudian para psikolog berupaya mengatur atau merancang
lingkungan kerja agar cocok dengan kapastas dan keterbatasan manusia, yakni
dengan memodifikasi standar operasi peralatan sesuai kapasitas operator. Dalam
hal ini, kapasitas tersebut dapat sensorik , seperti keterampilan dan kecepatan
bekerja, ketepatan melihat; kognitif seperti kecepatan menguasai tahapan
produksi, pemberian informasi, dan sebagainya(Landy,2000:480)
2.2.2
Pendekatan dan Metode Penelitian Psikologi
1.
Pendekatan
Pendekatan dalam ilmu
psikologi secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pendekatan
kuantitatif dan pendekatankualitatif. Namun secara rinci Atkinson dan Hilgard
(1996: 7-14) membagi psikologi atas lima pendekatan, yaitu :
a.
Pendekatan
Neurobiologis
Merupakan
pendekatan yang kajiannya menitikberatkan pada pembahasan struktur otak
manusia.
b.
Pendekatan
Perilaku
Merupakan
pendekatan dengan cara mengamati perilaku manusia, bukan mengamati
kegiatan-kegiatan bagian tubuh manusia.
c.
Pendekatan
Kognitif
Pendekatan
kognitif merupakan studi ilmiah mengenai kognisi. Tujuannya adalah untuk
mengadakan eksperimen dan mewujudkan teori yang menerangkan bagaimana proses
mental disusun dan berfungsi.Akan tetapi, penjelasannya mengharuskan teori itu membuat
ramalan mengenai setiap kegiatan yang dapat diamati, terutama perilaku.
d.
Pendekatan
Psikoanalitik
Pendekatan ini
dikembangkan oleh Sigmund Freund, ahli psikologi Austria yang didasarkan atas
studi kasus yag luas dari para pasien secara individual, bukan secara
eksperimen. Dasar pemikiran pendekatan ini bahwa sebagian besar perilaku
manusia adalah dari proses yang tidak disadari. Yang dimaksud proses tidak
disadari adalah pemikiran, rasa takut, dan keinginan yang tidak disadari,
tetapi berpengaruh terhadap perilakunya.
e.
Pendekatan
Fenomenologi
Pendekatan ini
memusatkan perhatiannya pada pengalamn subjektif individu. Pendekatan ini,
menekankan pemahaman kejadian atau fenomena yang dialami individu tanpa adanya
beban prakonsepsi atau ide teoretis.
2.
Metode
Jika kita telaah dari
segi metode yang digunakan dalam psikologi, pada mulanya metode klasik
psikologi terbatas pada metode introspeksi. Dalam metode ini mengacu pada
observasi dan pencatatan pribai yang cermat mengenai persepsi dan perasaanya
sendiri. Selanjutnya metode-metode psikologi berkembang dalam metode yaitu,
a.
Metode
Eksperimen
Metode ini banyak
digunakan untuk menyeliiki besran pengaruh dari suatu penelitian yang
diujicobakan. Ciri yang mencolok dalam metode ini adalah adanya perlakuan
ataupun manipulasi terhadap suatu yang diteliti, apakah ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok treatment (perlakuan) atau tidak, jika dibandingkan
dengan kelompok kontrol sebagai pengaruh treatment tersebut. Jika terdapat
perbedaan signifikan sebagai pengaruh treatment, berarti apa yang
dieksperimenkan benar-benar berpengaruh kuat terhadap sesuatu yang
diujicobakan, begitupun sebaliknya.
b.
Metode
Pengamatan (Observasi)
Metode ini secara
langsung mengamati terhadap sesuatu yang diteliti, baik perilaku binatang
maupun manusia. Data yang diperoleh mencangkup pengamatan perilaku, pencatatan
perubahan fisiologis, dan jawaban yang diperoleh untuk setiap pernyataan yng
diajukan mengenai perasaan para subjek sebelum, selama dan sesudah adanya penelitian.
c.
Metode
Survei
Metode ini
menggunakan kuesioner atau wawancara dalam ukuran sampel besar untuk mengetahui
informasi, seperti pendapat politik , pilihan para konsumen, sebab-sebab mereka
partisipatif/tidak partisipatif dalam pemilu, kebutuhan perawatan dan
sebagainya.
d.
Metode
Tes
Metode ini
digunakan untuk mengukur segala jenis kemampuan, seperti minat, bakat,
inteligensi, sikap, maupun tes prestasi belajar.
e.
Metode
Riwayat Kasus
Metode penelaahan
riwayat hidup secara ilmiah dikenal sebagai riwayat kasus, merupakan sumber
data yang penting bagi para ahli psikologi dalam mempelajari setiap individu.
Sebagian besar riwayat kasus dipersiapkan dengan cara merekonstruksikan riwayat
hidup seseorang yang didasrkan pada kejadian dan catatan yang teringat. Metode
riwayat kasus juga dapat didasarkan pada studi longitudinal.
2.2.3
Sejarah Perkembangan Psikologi
Pada zaman
Yunani kuno, Plato dan Aristoteles dianggap sebagai pelopor besar dalam psikologi.
Plato (427-347 SM) yang beranggapan jiwa manusia terbagi atas dua bagian, yaitu
jiwa rohaniah dan jiwa badaniah . Jiwa bersifat abadi,tidak pernah mati,
sedangkan jiwa badaniah tidak.
Sebelumnya usaha
studi ilmiah yang sistematis terhadap psikologi telah dibangun, sebagaimana
yang dilakukan pada cabang ilmu lainnya, dapat dikatakan telah muncul pada
pertengahan abad ke-19. Pada tahun 1875, Wihelm Wundt (1832-1920) yang berhasil
mendemonstrasikan sensasi dan presepsi
di Leipzig, bersamaan waktunya dengan William James , psikologi Amerika
Serikat yang mndirikan laboratorium di Harvard.
Sedangkan untuk
pengukuran psikomotorik diawali oleh Francis Galton (1822-1911), seorang ahli
psikolgi Inggris yang memiliki hobi mengukur sesuatu yang meluas bahan latar
belakang wanita yang dia temui dalam perjalanannya ke Afrika dengan menggunakan
triagulasi akhirnya ia dapat membuatnya dapat mengukur tingkat
inteligensi.
Perkembangan
ilmu psikologi menjadi pesat, terutama setelah adanya pengaruh psikologi
Eksperinmental Wilhelm Wundt pada tahun 1879.
Suatu
perkembangan lainnya dalam sejarah psikologi ialah yang dipelopori oleh Sigmund
Freund, seorang psikeater Austria (1856-1939).
Peneliti
terkenal dari Rusia adalah Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936). Pengkondisian
Pavlovian atau klasikal membentuk berbagi gerak refleks, dimulai dengan
stimulus yang belum menjadi kebiasaan dan respons yang belum menjadi kebiasaan
, itulah gerak refleks.
John Broadus
Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Universitas Jhon Hopkins di
Baltimore yang menangkap temuan Pavlov. Ia menyatakan dengan lantang tidak
sekedar bahwa teori Pavlov itu benar, tetapi juga teori itu menjelaskan semua
perilaku manusia.
Pemikiran
Burrhus Frederickc Skinner (1904-1990) agak berbeda dengan Watson. Ia
menyatakan bahwa setiap makhluk hidup pasti menerima stimulan tertentu yang
disebut sebagai stimulan penggugah.
Sebelum itu psikologi diartikan sebagai studi
mengenai kegiatan mental , datanya terutama diperoleh melalui observasi diri
dalam bentuk instrospeksi (Atkinson, 1996:8). Disinilah Watson da Skinner
berontak , bahwa metode instrospeksi tersebut dalam psikologi tidak ada
gunanya. Ia menganggap bahwa psikologi adalh disiplin ilmu maka datanya harus
dapat diamati dan terukur. Oleh karena itu, menurutnya hanya dengan metode behavariorisme, psikologi menjadi lmu
yang objektif.
2.2.4
Mazhab-mahzab Ilmu Psikologi
1.
Psikologi
Eksperimental dan Klasik
Istilah psikologi
eksperinmental menurut Atkinson(1996:20) sebenarnya sebutan yang keliru karena para
ahli psikologi dengan keahlian bidang lain pun melakukan eksperimen. Akan
tetapi, kelompok ini biasanya terdiri dari para psikologi yang mempergunakan
metode eksperimen untuk mempelajari bagaimana orang bereaksi terhadap
rangsangan indra, memandang dunia ini, belajar dan mengingat, menjawab secara
emosional, dan digerakkan untuk bertindak, baik oleh rasa lapar maupun oleh
keinginan untuk sukses dalam hidup.
2.
Psikologi
Psikoanalisis
Psikoanalisi adalah sebuah model perkembangn kepribadian, filsafat
tentang manusia, dan metode psikoterapi. Sumbangan utama yang bersejarah dari
teori dan dan praktik psikoanalisis meliputi:
a)
Kehiduapan
mental individu menjadi daat dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia
dapat diterapkan pada perbedaan penderitaan usia.
b)
Tingkah
laku diketahui seiring ditentukan oleh faktor-faktor tidak sadar.
c)
Perkembangan
pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian di
masa dewasa.
d)
Teori
psikoanalitik menyediakan kerangkan kerja yang berharga untuk memahami cara-cara
yang digunakan oleh individu dala mengatasi kecemasan dengan mengandaikan
adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan kecemasan
e)
Pendekatan
psikoanalitik telah memberikan cara-cara mecari keterangn dari ketidaksadaran
melalui analisis atas mimpi, resistensi, dan transferensi. (Corey,1995: 13)
3.
Psikologi
Behaviorisme
Behaviorisme adalah
posisi filosofi yang mengatakan bahwa untuk menjadi ilmu pengetahuan ,
psikologi harus memfokuskan perhatiannya pada sesuatu yang dapat diteliti,
yaitu lingkungn dan perilaku, daripada fokus pada apa yang tersedia dalam
individu, seperti persepsi, pikiran, berbagi citraan dan perasaan sehingga
tidak akan pernah dapat menjadi ilmu pengetahuan yang objektif(Boeree,
2005:385)
4.
Psikologi
Gesalt
Berbeda dengan
Behaviorisme Wtson bahwa teori Gesalt menekankan pentingnya prses menta. Dasar
teori ini ialah bahwa subjek tersebut mereaksi pada keseluruhan kesatuan yang
bermakna (Koffka,1935:141).
5.
Humanistik-Eksistensialisme-Fenomenologis
Dalam penelitiannya
Maslow lebih menekankan pada hasil-hasil penelitain orang orang sehat dan
kreatif , tentunya berbeda dengan Goldstein dan Angyal yang meletakkan dars
pandangan mereka pada penelitian tentang orang orang cedera otak atau gangguan
jiwa. Ia berpendapat bahwa psikologi lebih banyak memikirkan kelemahan manusia
dari pada kekuatannya dan psikologi semata-mata meneliti dosa dan mengabaikan
kebaikan.
6.
Psikologi
Kognitif
Mengacu pada upaya
pemahaman berbagi bentuk instrumen observasi empirik sistematis manusia yang
selanjutnya dikonstuksikan menjadi serangkaian teori (Richardson, 2000:127).
Kelahiran psikologi kognitif tersebut dipengaruhi oleh dua tradisi :
a)
Psikologi
kognitif sebagai perkembangn alamiah dari apa yang disebut sebagai psikologi
eksperinmental yang selanjutnya merangkum metodologi perilaku yang mendomimasi
riset psikologi pada abad-20.
b)
Psikologi
kogitif berkembang setelah PD II, pada awalnya dimaksudkan untuk mencarai
pemecahan masalah diseputar interaksi antara manusia dan mesin (Richardson,
2000:128)
2.2.5
Konsep Psikologi
1.
Motivasi
Adalah suatu keadaan
dan ketegangan individu yang membangkitkan dan memelihara serta mengarahkan
tingkah laku yang mendorongmenuju suatu tujuan untuk mencapai suatu
kebutuhan(Chaplin,1999: 310; Thoha,1993:180-181)
2.
Konsep
Diri
Merupakan penilaian
tentang dirinya oleh orang lain yang menyangkut aspek physical, preceptual dan
attitudinal(fisik, presepsi dan kesikapan). Menurut Gecas(2000:955), ada tiga
motivasi penguatan diri atau motivasi hargadiri;motivasi kemampuan diri;
motivasi konsistensi diri.
3.
Sikap
Konsep sikap merujuk
pada masalh yang lebih banyak bersifat evaluantif afektif terhadap suatu
kecenderungan atas reaksi yang dipilihnya. Sikap pun menunjukkan penilaian kita
apakah bersikap positif ataupun negatif terhadap bermacam macam entitas,
misalnya individu, kelompok, objek, tindakan, dan lembaga (Manis, 2000:49)
4.
Persepsi
Persepsi mengacu pada
mekanisme yang menjad alat kita menyadari dan memproses informasi tentang
stimuli ataupun dunia eksternal, baik itu yang menyangkut kualitas kognitif
maupun afektif.
5.
Frustrasi
Frustrasi merupakan
suatu reaksi emosional yang disebabkan oleh gagal atau terhalangnya pencapaian
tujuan yang diharapkan.
6.
Sugesti
Merupakan bagian dari
bentuk interaksi sosial yang menerima dengan mudah pengaruh orang lain tanpa
diseeksi dengan pemikiran yang kritis.Tanpa menggunakan kekuatan fisik atau
paksaan.
7.
Prestasi
Merupakan pencapaian
atau hasil yang telah dicapai yang memerlukan suatu kecakapan/keahlian dalam
tugas-tugas akademis maupun non akademis (Chaplin,1993:310)
8.
Crowding
(Kerumunan Massa)
Merupak suatu kumpulan
orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama walaupun mungkin tidak saling
mengenaldengan emosi-emosi yang mudah dibangkitkan dan tidak kritis(Chaplin
1999:118).
9.
Imitasi
Merupakan salah satu
proses interaksi sosial yang banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan
meniru perbuatan ornag lain secara disengaja.
10. Kesadaran
Memiliki makna inti
yang merujuk pada suatu kondisi ataupun kontinum dimana kita mampu merasakn,
berfikir, dan membuat persepsi(Wright,2000:162)
11. Fantasi
Merujuk pada kapasitas manusia yang luar biasa
dalam memberikan sosok pada sesuatu yang sesungguhnya tidak ada, kemudian
melegkapinya dengan aneka pengandaian, baik itu secara spontan maupun sengaja
(Janjens,1977)
Merupakan ssebuah
konsep samar yang mencangkup seluruh karakteristik psikologiyang membedakan
seseorang dengan yang lainnya (Colman, 2000:745)
13. Pikiran
Istilah mind atau pikiran berasal dari bahasa Teutonic kuno,
yaitu gamundi yan artia berfikir, mengingat, bermaksud, atau intend(Valentine:2000:667).
14. Insting dan Naluri
Merupakan dorongan
biologis pada suatu impuls untuk melakuakn tindakan tertentu tanpa kesadaran
yang sifatnya turunan atau bawaan dengamn mengabaikan pengalamn hidup maupun
hasil belajar.
15. Mimpi
Merujuk pada suatu
aktivitas sederetan tamsil simbolik, ide, gagasan, hasrat terpendam, kebutuhan
dan konflik yang saling bertalia dan berlangsung selama tidur, selama dikuasai
oleh obat bius maupun selama dalam kondisi terhipnotis (Chaplin,1999:147).
Pendapat ini disempurnakan oleh Crick dan Mitchison (1983) yang menyatakan
bahwa mimpi berfungsi sebagai proses belajar atau pengingatan atas hal-hal yang
penting yang dialami masa sebelumnya. Begitupun Hennevin da Leconte (1971)
berpendapat bahwa mimpi berfungsi menghimpun informasi.
2.2.6
Generalisasi Psikologi
1.
Motivasi
Motivasi seseorang
untuk melakukan suatu tindakan dapat berlangsung baik disadari maupun tidak
disadari. Sebab sebagai manusia sering terjadi bahwa kita selalu sepenuhnya
menyadari akan sebab dan akibat yang ditimbulkan dari tindakan itu.
2.
Konsep
Diri
Konsep diri bagi
seseorang adalah konsep diri yang positif. Artinya , penilaian tentang dirinya
secara internal maupuneksternal adalh seimbang dan valid. Sebaliknya seorang
yang sombong tidak sesuai antara penilaian dirinya secara internal dengan
eksternal yang suka membual adalah konsep diri yang negatif
3.
Sikap
Sebuah sikap sering
kali didefinisikan sebagai tendensi untuk bereaksi secare menyenangkan ataupun
tidak menyenangkan terhadap sekelomok stimuli yang ditunjuk , misalnya suatu
kelompok etnis, kelompok bangsa, adat istiadat adatu lembaga ( Anastasi dan
Urbina, 1997 :42)
4.
Persepsi
Persepsi seseorng
tentang posisi suatu benda tertentu , memiliki nilai yang lebih objektif
dibanding jika kita bertanya tentang sikap seseorang terhadap partai politik
tertentu. Akan tetapi, persepsi seseorang pun dapat keliru manakala individu
mengalami ilusi, dimana ia mengalami gangguan pengamatan yang tidak sesuai dengan pegindraan sehingga ketika
mekanisme normal diaktifkan tidak mampu menangkap stimuli sebenarnya secara
akurat.
5.
Frustrasi
Frustrasi yang
disebabkan oleh ketidakadilan(bersifat arbitrer), lebih erat hubunganya dengan
terjadinya agresi , dibanding frustrasi nonarbitrer justru reaksinya dapat
menarik diri dari pergaulan menjadi depresi (Krahe,2005:56; Berkowitz,1995:47)
6.
Sugesti
Berlangsungnya proses
sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda kekalutan emosi dan
sedang terhambat daya pikirnya seseorang secara rasional. Akan tetapi juga
dapat terjadi oleh sebab yang memberikan pandangan tersebut adalah orang yang
dianggap berwibawa dan otoriter ataupun karena faktor suara mayoritas
(Soekanto,1986:52-53)
7.
Prestasi
Masyarakat yang
memiliki tingkat prestasi memiliki tingkat kebutuhan berprestasi, umumnya akan
menghasilkan jiwa wiraswastawan yang lebih bersemangat dan selanjutnya akan
menghasilkan perkembangn ekonomi yang lebih cepat , dibandingkan dengan
kelompok yang memiliki tingkat kebutuhan untuk berprestasi tersebut, pada
umumnya merupakan hasil yang dibangun oleh pengalaman sosial sejak masa
kanak-kanak, serta bukan sesuatu yang tiba-tiba.
8.
Crowding
(Kerumunan Massa)
Kerumunan masa sering
merefleksikan perbuatan-perbuatan primitif yang destruktif, walaupun pada
hakikatnya tidak selalu merepresentasikan perbuatan negatif itu.
9.
Imitasi
Menurut Gabriel Tarde,
masyarakat tidak lain adalah pengelompokan manusia, dimana individu yag satu
mengimitasi yang lain, dan sebaliknya. Bahkan, masyarakat baru menjadi
masyarakat sebenarnya apabila manusia mulai mengimitasi kegiatan-kegiatan
manusia lainnya. Menurut Tarde, La sosiete c’es l’imitasion(Gerungan,2000:32)
10. Kesadaran
Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa kesadaran seseorang sangat
bergantung dari fungsi otak tertentu.Jika korteks bagian kanan yang rusak ,
pasien cenderung mengalami sindrom yang dinamak pengabaian unilateral. Dalam
kasus ini pasien dapat kehilangn kesadaran diri yang merusak daya imajinasi
maupun pemahaman dunia nyata (Bisiach dan Luzzatti,1978)
11. Fantasi
Pemanfaatn dunia
fantasi dalam dunia seni sudah lama merupak sumber lahirnya puisi drama dan
lukisan. Akan tetapi , baru sejak abad ke-20 fenomena tersebut menjadi kajian
ilmiah formal dalam psikologi (Singer,2000:343)
12. Personalitas/Kepribadian
Kepribadian mencangkup
usaha-usah menyesuaikan diri yang beraneka ragam , namun khas yang dilakukan
oleh individu. Karena itu, kepribadian sering diidentikkan dengan aspek-aspek
unik atau khas dari tingkah laku. Merupakan istilah untuk menunjuk pada hal-hal
khusus tentang individu dan yang membedakaanya dari semua orang ( Hall dan
Lindzey,1993:27)
13. Pikiran
Manusia sebagai
makhluk rasional yang beragam dan berbudaya, semestinya pikirannya mampu
mengendalikan perilakunya sehari-hari. Bukan sebaliknya, perilaku mengendalikan
pikiran (Valentine,2000:668)
14. Insting/Naluri
Bagi Charles Darwin
maupun Sigmund Freud, agresi dan kekerasan jika ditelusuri asal muasalnya
merupakan bagian integral dari seleksi alam yang kompetitif ataupun insting
sebagai pertahanan naluri kehidupan maupun naluri kematian sebagai makhluk
manusia. Berdeda dengan Mazhab behavioristik seperti John B.Watson bahkan
Albert Bandura bahwa agresi dan kekerasn adalah hasil pembiasaan dan
pembelajaran yang bersifat eksternal dari pengaruh-pengaruh lingkungan yang
deterministik.
15. Mimpi
Studi tentang mimpi
menjadi keluar dari kepustakaan dunia ilmu-ilmu sosial. Padahal jika ditelaah
lebih jauh, mimpi memiliki multifungsi untuk kepentingan manusia sekarang dan
mendatang (Cartwright,2000:240)
2.2.7
Teori Psikologi
1.
Teori
Agresi Psikoanalisis Sigmund Freund
Inti dari teori
tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
a)
Perilaku
agresif manusia pada dasarnya didorong oleh dua kekuatan dasar yang menjadi
bagian tidak terpisahkan dari sifat manusia, yakni insting/naluri kehidupan dan
insting/naluri kematian.
b)
Eros,
mendorong orang mencari kesenangan dan kenikatan untuk memenuhi keinginan.
Sedangkan thanatos diarahkan pada tindakan-tindakan destruktif diri serta
perasaan berdosa/ bersalah.
c)
Karena
sifat analogistiknya, kedua insting/naluri itu merupakan konflik intrafisik
yang berkelanjutan yang hanya dapat diatasi dengan mengalihkan kekuatan dengan
orang yang bersangkutan kepada orang lain.
d)
Satu
alternatif yang mungkin dapat dilakukan
katarsis(pelepasan) yang dapat dilakukan melalui humor maupun menyalurkan
agresi terhadap benda-banda tiruan, serta berolahraga yang menunjukkan
permainan keras.
2.
Teori
Disonansi Kognitif Festinger
Disonansi adalah
hubungan dua eemen yang disertai suatu penyangkalan. Sebagai contoh jika
seseorang dipukul seharusnya ia kesakitan, tetapi jika ada orang yang dipukul
tidak kesakitan maka terjadilah hubungan disonansi. Adapun isi pokok teori
disonansi kognitif tersebut sebaga berikut.
a)
Antar
elemen-elemen kognitif mungkin terjadi hubungan yang tidak pas yang menimbulkan
disonansi(kejanggalan) kognitif.
b)
Disonansi
kognitif menimbulkan desakn untuk mengurangi disonansi tersebut dan menghindari
peningkatannya.
c)
Hasil
dari desakan itu terwujud dalam perubahan-perubahan pada kognisi.
d)
Perubahan
tingkah laku dan menghadapkan diri pada beberapa informasi tentang pendapat
baru yang sudah diseleksi terlebih dahulu.
3.
Teori
Kepribadian Erich Fromm
Secara singkat, teori
kepribadian yang digagas Fromm sebagai berikut.
a)
Kebebasan
manusia semakin luas , menempatkan manusia merasa semakin kesepian, dengan kata
lain kebebasan menjadikan keadaan yang negatif dimna manusia melarikan diri.
b)
Manusia
selalu berusaha memecahkan kontradiksi-kontradiksidasar yang ada padanya.
c)
Aspek
individu, yakni aspek binatang dan aspek manusia merupakan kondisi-kondisi
dasar eksistensi manusia, yang berasumsi bahwa : “Pemahaman tentang psikhe
manusia harus berdasarkan analisis tentang kebutuhan manusia yang berasal dari
kondisi eksistesinya.
d)
Kepribadia
seseorang akan berkembang menurut kesempatan yang diberikan kepadanya oleh
masyarakat tertentu.
e)
Sebagai
manusia tidak lepas dari pasangan tipe karakter nekrofilus dan biofilus.
Nekrofilus adalah orang yang tertarik pada kematian dan Biofilus adalah orang
yang mencintai kehidupan.
f)
Sekarang
ini lima tipe masyarakat sudah demikian menggejala , berbea dengan masa-masa
sebelumnya, seperti reseptif, eksplotatif, penimbunan, pemasaran, dan
produktif.
g)
Ia
yakin dengan proposisi-proposisi sebagai berikut: manusia memiliki kodrat
esensial bawaan ;masyarakat diciptakan oleh manusiauntuk memenuhi kodrat
esensial ini; tidak satupun bentuk masyarakat yang pernah diciptakan berhasil
memenuhi kebutuhan dasar eksistensi manusia; adalah mungkin menciptakan
masyarakat itu.
h)
Masyarakat
yang didambakan adalah sosialisme komunitarian humanistik.
4.
Teori
Deprivasi Relatif Gurr
Ringkasan teori Gurr
sebagai berikut.
a)
Dengan
mendefinisikan deprivasi relatif sebagai hasil dari proses perubahan harapan
dan kemampuan untuk memenuhi harapan itu maka bentuk deprivasi dapat dibeaka
berdasarkan pola-pola perubahan.
b)
Ketidakpuasan
menciptakan potensi untuk kekerasan politik. Tiga kelompok faktor yang
memperantarai potensi untuk kekerasan politik dan kekerasan aktual yaitu
justifikasi normatif untuk kekerasan; justifikasi kemanfaatan untuk kakerasan;
keseimbangan antara sumber-sumber daya koersif dan intitusional dari
pemberontakan versus pemerintahan / negara.
5.
Teori
Kecerdasan Majemuk Howard Gardener
Baginya kecerdasan
dapat ditambah jumlahnya, jika memenuhi sebagian besar kriterianya. Jumlah
kecerdasan kurang penting dari pada kemajemukan kecerdasan, dan bahwa tiap
manusia memiliki campuran kekuatan serta kelemahan kecerdasan yang unik.
2.3 Ruang Lingkup Politik
2.3.1
Pengertian,
Karakteristik, dan Ruang Lingkup Politik
Istilah politik
(politics) sering dikaitkan dengan bermacam-macam kegiatan dalam sistem politik
ataupun Negara yang menyangkut proses penentuan tujuan sampai dalam dalam
melaksanakan tujuan tersebut. Di samping itu, juga menyangkut pengambilan
keputusan (decision making) tentang apakah yang menjadi tujuan sistem politik
yang menyangkut seleksi antara beberapa alternatif serta penyusunan untuk
membuat skala prioritas dalam menentukan tujuan-tujuan itu.Menurut Brendan
O’Leary (2000; 788) ilmu politik merupakan disiplin akademis, dikhususkan pada
penggambaran, penjelasan, analisis dan penilaian yang sistematis mengenai
politik dan kekuasaan.
Menurut kaum
institusionalis (intitusional approach)
·
Roger F. Soltau
(1961: 4), ilmu politik adalah kajian tentang negara,
tujuan-tujuan Negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan
itu; hubungan Negara dengan warga negaranya serta dengan Negara-negara lain.
·
J. Barents
(1965: 23), ilmu politik adalah ilmu tentang kehidupan Negara yang merupakan
bagian dari kehidupan masyarakat; ilmu politik mempelajari
Negara-negara itu melakukan tugas-tugasnya.
Menurut
kelompok pendekatan kekuasaan (power
approach)
·
Harold Laswel,
W.A. Robson, maupun Deliar Noer. Laswel (1950: 240). ilmu politik sebagai
disiplin empiris pengkajian tentang
pembentukan dan pembagian kekuasaan, serta tindakan politik seperti yang ditampilkan seseorang dalam
perspektif kekuasaan.
·
Robson (1954:
24). ilmu politik adalah ilmu yang memfokuskan dalam masyarakat, yaitu sifat
hakiki, dasar, proses, ruang lingkup, dan
hasilnya.
Menurut kelompok pendekatan pengambilan keputusan (decision making
approach)
·
Joyce Mitchell
(1969: 4-5). ilmu politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan
kebijakan public untuk suatu keseluruhan masyarakat.
·
Karl W. Deutsch
(1970: 5). Politik adalah pembuatan keputusan oleh alat-alat politik.
Menurut
kelompok pendekatan (public policy / belied approach)
·
Hogerwerf (1972:
38-39). Objek dari ilmu politik adalah
kebijaksanaan pemerintah, proses terbentuknya,
serta akibatnya.
·
Easton (1971:
128). Ilmu politik adalah studi tentang terbentuknya kebijaksanaan umum.
Menurut kelompok
pendekatan pembagian (distribution approach)
·
Harold Laswel
(1950: 128). Politik adalah masalah siapa mendapat apa, kapan,dan bagaimana?.
·
David Easton
(1965). Sistem politik adalah keseluruhan dari interaksi yang mengatur
pembagian nilai secara autoritatif (berdasarkan wewenang) untuk dan atas nama
masyarakat.
·
Robert Dhal
(1970: 4). Ilmu politik membahas tentang hubungan
manusia yang kokoh, dan melibatkan secara cukup mencolok, kendali, pengaruh,
kekuasaan, dan kewenangan.
Ruang lingkup
disiplin ilmu politik kontemporersangat luas. Menurut O’Leary (2000: 794)
subbidang utama dari penyelidikan ilmu politik meliputi: pemikiran politik,
teori politik, lembaga-lembaga politik, sejarah politik, politik perbandingan,
ekonomi politik, administrasi public, teori-teori kenegaraan, hubungan
internasional.
1.
Pemikiran
politik
Subbidang ini
merupakan akumulasi bangunan teks dan tulisn para filsuf besar yang membingkai
pendidikan intelektual kepada banyak mahasiswa ilmu politik. Di antaranya karya-karya besar para pemikir
sejak zaman plato dan aristoteles, zaman pertengahan dan awal modern
karya-karya Aquinas, Agustine, Hobbes, Locke, Hegel, Marx, Tocqueville, dan
Mill (O’Leary, 2000: 788). Dalam perkembanganya, norma tersebut banyak dikritik
berulang kali karena dianggap bersifat etnosentrisme, mengingat mengabaikat
tradisi filsafat non-Barat yang sudah berkiprah sebelum dan bersamaan dengan peradaban
barat serta bersifat patriarkat (Oikin, 1980: Pateman,1988).
Memang para
penafsir pemikiran politik selalu punya alas an yang berbeda dalam hal
memberikan perhatian yang rinci terhadap teks-teks klasik. Sebagian berpendapat
bahwa ilmu-ilmu klasik menyimpan kebenaran yang permanen, kendati mereka
berbeda pendapat dengan penulis-penulis tertentu.Inilah tugas pendidik untuk
meneruskan kebenaran tersebut kepada generasi selanjutnya.Kelompok ini
contohnya Leo Strauss yang bersikukuh bahwa ilmu-ilmu klasik mengandung
kebenaran abadi, tetapi semua itu hanya dapat diakses oleh kalangan elite yang
berperadaban (O’Leary, 2000: 289).
2.
Teori
politik
Para ahli teori
politik biasanya memiliki gaya-gaya tersendiri, kendati memiliki cirri umum
yang bersifat normatif dalam orientasi teori politiknya yang telah lama
berovolusi.Sebagai contoh, menurut O’Leary (2000: 789), teori politik
Aglo-Amerika kontemporer, biasanya memiliki cita rasa dedukatif dan
analisis.Mereka menyampaikan secara akurat dengan pendekata logika matematika
dari tema-tema dalam karya klasik. Alas an mereka sederhana, karena tugas
mereka adalah untuk menjelaskan konseptual tentang makna-makna konsep kunci
yang kemungkinan kontradiktif, seperti demokrasi, kebebasan, hukum, legitimasi,
persamaan, HAM, dan sebagainya. Akan tetapi, perhatian utama mereka adalah
pertanyaan-pertanyaan normative, seperti memangnya apasih keadilan itu?Inilah
persoalan yang sering muncul dewasa ini, sebagaimana ditulis John Rawls dalam A
Theory of justice (1971), dimana bagi kaum liberal memuja buku ini sebagai
solusi bagi ketegangan diantara kebebasan dan kesetaraan.Sebaliknya, bagi kaum
konservatif memandangnya sebagai tuntutan bagi pemerintah aktif, sedangkan kaum
radikal memandangnya sebagai ekspresi ideologis tentang Negara kesejateraan
liberal (Losco dan Williams, 2005: 991).
3.
Lembaga-lembaga
politik
Merupakan kajian
terhadaplembag-lembaga politik, khususnya peranan konstitusi, eksekutif,
birokrasi, yudikatif, partai politik, dan sisitem pemilihan, yang mula-mula mendorong
pembentukan formal jurusan-jurusan ilmu politik dibanyak universitas di akhir
abad ke-19 (Miller, 2002: 790).Sebagian besar ereka tertarik pada penelusuran
asal usul dan perkembangan lembaga-lembaga politik dan memberikan
deskripsi-deskripsi fenomena logis; memetakan konsekuensi-konsekuensi formal
dan procedural dari institusi-institusi politik.
4.
Sejarah
politik
Banyak para ilmuwan
politik yang menjelaskan tentang sejarah politik walaupun sering bias terhadap
sejarah kontemporer pada umumnya mereka percaya bahwa tugas ilmuwan politik
menawarkan penjelasan retrodiktif. Mereka yakin bahwa kebenaran terletak pada
arsip-arsip pemerintah (O’Leary, 2000: 790).
Selain itu,
secara garis besar politik cenderung terbagi dua kubu:
a.
Hight
politics (politik tinggi), yaitu yang mempelajari perilaku politik para pembuat
keputusan elite, mereka percaya bahwa kepribadian dan mekanisasi para elite
politik adalah kunci pembuat sejarah.
b.
Low
politics (politik bawah), atau politik dari bawah, mereka percaya bahwa
perilaku politik massa mereka memberikan kunci untuk menjelaskan
episode-opisode politik utama, seperti halnya beberapa revolusi yang terjadi.
5.
Politik
perbandingan
Merupakan asumsi
dari para ilmuwan politik bahwa focus perbandingan memberikan satu-satunya cara
untuk menjadi ilmu sosial murni. Sebab bagi ilmuwan politik dalam pandanganya
bahwa ilmu politik berkaitan dengan upaya membangun hukum-hukum universal atau
generalisasi yang dapat memberikan penjelasan fenomena poltik yang tepat dan
teruji.
6.
Ekonomi
poltik
Subbidang ini bertolak dari suatu pemikiran bahwa teori
perilaku politik sebagaimana teori perilaku ekonomi, harus bermula dari premis
sederhana tentang manusia yang suka membangun perdiksi dari perilaku
mereka.Bagi para eksponen pilihan rasional, pengujian suatu teori yang baik
terletak pada daya prediksinya, bukan pada kebenaran asumsinya.Disinilah letak
hubungan ilmu politik dan ekonomi, dimana manusia tidak pernah puas menggapai
keoentingan diri yang rakus tersebut.Pemikiran yang demikian telah menggerakkan
literatur uang ekstensif, misalnya tentang ekonomi poltik lingkaran bisnis,
dimana para ahli teori mencoba memprediksibagaimana para politisi memanipulasi
alat-alat perekonomian untuk membangun atau menciptakan hubungan politik
(Tufte, 1978).
7.
Administrasi
public dankebijakan umum
Administrasi public
dan kebijakan umum, keduanya merupakan cabang empiris dan normatif dari ilmu
politik yang tumpang tindih dengan hukum dan ekonomi.Mengapa demikian? Karena
administrasi public memusatkan perhatianya pada susunan institusional profinsi
pelayanan public, dan secara historis berkenaan dengan kepastian administrasi
yang bertanggung jawab dan adil, sedangkan para ahli kebijakan public
menganalisis formasi dan penerapan kabijakan-kebijakan, serta memberikan manfaat
normative dan empiris terhadap argument-argumen yang digunakan untuk
menjustifikasi kebijakan-kebijakan tersebut.
8.
Teori
kenegaraan
Teori ini sering
diduga merupakan teori politik yang paling padu dalam memberikan perhatian bagi
teori politik kontemporer, pemikiran politik, administrasi public, kebijkan
public, sosiologi politik, dan hubungan internasional (O’Leary, 2000: 794). Hal
ini dapat dipahami, mengingat kebanyakan ilmu politik kontemporer memfokuskan
pada organisasi Negara dalam sistem demokrasi liberal. Dalam hal ini, demikrasi
liberal sebagai bagian dari jawaban terhadap perkembangan kegiatan Negara dalam
demokrasi kapitalis barat, yang pada abad ke-20 telah terlihat fungsi-fungsi
Negara melebar melampaui inti minimal pertahanan, keteraturan, dan pembuatan
hukum serta perlindungan terhadap agama dominan hingga meliputi manajemen dan
regulasi ekonomi seta sosial yang ekstensif (O’Leary, 2000: 795).
9.
Hubungan
internasional
Sebenarnya jika
hubungan antar Negara merupakan hubungan internasional, jelas istilah tersebut
sangat menyesatkan bagi subdisiplin ilmu politik yang memfokuskan pada hubungan
lintas Negara dan internegara dalam diplomasi, transaksi ekonomi, serta perang
maupun damai. Asal usul hubungan internasional terdapat dalam karya para teolog,
yang mengajukan argument tentang kapan dan bagaimana perang itu dianggap adil,
seperti karya Grotius, Pufendorf, dan Vattel yang mencoba menyatakan bahwa ada
hukum bangsa-bangsa yang sederajat dengan hukum domestic Negara-negara, dab
karya-karya para filsuf politik, seperti Rousseau dan Kant, yang membahas
kemungkinan perilaku moral dalam perang dan kebutuhan akan tatanan
internasional yang setabil dan adil (O’Leary, 2000: 794).
Beberapa bidang
kajian ilmu politik secara tematis yang berkembang dewasa ini demikian luas dan
banyak ragam, seperti psikologi politik, pluralisme politik, budaya politik,
ekonomi politik, antropologi politik, politik etnik, rekrutmen politik, partai
politik, perwakilan politik dan birokrasi politik.
2.3.2
Pendekatan,
Metode, Teknik, dan Ilmu bantu Politik
1.
Pendekatan
Kajian ilmu politik
dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan
kuantitatif. Seperti yang sebelumnya telah dikemukakan bahwa dalam pendekatan
kualitatif merupakan pendekatan yang menggunakan lingkungan alamiah sebagai
sumber data langsung, bersifat analitik, menekankan proses, bersifat induktif,
dan menurut W.R. Torbert sering disebut sebagai collaborative inquiri (Torbert,
1981: 141-151).
Sedangkan pendekatan
kuantitatif mencoba untuk memelihara diri mereka dari pengaruh koleksi data.
Instrumenya yang variasi, seperti psycometic
yang dibentuk mapan melalui tes; menguji dan menstandardisasi daftar
observasi, baik wawan cara terbuka maupun tertutup; menggunakan metode
stastistik untuk meneliti data dan menyimpulkan sebagai hasil penelitian.
2.
Metode
Semakin cepat kita
menggunakan metode dan teknik dalam ilmu politik maka akan semakin baik dalam
menghampiri kenyataan politik seperti ilmu-ilmu sosial pada umumnya, dalam
metode penelitian yang digunakan dalam ilmu politik menyangkut metode induksi
dan deduksi. Metode induksi adalah serangkaian strategi ataupun prosedur
penarikan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan proses pemikiran setelah
mengkaji peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus atas dasar fakta teoritis
yang khusus ke yang umum. Metode deduksi adalah kebalikan dari metode
induksi.Dalam menggunakan metode ini merupakan serangkaian strategi ataupun
prosedur dengan penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum ke yang khusus, dan
biasanya penelitian yang demikian banyak dilakukan dalam pendekatan
kuantitatif.
3.
Teknik
Teknik banyak
digunakan dalam ilmu politik sebenarnya banyak ragamnya seperti metode field
work, investigation, questionare, sampling interview, opinionnaire, participant
observe, schedule, direct observation,case study, dan action research.
4.
Ilmu
bantu
Adapun beberapa ilmu
bantu yang digunakan dalam kajian politik diperlukan sekali peran dan
konstribusi dari berbagai ilmu sosial lainya, seperti sejarah, filsafat,
sosiologi, antropologi, ekonomi, psikologi sosial, geografi, dan hukum.
2.3.3
Tujuan
dan Fungsi Ilmu Politik
Dalam beberapa hal,
ilmu politik memiliki sifat ambigu, mendua, dan paradoks. Dalam ilmu politik
terkandung rasa campuran antara ingin tahu, menarik, jijik, bernafsu, serakah,
dan sifat-sifat bergalau dengan negatif. David Apter dalam bukunya yang
berjudul Introduction to Political Analysis, menganalogikan ilmu politik dengan
seks (Apter, 1996: 5). Sebagaimana seks, politik menjadi suatu pokok kajian yang
dihindari dalam masyarakat yang sopan. Akan tetapi, sebagaimana kita butuh akan
keindahan, kesenagan, kekuasaan, dan keagungan sebagai pemimpin dan penakluk
dimuka bumi ini, kita perlu tahu dan merasakan hal-hal yang terlarang pada satu
masalah, kit pun membutuhkan kontroversi dari apa yang salah lain. Tidak aneh
jika dalam mempelajari ilmu poltik membangkitkan perasaan-perasaan yang
mendalam, seperti rasa cinta, setia, bangga,sekaligus rasa jijik, benci, malu,
dan marah. Setidaknya secara umum terdapat tiga makna tujuan mempelajari ilmu
politik.
1.
Perspektif
Intelektual
Sebagaimana kita
maklumi bahwa sebenarnya tujuan politik adalah tinakan politik. Untuk
mencapainya, diperlukan pembelajaran untuk memperbesar kepekaan pembelajar
sehingga ia dapat bertindak. Agar dapat bertindak dengan baik secara politik,
orang perlu mmpelajari asas dan seni politik dan nilai-nilai diwujudkan dalam
lembaga-lembaga, serta taktik ataupun strategi apa yang digunakan untuk
bertindak? Dengan demikian, orang belajar bagaimana kekuasaan dapat dijinakkan
oleh Prometheus, dan diabdikan kepada tujuan manusia yang positif. Sebagai
contoh, Plato dan Aristoteles di akademi-akademi Yunani, dan juga mereka sangat
terlibat dalam politik praktis. Begitu pun sebelumnya, Socrates sebagai lambang
guru politik yang aktif, ia meninggal karena tekanan-tekanan politik praktis
penguasa Yunani kuno.
2.
Perspektif
Politik
Maksudnya adalah
bahwa pandangan intelektual mengenai politik tidak banyak berbeda dengan
pandangan politisi. Bedanya jika politisi lebih bersifat “segera” (yang ada
kini dan di sini, daripada hal-hal yang teoritis), sedangkan intelektual dapat
menjadi politisi jika ia mampu memasukkan masalah politik dalam pelayanan suatu
kepentingan ataupun tujuan. Sebagai contoh, sebuah kasus dengan adanya sitem
pemilihan langsung di Indonesia, banyak intelektual yang tersedia menjadi
angoota calon legislatif dan eksektif pusat dan daerah. Dengan kampanye yang
bergaya “operator mendadak”, dalam waktu singkat mereka mempersiapkan dan
menggunakan strategi itu dari yang biasanya sangat teoritis mendadak berubah ke
dalam suatu kerangka kerja yang bersifat praktik. Hal itu mirip dengan apa yang
dinyatakan Robert Dahl (1967: 1-90) bahwa dalam waktu singkat mereka telah
menjadi politisi.
3.
Perspektif
Ilmu Politik
Dalam hal ini,
politik dipandang sebagai ilmu. Ia menilai poltik dari sisi intelektual dengan
pertimbangan kritis serta memiliki kriteria yang sistematis. Pendirian ini
memandang terhadap kebutuhan ke depan, untuk meramalkan akibat tindakan politik
maupin kebijaksanaan para politisi. Jika para politisi memandang politik
sebagai pusat kekuasaan publik, kaum intelektual memandang politik sebagai
perluasan pusat moral dari diri. Dengan demikian, politik sebagai ilmu menaruh
perhatian pada dalil-dalil, keabsahan, percobaan, hukum, keragaman, dan
pembentukan asas-asas yang universal (Apter, 1996:21)
2.3.4
Sejarah
Perkembangan Politik
Lahirnya ilmu politik
secara formal memang sejak abad ke-19, namun sengat beragam dari mana memulai
lahirnya ilmu politik itu. Menurut Budiardjo (2000: 2), secara resmi politik
diakui sebagai disiplin ilmu sejak berdirinya Ecole Libre des science
politiques di paris tahun 1870, dan London School of Economic and political
sciencetahun 1895, lain lagi dengan David E. Apter yang menulis buku
Introduction to Political Analysis, dimana ilmu ini sangat bercorak amerika.
Padahal secara embrio
yang lebih luas dan secara originalitas, pembahasan tentang negara sudah ada
sejak 450 SM di Yunani kuno. Seorang ahli sejarah Herodotus (480-430 SM),
maupun filsuf-fisuf ternama Yunani seperti Plato (420-347 SM), karya-karyanya
Politeia (tentang politik), Krinton (tentang ketaatan terhadap hukum), dan
Aristoteles (384-332 SM) sudah banyak berbicara tentang filsafat politik.
Begitupun filsafat Cina kuno Khung Fu-Tze/ Confucius (551-479 SM), Meng-Tze
(Mencius), dan Li-Tze (350 SM) seorang aliran perintis legalitas telah banyak
berbicara tentang politik.
2.3.5
Hubungan
Politik dengan Ilmu-ilmu sosial lainnya
1.
Hubungan
sosiologi dengan politik
Keterkaitanya dapat
dilihat pada hubungan dimana sosiologi banyak membantu memahami latar belakang,
susunan, dan pola kehidupan sosialdari berbagai golongan dan kelompok dalam
masyarakat (Budiardjo, 2000: 20), sebab dengan menggunakan pengertian konsep,
generalisasi, serta teori ilmu sosiologi, para ahli ilmu politik dapat
mengetahui sampai di mana susunan dan stratifikasi sosial ini dapat
mempengaruhi ataupun di pengaruhi oleh policy decisions (keputusan, kebijakan),
sources of political authority
(sumber-sumber kewenangan politik), social change (perubahan sosial),
social control (kontrol sosial), maupun political legitimacy (corak dan sifat
keabsahan politik) (budiardjo, 2000: 20).
2.
Hubungan
Antropologi dengan politik
Hubungan ini tampak
pada pengertian-pengertian dan teori-teori tentang kedudukan serta peranan
satuan-satuan sosial budaya yang lebih kecil dan sederhana. Kita tahu bahwa
mula-mula Antropologi lebih banyak memusatkan perhatianya pada masyarakat dan
kebudayaan di desa-desa dan pedalaman, sedangkan sosiologi lebih memusatkan
perhatian pada kehidupan masyarakat kota yang lebuh banyak di pengaruhi oleh
ekonomi dan teknologi modern. Lambat laun Antropologi dan sosiologi saling
mempengaruhi, baik dalam objek penelitian maupun dalam pembinaan teori-teori sehingga
pad saat ini batas-batas antara kedua ilmu sosial telah menjadi kabur.
3.
Hubungan
sejarah dengan politik
Sejak dahulu kedua
ilmu ini merupakan dua bidang kajian yang penting konstribusi nya dan saling
mempengaruhi. Sejarah banyak menyumbangkan fakta-fakta masa lampau untuk diolah
dalam ilmu politik lebih lanjut.
4.
Hubungan
Geografi dengan Ilmu politik
Hal itu tampak dari
beberapa faktor yang menyangkut geografis, seperti bentuk daratan, perbatasan
negara, kepadatan penduduk, kesuburan dan kandungan mineral yang dimilikinya,
maupun letak wilayah itu apakah daerah persimpangan budaya ataukah terpencil,
semuanya memiliki pengaruh politik yang perlu diperhitungkan.
5.
Hubungan
ekonomi dengan politik
Hubungan ini tampak
baik dari aspek sejarahnya maupun peranan ekonomi dalam politik, dan
sebaliknya. Ditinjau dari sejarahnya, ilmu politik dan ilmu ekonomi merupakan
suatu bidang kajian (Ilmu) yang terintegrasi yang dikenalsebagai political
economy (ekonomi politik), istilah ini mulai kenal di Inggris, maksudnya adalah
merupakan pemikiran dan analisis kebijaksanaan yang hendak digunakan untuk
memajukan kekuatan dan kesejateraan di negara Inggris dalam menghadapi
saingan-sainganya seperti Portugis, Spanyol dan Prancis maupun jerman
(budiardjo. 2000: 23).
6.
Hubungan
psikologi dengan politik
Tampak bahwa
psikologi banyak mempelajari aspek-aspek intern, seperti motivasi, sikap,
minat, karakter, prestasi, dan lain sejenisnya, dan proses-proses mental yang
terjadi. Dengan menggunakan analisis psikologi kita dapat mengetahui berapa
aspek, seperti latar belakang pemimpin, apakah dia berhasil atau gagal ditinjau
dari aspek individunya. Kitapun dapat menyimak mengapa dalam kepemimpinanya dia
begitu disenangi maupun dibenci oleh kelompok masyarakat luas. Disisi lain kita
pun dapat melihat, mengapa dia memimpin begitu baik (berhasil) maupun buruk
prestasi kepemimpinanya yang berbeda dengan pemimpin-pemimpin dsebelumnya,
kepribadian kepemimpinan macam apa yang iya implementasikan, dan lain-lain.
2.3.6
Mazhab-mazhab
Ilmu Politik
Dalam pengelompokan
mazhab-mazhab ilmu politik, menurut Apter (1996: 135-443), terbagi atas 5
mazhab, yakni mazhab institusionalisme atau kelembagaan, behaviorisme,
pluralisme atau kemajemukan, struktualisme, dan developmentalisme.
1.
Paham
Institualisme atau Kelembagaan
Paham ini berusaha
mewujudkan pemecaha-pemecahan universal dengan menerjemahkan cita-cita
libertarian kedalam pemerintahan perwakilan. Bagi para penganut paham
kelembagaan, teori-teori politik libertarian timbul dari sejarah sebagai tujuan
moral yang dimantapkan di dalam praktik politik. Inilah tradisi yang dibangun
Plato, dan juga yang diwakili Karl Marx. Kebanyakan pengikut paham kelembagaan
yang mengikuti tradisi pencerahan , ia menolak pemecahan-pemecahan tuntas
seperti ini. Bagi mereka, politik adalah terbuka. Konflik diubah menjadi
persaingan damai melalui perwakilan-perwakilan dalam pemerintahan (Popper,
1945).
2.
Paham
behavioralisme
Kaum institusionalis
mengetahui bahwa meskipun sistem pemilihan itu penting, namun bentuk perwakilan
presidensial dan parlementer, pengawasan parlemen terhadap eksekutif, pemisahan
atau pembagian kekuasaan, dan sebagainya, tidaklah dengan sendirinya menentukan
bagaimana jalanya suatu sistem politik berjalan. Banyak orang tidak mudah
begitu percaya bahwa demokrasi perwakilan dapat berjalan sesuai harapan. Dalam
arti diperlukan lebih kesetiaan dari para pemilih.
3.
Paham
Pluralisme atau Kemajemukan
Paham ini sebenarnya
dibangun atas dasar perpaduan paham kelembagaan dan paham tingkah laku. Seperti
paham kelembagaan, pluralisme menekankan
partisipasi partai sebagai pendukung antara masyarakat dengan pemerintah,
dengan demikian membentuk postulathubungan-hubungan dinamis tertentu diatas
mereka. Misalnya, kapan suatu kenaikan dalam jumlah atau keefektifan lingkup keterlibatan
politik mengubah secara berarti tingkat pemusatan pengambilan keputusan
pertanggungan, dan aspek-aspek lain pembuatan kebijakan pemerintah. Seperti
behaviorisme, pluralisme menekankan sikap aktif politik dan proses belajar
menyesuaikan melalui partisipasi politik pada berbagai tingkat politik dalam
berbagai badan-badan sosial dan polotik.
4.
Paham
Strukturalisme
Paham ini berbeda
jauh dengan pluralisme yang kajian politiknya bersifat kontemporer. Sedangkan
dalam paham strukturalisme ini sebenarnya kurang dikenal dan lebih kompleks
karena bersifat interdisipliner. Paham ini berasal dari linguistik,
antropoligi, filsafat, dan sosiologi. Menurut Evring Goffman (1974),
strukturalisme berusaha menemukan agenda-agenda yang tersembunyi, aturan-aturan
permainan yang menentukan aksi. Ia menyusun aktivitas-aktivitas manusia.
2.3.7
Konsep-konsep
Politik
Ada beberapa konsep
dalam politik yaitu, kekuasaan, kedaulatan kontrak sosial, negara, pemerintah,
legitimasi, oposisi, sitem politik,
demokrasi, pemilihan umum, partai politik, desentralisasi, persamaan,
demonstrasi, hak asasi manusia, dan voting.
1.
Kekuasaan
Konsep kekuasaan
merujuk pada kemampuan manusia atau kelompok manusia untuk menguasai tingkah
laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu
menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki tujuan itu
(Budiardjo, 2000: 35). Dengan demikian konsep kekuasaan sangat luas karena tiap
manusia pada hakikatnya merupakan subjek dan sekaligus objek kekuasaan.
2.
Kedaulatan
Konsep kedaulatan
dapat dibedakan menjadi dua telaahan.
a.
Dilihat
dari Hukum Tata Negara.konsep kedaulatan mengacu kepada kekuasaan pemerintah
negara yang tertinggi dan mutlak.
b.
Dilihat
dari Hukum Internasional mengacu kepada kemerdekaan suatu negara terhadap
negara-negara lain (Shadily, 1984: 1711).
3.
Kontrol
sosial
Konsep kontrol
sosial mengacu kepada pengaturan tingkah laku manusia oleh kekuatan sosial yang
dilakukan di luar pemerintahan untuk memelihara menurut hukum dan aturan itu
yang muncul di dalam tiap-tiap masyarakat dan institusi. Dengan demikian,
kontrak sosial merupakan doktrin bahwa
pemerintahan itu didirikan untuk dan oleh rakyat melandasi semua negara yang
menyatakan dirinya demokratis. Dilihat dari sejarahnya, kontak sosial itu
diperjuangkan sejak zaman Thomas Hobbes, John Locke, maupun J.J. Rousseau.
4.
Negara
Negara adalah
integrasi dari kekuasaan politik, ia adalah organisasi pokok dalam kekuasaan
politik. Namun, negarapun merupakan alat (agency)dari masyarakat yang memiliki
kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat untuk
menertibkan fenomena kekuasaan dalam masyarakat. Oleh karena itu, negara
merupakan organisasi yang merupakan organisasi yang dalam suatu wilayah dapat
memaksakan kekuasaanya secara sah terhadap semua golongan kukeasaan lainya dan
yang dapat menetapkan tujan-tujuan kehidupan besama tersebut.
5.
Pemerintah
Mengikuti rumusan
Finer (1974), istilah pemerintah dapat kita bagi dalam empat pengertian.
a.
Pemerintah
mengacu kepada proses pemerintah, yakni pelaksanaan kekuasaan oleh yang
berwenang.
b.
Istilah
ini dapat pula dipakai untuk menyebut keberadaan proses itu sendiri, kepada
kondisi adanya tata aturan.
c.
Pemerintah
acap kali berarti orang-orang yang mengisi kedudukan otoritas dalam masyarakat
atau lembaga, artinya kantor atau jabatan-jabatan dalam pemerintahan.
d. Istilah ini pula dapat mengacu kepada bentuk, metode, atau sistem
pemerintahan dalam suatu masyarakat, yakni struktur dan pengelolahan dinas
pemerintahan dan hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah.
6.
Legitimasi
Konsep legitimasi
menunjuk kepada keterangan yang mengesahkan atau membenarkan bahwa pemegang
kekuasaan maupun pemerintah adalah benar. Benar orang yang dimaksud (yang sah
secara hukum). Legitimasi memegang peran penting dalam system kekuasaan,
mengingat dengan legitimasi yang diperolehnya tersebut dapat memudahkan ataupun
melancarkan suatu pengaruh kekuasaan yang dimiliki seseorang maupun kelompok.
Namun demikian legitimasi tidak menjamin akan memuaskan para anggotanya yang
terus-menerus tanpa batas terhadap kepemimpinanya itu. Hal itu terjadi jika
sang pemimpin atau pemegang kekuasaan itu tampak mengingkari, tidak memrnuhi
tuntutan yang dipimpinya (Johnson, 1986: 91).
7.
Oposisi
Konsep oposisi
merujuk kepada kelompok/partai penentang terhadappemerintahan resmi yang
mengkritik pendapat maupun kebijakan politik golongan yang berkuasa. Kehadiran
oposisi tersebut memiliki peranan penting dalam pemerintahan demokrasi,
terutama jika berperan sebagai oposisi yang sehat, merupakan penyeimbang maupun
control atas kebijaksanaan pemerintah yang dapat saja terjadi
penyimpangan-penyimpangan.
8.
Sistem
politik
Konsep system
politik merupakan suatu istilah yang mengacu kepada semua proses dan institusi
yang mengakibatkan pembuatan kebijakan publik. Perjuangan persaingan kelompok
untuk mengusai secara politik adalah suatu aspek yang utama dalam suatu system
politik.
9.
Demokrasi
Konsep demokrasi
secara umum merupakan system pemerintahan yang segenap rakyat turut serta
memerintah dengan perantara wakil-wakilnya. Namun, ada juga yang menyatakan
suatu system politik dimana kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan
berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam
suasana terjaminnya kebebasan politik (Mayo, 1960: 70).
10. Pemilihan umum
Pemilihan umum
adalah suatu kegiatan politik untuk memilih atau menentukan orang-orang yang
duduk di dewan legislative maupun eksekutif. Pemilihan umum yang juga masih
diyakini sebagai cara terbaik untuk memilih pejabat public. Selain itu,
penyelenggaraan pemilihan umum dapat dinyatakan sebagai bagian demokrasi,
terutama dinegara-negara barat (Lipset, 1960: Schupeter, 1942).
11. Partai Politik
Konsep partai
politik mengacu kepada sekelompok manusia yang terorganisasi secara stabil
tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi
pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan pemanfaatan bagi
anggotanya, baik yang bersifat adil maipun material. Oleh karena itu, secara
umum dapat dijelaskan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang
terorganisasi dimana para anggotanya memiliki orientasi, nilai-nilai,
cita-cita, serta perjuangan yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik. Biasanya dengan
cara konstitusional, untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.
12. Desentralisasi
Konsep
desentralisasi dalam ensiklopedi Indonesia (1984: 794) dikemukakan sebagai
pemindahan hak-hak pengaturan (bagian dari perundang-udangan) dan perintah dari
badan-badan penguasa atasan kepada yang lebih rendah. Mungkin defenisi ini
terlalu luas dan seolah-olah konsep desentralisasi berlawanan dengan
sentralisasi. Padahal menurut Koswara (1996: 44). Desentralisasi bukan
merupakan suatu sitem yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu rangkaian
kesatuan dari suatu system yang lebih besar. Dengan demikian, desentralisasi
bukan pula alternative dari sentralisasi karena antara desentralisasi dan
sentralisasi tidak berlawanan, dan karenanya tidak bersifat dikotomis,
melainkan merupakan sub-subsistem dalam kerangka system organisasi Negara.
13. Persamaan
Konsep ini merujuk
kepada prinsip dasar pengaturan masyarakat manusia, seperti yang dikemukakan
Thomas Jefferson bahwa setiap orang dinyatakan punya kedudukan yang setara
sebagai warga Negara. Disinilah para ilmuwan social sejak lam mencari validasi
empiris atas arti persamaan tersebut. Pertanyaan kunci yang hendak dijawab adalah:
apakah persamaan politik, ekonomi, dan social itu memang dapat diwujudkan, dan
sejauh mana itu dapat diwujudkan? Terhadap pertanyaan itu tentu saja jawabanya
sampai sekarang belum disepakati sebab ada beberapa ahli yang menyebut
persamaan itu sebagai sifat alamiah ataupun hokum alam, namun ada juga yang
menyebutnya sebagai konstruksi social buatan manusia yang harus diperjuangkan.
14. Demonstrasi
Konsep demonstrasi
secra umum berarti memperlihatkan, memamerkan, menunjukan, dan membuktikan,
namun dalam ilmu politik merupakan tindakan sekelompok orang yang secara
bersama-sama menunjukan dukungan maupun proteksi koletif, baik itu
keditakpuasan maupun ketidaksetujuan. Dalam wujudnya, demonstrasi dapat berupa
demokrasi konstitusional yang tertib dan rapi, bahkan enak dipandang mata
layaknya sebagai tontonan . namun, dapat juga berupa demontrasi anarkis yang
merusak sarana public maupun memusuhi kelompok-kelompok penentang maupun aparat
pemerintahan.
15. Hak Asasi Manusia
Menurut Rosalyn
Higgin, seorang pakar yang tergabung dalam United Nations Committee on Human
Right, pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang dimiliki oleh
semua orang sesuai kondisi yang manusiawi. Oleh karena itu , hak-hak tersebut
bukan merupakan pemberian atau anugerah Negara yang dapat dicabut melalui
peraturan hokum oleh Negara.
16. Voting (pemungutan suara)
Istilah voting arau
pemungutan suara merujuk kepada suatu instrument untuk mengespresikan dan
mengumpulkan pilihan partai atau calon dalam pemilihan. Jika ditinjau dari
sejarahnya, kegiatan semacam ini sudah snagat tua. Bangsa yunani kuno melakukan
voting/pemungutan suara dengan menempatkan batu kerikil (psephos) disebuah
jambangan besar yang kemudian memunculkan psephologi atau kajian berbagai macam
pemilihan umum.
Poster, R.A. 1994. Economy Analysis of Law. Edisi keempat.
Boston, MA:
Boston University
Press.
Putnam, Robert D. 1973. The Beliefs of Politicians. New Haven:
Conn
Radfor, John. 2000. Psikologi dalam Adam Kuper dan Jesicca
Kuper. Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial. Diterjemahkan
oleh Haris Munandar dkk. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Renson, Stanley A. 2000. Psikologi Politik dalam Adam Kuper.
2000. Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial. Diterjemahkan oleh Haris Munandar dkk.
Jakarta: Raja Grafindo Pesada.
Ricardson, John T. E. 2000. Psikologi Kognitif dalam Adam
Kuer dan Jessica Kuper. Ensiklopedia lImu-Ilmu Sosial. Diterjemahkan
oleh Haris Munadar dkk. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ross, F. A. 1908. Social Psyychology: An Outline and Source Book.
New York: McGraw-Hill.
Rostow, W.W. 1953. The Process of Economic Growth. New York:
Cambridge University Press.
---------. 1960. The Stage of Economic Growth: A
Non-Communist. Manifesto, New York: Cambridge University Press.
Roth, Alvin A. 2000a. Ilmu Ekonomi Eksperimental dalam Adam
Kuper dan Jesicca Kuper. Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial. Diterjemahkan
oleh Haris Munandar dkk. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sadli, M. 1983. Beberapa Pandangan Atas Teori Ekonomi Ganda
Boeke dalam Sajogo. Bunga Rampai Perekonomian Desa. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Said, M. Dan Affan Junimar. 1990. Psikologi dari Zaman ke Zaman.
Bandung: Penerbit Jemmars.
Saith, Aswhani. 2000. Ekonomi Pertanian dalam Adam Kuper dan
Jesicca Kuper. Ensiklopedia Ilmu-Ilmu Sosial. Diterjemahkan oleh Haris
Munandar dkk. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut