METODE PEMBELAJARAN TERPADU
PAPER
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Konsep
Dasar dan Konsep IPS
Yang
Dibina Oleh Ibu Nurul Ratnawati, M.Pd
Oleh
Ugik Endarto 140741604182
Vina Mutammima 140741602674
Warih Sito 140741605584
Yudha Prasetya 140741603143
Yuni Milatus Sholikha 140741603288
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU SOSIAL
November 2014
TIPE CONNECTED
Pembelajaran terpadu model connected adalah
model pembelajaran yang meng-hubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu
topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas
dilakukan pada satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya,
bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari
pada semester berikutnya dalam satu bidang studi (Tim Pengembang PGSD, 1997:
14).
Model Connected (terhubung)
menekankan pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Selain
itu, model terhubung juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep
lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain,
tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari
berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester
berikutnya. Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan
kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target
kurikulum.
Dalam model Pembelajaran connected,
makna “terhubung” tidak diartikan menghubungkan beberapa disiplin ilmu yang
memiliki karakteristik yang mirip. Tiap-tiap disiplin ilmu tetap berada pada
posisinya masing-masing. Makna “terhubung” dimaksudkan untuk menghubungkan
materi-materi dalam satu disiplin ilmu. Dengan menggunakan model connected,
dimungkinkan materi-materi yang memiliki keterkaitan dapat dipadukan menjadi
satu aktivitas pembelajaran sehingga materi dapat mudah dikuasai siswa dan
tidak terpecah-pecah. Dengan model connected, dimungkinkan siswa akan mampu
menuangkan ide-ide, gagasan, dan keterampilannya sehingga sangat dimungkinkan
antar tema, materi, bab, maupun keterampilan dapat saling terpadu menjadi satu
kesatuan pemahaman yang utuh.
Pembelajaran terpadu dengan
menggunakan metode conected menuntut pemahaman dan kreatifitas guru dan siswa
dalam menuangkan ide-ide ke dalam suatu pembelajaran yang efektif. Dalam
hal ini, fokus utama tetap berada pada siswa (student oriented) sebagai
pelaku utama pembelajaran. Guru dapat mengajak siswa bermusyawarah dalam
menentukan materi-materi yang sekiranya memiliki keterkaitan untuk dipadukan
dalam suatu aktifitas belajar mengajar. Selanjutnya guru membuat rencana
pembelajaran yang mengakomodir materi-materi secara terintegrasi dengan tetap
mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.
·
KELEBIHAN CONNECTED
Beberapa kelebihan dari model
terhubung (connected) adalah sebagai berikut :
1. dampak
positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh
gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu
aspek tertentu.
2. siswa
dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga
terjadilah proses internalisasi.
3. menghubungkan
ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus
menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam
memecahkan masalah.
·
KELEMAHAN CONNECTED
Di samping mempunyai kelebihan,
model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai berikut :
1)
masih kelihatan terpisahnya antar
bidang studi,
2)
tidak mendorong guru untuk bekerja
secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan
konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi, dan
3)
dalam memadukan ide-ide dalam satu
bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi
menjadi terabaikan.
TIPE MODEL WEBBED
·
Pengertian Model Webbed
Seperti yang telah sedikit dibahas di atas. Salah satu model
pembelajaran menurut Fogarty yaitu model webbed. Permendiknas Nomor
22 Tahun 2006 secara tegas mengatakan pembelajaran pada Kelas I s.d.
III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV
s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Penerapan untuk kelas
rendah (1, 2, dan 3) Sekolah Dasar dilakukan dengan pendekatan tematik webbed jaring
labang-laba. Kelas atas (4, 5, dan 6) dengan pendekatanintegrated atau
terpadu beberapa mata pelajaran.
Menurut Trianto dalam bukunya Model Pembelajaran Terpadu
dalam teori dan Praktek menyatakan bahwa pembelajaran Model webbed (Model
Jaring Laba-laba) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema
tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negoisasi dengan siswa, tetapi dapat pula
dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati,
dikembangkan sub-sub temanya dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang
studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktifitas belajar yang harus
dilakukan siswa. Jadi model webbed atau jaring
laba- laba terimplementasi melalui pendekatan tematik sebagai pemandu bahan dan
kegiatan pembelajaran. Pendekatan ini adalah model pembelajaran yang digunakan
untuk mengajarkan tema tertentu yang cenderung dapat disampailan melalui
beberapa bidang study lain. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan
pembelajaran, baik dalam mata pelajaran maupun lintas mata pelajaran.
·
Gambaran Model Webbed
Model webbed ini menekankan pada penerapan
konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu
guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang berkesan agar
belajar siswa lebih bermakna. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan
unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Selain itu
dengan penerapan pembelajaran terpadu model webbed yang
menggunakan pendekatan tematik disekolah dasar, akan sangat membantu
siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih melihat segala
sesuatu dengan satu kesatuan(holistic).
·
Karakteristik Model Webbed
- Berpusat pada siswa
Pendekatan ini lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan
sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa
untuk melakuakan aktivitas belajar.
Memberi
pengalaman langsung
Dengan pengalaman langsung, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal
yang lebih abstrak.
c) Pemisahan
mata pelajaran yang tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d) Menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran
Menyajikan konsep-konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa
mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini deperlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
e) Bersifat
Fleksibel
Guru dapat mengkaitkan bahan ajar
dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata
pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka
berada.
f) Hasil
pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa.
g) Menggunakan
prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.
·
Kelebihan Model Webbed
Kelebihan
dari model jaring laba-laba (webbed), meliputi:
a) Penyeleksian
tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar;
b) Lebih
mudah dilakukan oleh guru yang bbelum berpengalaman;
c) Memudahkan
perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema kesemua bidang isi
pelajaran;
d) Pendekatan
tematik dapat memotivasi siswa;
e) Memberikan
kemudahan bagi anak didik dalam kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang
terkait.
Keuntungan pendekatan jaring
laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai hasil
bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa
juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat
siswa.
·
Kekurangan Model Webbed
Selain kelebihan yang dimiliki,
model webbed juga memiliki beberapa kekurangan antara lain:
a. Sulit
dalam menyeleksi tema;
b. Cenderung
untuk merumuskan tema yang dangkal sehingga hal ini hanya berguna secara
artifisial dalam perencanaan kurikulum, sehingga kurang bermanfaat bagi siswa;
c. Dalam
pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada
pengembangan konsep;
d. Memerlukan
keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
·
Langkah Membuat Rancangan
Model Webbed
Dengan penerapan pembelajaran
terpadu model webbed yang menggunakan pendekatan tematik
disekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap
perkembangan siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan
(holistik).
Langkah untuk membuat rancangan
pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-laba yaitu:
a. Mempelajari
kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang pengembangan untuk
masing-masing kelompok usia.
b. Mengidentifikasi
tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema.
c. Mengidentifikasi
indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema.
d. Menentukan
kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang
akan dicapai dan subtema yang dipilih.
e. Menyusun
Rencana Kegiatan Mingguan.
f. Menyusun
Rencana Kegiatan Harian.
·
Penerapan Model Webbed
Pembelajaran terpadu menggunakan
model webbed dimulai dengan menentukan tema. Sebagai contoh
tema yang sudah ditentukan bersama adalah “Keluarga”. Dari tema ini
dikembangkan dan dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada pada beberapa mata
pelajaran, misalnya :
a. IPA
Standar Kompetensi : mengenal
bebagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya
terhadap kegiatan manusia.
Siswa diajarkan tentang macam-macam
benda langit dan peristiwa alam yang terjadi di sekitar. Dari peristiwa alam
tersebut siswa diharapkan dapat menjaga kebersihan rumah.
b. IPS
Standar Kompetensi : mendeskripsikan lingkugan rumah
Siswa diajarkan untuk mendeskripsikan lingkungan rumahnya
masing-masing
c. Matematika
Standar Kompetensi : mengenal bangun
datar
Siswa diajarkan tentang
bentuk-bentuk bangun datar misalnya, misalnya pintu rumah berbentuk persegi
panjang, jendela berbentuk persegi,
d. Pkn
Standar Kompetensi : menerapkan
kewajiban anak di rumah dan di sekolah
Siswa diajarkan tentang mengikuti
tata tertib di rumah. Bekerja sama dengan anggota keluarga yang lain dengan
baik.
e. Bahasa
Indonesia
Standar Kompetensi : memahami teks
pendek dengan membaca nyaring.
Siswa membaca teks tentang kehidupan
keluarga yang harmonis.
TIPE INTEGRATED
Pembelajaran integrated (terpadu) merupakan suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek
baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya
pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh,
sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan
arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan
antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Pembelajaran terpadu tipe integrated (keterpaduan) adalah
tipe pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi,
menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan
menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam
beberapa bidang studi (Fogarty, 1991: 76).
Model pembelajaran integrated (terpadu) mempunyai ciri
khusus yakni memadukan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda tetapi
inti topiknya sama. Pada model ini tema yang berkaitan dan tumpang tindih
merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap
perencanaan program. Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan
dan sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa bidang studi,
selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang memiliki
keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai bidang studi.
Pada tahap awal guru hendaknya
membentuk tim antar bidang studi untuk menyeleksi konsep-konsep,
keterampilan-keterarnpilan, dan sikap-sikap yang akan dibelajarkan dalam satu
semester tertentu untuk beberapa bidang studi, Langkah berikutnya dipilih
beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang mernpunyai keterhubungan yang
erat dan tumpang tindih di antara beberapa bidang studi.Bidang studi yang
diintegrasikan misal matematikab seni dan bahasa, dan pelajaran sosial.
Fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar
yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit
pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content).
Keterampilan-keterampilan belajar itu menurut Fogarty (1991: 77), meliputi
keterampilan berpikir(thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan
keterampilan mengorganisir (organizing skill).
·
Tujuan dan Manfaat Pembelajaran
Terpadu Model Integrated
Tujuan
|
Manfaat
|
1. Meningkatkan
pemahaman
konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna
2. Mengembangkan
keterampilan menemukan, mengolah, dan
memanfaatkan
informasi
3. Menumbuhkembangkan
sikap
positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan
dalam kehidupan
4. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial sepertikerja
sama, toleransi, komunikasi, serta menghargaipendapat orang lain
5. Meningkatkan minat
dalam
Belajar
6. Memilih kegiatan
yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya
|
1. Banyak topik yang tertuang
disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep dengan yang dipelajari siswa
2. Pada
pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan
keterampilannya y ang dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata
pelajaran
3. Pembelajaran terpadu
melatihsiswa untuk semakin banyakmembuat hubungan inter dan antar mata pelajaran, sehingga
siswa mampu memproses informasi dengan cara yangs esuai daya pikirnya dan
memungkinkanberkembangnya jaringan
konsep-konsep
4. Pembelajaran
terpadumembantu siswa dapatmemecahkan masalah dan berpikir kritis untuk
dapatdikembangkan melalui
keterampilan dalam situasinyata
5. Daya ingat (retensi)
terhadapmateri yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan topik-topik
dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi
6. Dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata
|
C. Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated
Adapun langkah dan tahapan dalam
pembelajaran terpadu model integrated, yaitu:
1. Langkah
guru merancang program rencana pembelajaran dengan mengadakan penjajakan tema
dengan cara curah pendapat (brain stroming).
2. Tahap
pelaksanaan melakukan kegiatan:
a)
Proses pengumpulan informasi
b)
Pengelolaan informasi dengan cara
analisis komparasi dan sintesis
c)
Penyusunan laporan dapat dilakukan
dengan cara verbal,gravisi, victorial, audio, gerak, dan model
3. Tahap
kulmunasi dilakukan dengan:
a)
Penyajian laporan (tertulis, oral,
unjuk kerja, produk)
b)
Penilaian meliputi proses dan produk
dengan menggunakan prosedur formal dan informal dengan tekanan pada penilaian
produk. Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan antar bidang studi, yaitu dengan cara menggabungakan bidang studi
dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep
dan sikap yang saling tumpang tindih didalam beberapa bidang studi.
·
Kelebihan Pembelajaran Terpadu
Tipe Integrated
Tipe integrated memiliki kelebihan, yaitu:
1.
Adanya kemungkinan pemahaman antar
bidang studi, karena dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir,
keterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup
banyak dimensi, sehingga siswa, pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan
berkembang.
2.
model integrasi membangun pemahaman
di seluruh mata pelajaran sehingga menambah pengetahuan.
3.
memberi kemudahan kepada siswa dalam
mempelajari materi yang berkaitan karena fokus terhadap isi pelajaran.
4.
satu pelajaran dapat mencakup banyak
dimensi, sehingga siswa menjadi kaya akan pengetahuan dari apa yang telah
diajarkan guru melalui model integrated.
5.
Memotivasi siswa dalam belajar.
6.
Tipe terintegrasi juga memberikan
perhatian pada berbagai bidang yang penting dalarn satu saat, tipe ini tidak memerlukan
penambahan waktu untuk bekerja dengan guru lain. Dalam tipe ini, guru tidak
perlu megulang kembali materi yang turnpang tindih, sehingga tercapailah
efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
7.
Sebuah keuntungan yang berbeda dari
model terintegrasi adalah kemudahan pelajar yang mengarah pada keterkaitan
dan hubungan timbal balik antara berbagai disiplin ilmu. Model terpadu
membangun pemahaman lintas departemen dan mendorong apresiasi pengetahuan dan
keahlian staf. Model terpadu, ketika berhasil diterapkan, pendekatan model
pembelajaran yang ideal juga disertai dengan faktor motivasi yang melekat
sebagai siswa dan momentum ide dari kelas ke kelas (Fogarty,
1991:77).
·
Kekurangan Pembelajaran Terpadu
Tipe Integrated
Tipe integrated juga memiliki kekurangan,
yaitu:
1. Terletak
pada guru, yaitu guru harus menguasai konsep, sikap, dan keterampilan yang
diperioritaskan.
2. Penerapannya,
yaitu sulitnya menerapkan tipe ini secara penuh.
3. Tipe
ini memerlukan tim antar bidang studi, baik dalam perencanaannya maupun pelaksanaannya.
4. Pengintegrasian
kurikulurn dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang studi menuntut adanya
sumber belajar yang beraneka ragam.
5. Ini sulit, model
canggih untuk melaksanakan sepenuhnya. Model terpadu memerlukan staf yang
sangat terampil, percaya diri dalam konsep prioritas, keterampilan, dan sikap
yang menyerap disiplin masing-masing. Selain itu, kurikulum terpadu memerlukan
tim antardepartemen dengan blok terintegrasi kurikulum dengan perhatian
eksplisit untuk prioritas konseptual asli disiplin memerlukan komitmen dari
segudang sumber daya (Fogarty, 1991:77).
·
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran
terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.
Pembelajaran terpusat pada anak
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada
anak, karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu
maupun secara kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai
dengan perkembangannya.
2. Menekankan pembentukan pemahaman
dan kebermaknaan
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang
membentuk semacam jalinan antarskemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan
berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala
konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang
dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini
diharapkan dapat berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan
perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam
kehidupannya.
3. Belajar melalui proses pengalaman
langsung
Pada
pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada
konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan
melakukan kegiatan secara langsung, sehingga siswa akan memahami hasil
belajarnya secara langsung dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan
sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator
yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai, sedangkan siswa sebagai
aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
4. Lebih memperhatikan proses
daripada hasil semata
Pada
pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan
terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, yaitu
mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran
terpadu dilaksanakan dengan melihat keinginan, minat, dan kemampuan siswa
sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus.
5. Syarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian
suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari
sudut pandang yang terkotak-kotak, sehingga memungkinkan siswa untuk memahami
suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan
membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian
yang ada.
·
Kapan Pembelajaran Terpadu
Tipe Integrated Digunakan?
Menurut
Fogarty (1991:78), model pembelajaran terpadu tipe integrated paling
tepat digunakan dengan tim departemen lintas relawan yang bersedia untuk
melakukan waktu dan energi proses integrasi. Hal ini membantu untuk memulai
dengan sebuah proyek percontohan kecil seperti unit tiga minggu ke empat.
Summer kurikulum menulis atau wak tu pelepasan yang dirancang selama
semester yang paling mungkin diperlukan untuk sepenuhnya mengeksplorasi model
ini.
TIPE NESTED
The Nested
Model (Model Tersarang) model pembelajaran terpadu yang merupakan
pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada
sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa
dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content) yang
meliputi keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social
skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).
Model
Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah
materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan
mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih
memfokuskan keterpaduan beberapa aspek, kemudian dilengkapi dengan aspek
keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain
menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi
suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu
pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep
dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Contoh : pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek
tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.
Model
pembelajaran terpadu tipe nested ini merupakan pembelajaran terpadu yang
memakai pendekatan inter studi. Keterampilan-keterampilan yang ingin dilatihkan
dalam satu bidang studi, dihubungkan dalam satu kegiatan pembelajaran.
Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi, keterampilan berpikir,
keterampilan mengorganisir, dan keterampilan social. Sebagai contoh: pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara,
menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan
ketrampilan berbahasa.
Kurikulum
model tersarang masih bersifat terpisah antar mata plajaran tetapi setiap mata
pelajaran mempunyai target yang bersifat keterampilan ganda(multiple skill).
Pada satu mata pelajaran bisa memuat target keterampilan berpikir, sosial,
ketrampilan penguasaan konsep standar, dan keterampilan mengorganisasi grafik
atau diagram,
Model
pembelajaran terpadu tipe nested atau bersarang adalah integrasi desain guna
memperkaya segala hal yang digunakan oleh guru supaya terlihat lebih terampil.
Mereka tahu bagaimana untuk mendapatkan jarak tempuh yang paling efektif dari
pelajaran-pelajaran apapun. Tapi, dalam pendekatan nested untuk instruksi
perencanaan diperlukan beberapa sasaran yang tepat untuk belajar siswa. Namun,
integrasi nested mengambil keuntungan dari kombinasi alam sehingga tugas
tersebut tampaknya cukup mudah.
Dengan
mengetahui cakupan setiap mata pelajaran, maka guru dapat mencapai berbagai kecakapan.
Misalnya: kecakapan di bidang sosial, kecakapan berpikir, dan kecakapan
memahami isi pelajaran secara lebih spesifik. Suatu gagasan besar yang
dikemukakan oleh guru-guru. Dimana mereka menemukan adanya ketimpangan yang
sangat jauh antara suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya. Di
satu sisi ada mata pelajaran yang dapat menumbuhkan berbagai kecakapan berpikir
dan berinteraksi, namun dalam mata pelajaran lainnya sangat miskin. Dengan
model nested ini, melalui perencanaan yang matang dan cermat diharapkan tujuan
belajar siswa dapat tercapai dengan mudah. Misalnya, suatu mata pelajaran dalam
sistem kurikulum mempunyai tujuan untuk menjelaskan tentang konsep “sistem”.
Maka konsep tersebut harus berorientasi pada dunia nyata, sehingga mudah
dipahami oleh siswa bagian per bagian dalam konsepnya. Selanjutnya, guru dalam
menyampaikan konsep tersebut harus memasukkan kecakapan berfikir baik dalam
sebab maupun akibatnya. Sehingga siswa lebih menekankan pada sebab-sebab dan
akibat-akibat sebagai tujuan belajar yang harus dicapai.
Kecakapan yang
lain misalnya kecakapan sosial seperti kecakapan bekerja sama harus dimasukkan
dan menjadi tekanan khusus selama bekerja sama dalam kerja kelompok di dalam
kelas. Juga
dalam hal pembuatan bagan, dapat dimasukkan suatu kecakapan mengorganisasi
dalam pembelajaran di kelas. Dalam menjelaskan suatu materi pelajaran,
diharapkan di dalam pikiran guru “bersarang” beberapa kecakapan yang dapat
diterapkan dalam pembelajarannya, sehingga memperkaya kandungan isi materi
pelajaran tersebut.
Tiga kelompok kecakapan yang dapat
dimasukkan dalam pembelajaran dapat kita perhatikan pada tabel berikut ini.
Kecakapan berpikir
1. memprediksi
2. menyimpulkan
3. membandingkan
4. mengelompokkan
5. merata-rata
6. menyusun hipotesa
7. memprioritaskan
8. mengevaluasi
|
Kecakapansosial
1. mendengar dengan perhatian
2. mengklarifikasi
3. mengungkapkan
4. membesarkan hati
5. menerima gagasan
6. menolak
7. pandangan setuju
8. meringkas
|
Kecakapan mengorganisasi
1. jaringan
2. diagram Venn
3. bagan
4. siklus
5. bagan setuju / tidak
6. daftar / matrik
7. peta konsep
8. membuat kerangka
|
Kelebihan model ini antara
lain:
a.
Guru dapat memadukan beberapa
keterampilan dalam satu mata pelajaran
b.
Memberikan perhatian pada berbagai
bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan
guru dapat memadukan kurikulum secara luas
c.
Kemampuan siswa lebih diperkaya lagi
karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan
mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna
kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
d.
Pelajaran dapat berkembang dengan
cara menjaring dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa
e.
Dengan memfokuskan pada isi
pelajaran (konten) strategi berfikir, keterampilan social, dll. Maka satu
pelajaran dapat mencakup banyak dimensi
Kekurangan model ini antara
lain:
a. Jika
tanpa perencanaan yang matang memadukan beberapa ketrampilan yang menjadi
target dalam suatu pembelajaran akan berdampak pada siswa ketika prioritas
pelajaran menjadi kabur.
b. Dalam
hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka
penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola
pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi,
tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.
c. Jika
proses tidak dilakukan dengan cermat akan membuat siswa bingung, karena
diarahkan untuk melakukan beberapa tugas secara sekaligus
Tahapan:
a) Perencanaan
1. Menentukan
konten dan jenis keterampilan yang dipadukan
2. Memilih
kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub
keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam
suatu unit pembelajaran.
3. Menentukan
keterampilan – keterampilan lain yang akan dikembangkan
4. Merumuskan
tujuan pembelajaran khusus (indikator)
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub
kterampilan yang telah dipilih dirumuskan tujuan pembelajaran khusus
(indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan tujuan
pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi; audience, baehaviour, condition
dan degree.
5. Menentukan
langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi
guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang telah dipilih pada
setiap langkah pembelajaran.
b) Pelaksanaan
Dilakukan sesuai langkah – langkah pembelajaran mengikuti
sekenario yang sudah ditetapkan.
Prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi
1. Guru
hendaknya tidak menjadi sigle actor yang mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan
siswa menjadi pelajar mandiri
2. Pemberian
tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok
3. Guru
perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam proses perencanaan.
Tahap pelaksanaan pembelajaran
mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran, menurut Muchlas (2002:7),
tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topic dalam
pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model
pembelajaran.
c) Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi
proses pembelajaran dan evaaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut
Depdiknas (1996:6) hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran
terpadu.
1. Memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk
evaluasi lainnya
2. Guru
perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
·
Karakteristik Pembelajaran
Terpadu Tipe Nested (Tersarang)
Menurut Depdikbud (1996:3)
pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau
cirri-ciri, yaitu
a. Holistic
Pembelajaran
terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada
gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijaksana
di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
b. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek
seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan
antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Siswa mampu menerapkan perolehan
belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.
c.
Otentik
Pembelajaran
terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep
yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka
memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru.
Informasi dan pengetauhuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya,
hokum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih
banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak
sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan
kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk
mencapai tujuan tersebut.
d. Aktif
Pembelajaran
terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang
optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga
mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
Disamping itu pembelajaran terpadu
menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Selain
mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat
berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
·
Landasan Pelaksanaan
Pembelajaran Terpadu Tipe Nested (Tersarang)
Pembelajaran terpadu tipe nested
(tersarang) dikembangkan dengan landasan sebagai berikut (Depdikbud, 1996: 5)
a) Progresivisme
Aliran progresivisme menyatakan bahwa pembelajaran
seharusnya berlangsung secara alami, tidak artificial.pembelajaran di sekolah
tidak seperti dalam keadaan dunia nyata sehingga tidak memberikan makna kepada
kebanyakan siswa.
b) Konstruktivisme
Pada dasarnya aliran konstruktivisme
menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman
merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Belajar bermakna tidak akan
terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman
orang lain.
Belajar menurut pandangan konstruktivisme merupakan hasil
konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Pandangan ini member penekanan
bahwa pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri (Suparno, 1997:18)
c) Developmentally
Appropriate Practice
Prinsip dalam developmentally
appropriate practice ini menyatakan bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan
perkembangan usia, dan individu yang meliputi perkembangan kognisi, emosi,
minat dan bakat siswa. Misalnya untuk siswa SLTP yang berusia rata-rata 11
sampai 15 tahun (tahap operasi formal) sesuai perkembangan kognitif Piaget,
telah memiliki kemampuan pemikiran abstrak sehingga dapat dirancang
pembelajaran yang memberikan siswa dapa memecahkan masalah melalui kegiatan
eksperimen.
Teori Piaget merupakan teori
perkembangan kognitif yang sangat terkenal. Piaget membagi perkembangan
kognitif anak dan remaja ke dalam empat tahap: sensorimotor, pra operasional,
operasi kongkrit, dan operasi formal. Kecepatan perkembangan tiap individu
melalui urutan tiap tahap ini berbeda dan tidak ada individu yang melompati
salah satu dari tahap tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Endah,Alam. 2013. Metode Pembelajaran Terpadu Tipe Connected. (Online), (https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/pembelajaran-terpadu-tipe-connected/
comment-page-1/), di-akses pada 16
November 2014
Perdana, Andrean. 2013. Pembelajaran Terpadu Tipe Tersarang. (Online). (http://www.andreanperdana.com/2013/04/pembelajaran-terpadu-tipe-tersarang.html),
di-akses pada 16 November 2014
Pratiwi, Rizka.2013. Makalah Silabus KTSP. (Online), (http://rizkapratiwijaya.
blogspot.com/2013/04/pembelajaran-terpadu-model-integreted.html),
di-akses pada 16 November 2014
Pratiwi, Rizka.2013. Makalah Silabus KTSP. (Online),(http://rizkapratiwijaya.
blogspot .com/2013/04/pembelajaran-terpadu-model-webbed.html),
di-akses pada 16 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar