FUNGSI
CONTROLLING (PENGAWASAN)
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengantar
Manajemen
Yang
Dibina Oleh Bapak Dr. I Nyoman Saputra
Oleh
:
Ugik Endarto 140741604182
Vina Mutammima 140741602674
Warih Sito 140741605584
Yudha Prasetya 140741603143
Yuni Milatus Sholikha 140741603288
Ugik Endarto 140741604182
Vina Mutammima 140741602674
Warih Sito 140741605584
Yudha Prasetya 140741603143
Yuni Milatus Sholikha 140741603288
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU SOSIAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengawasan merupakan salah satu
fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses
mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting
karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang
kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para
pekerjanya. Di dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang
digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan (preliminary
control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent
control), Pengawasan Feed Back (feed back control).
Di dalam proses pengawasan juga
diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap
Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar
dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi.
Suatu Organisasi juga memiliki
perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara
sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa
yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut
dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu
proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan
ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan yang menunjang keberhasilan
dari suatu tujuan organisasi.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari fungsi
manajemen controlling?
2.
Apa saja empat elemen dasar
dalam fungsi controlling?
3.
Bagaimana Karakteristik
Kegiatan Controlling yang efektif?
4.
Apa saja Kegiatan dalam Fungsi
Pengawasan dan Pengendalian?
5.
Apa saja Tipe-tipe
dari fungsi pengawasan (controlling)?
6.
Apa saja Jenis-jenis fungsi Controlling?
7.
Bagaimana Tahap-Tahap dalam Proses Pengawasan?
8.
Faktor apa saja yang
menyebabkan Pentingnya Pengawasan?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui pengertian fungsi controlling.
2.
Untuk mengetahui empat elemen
dasar dalam fungsi controlling.
3.
Untuk menetahui Karakteristik
Kegiatan Controlling yang efektif.
4.
Untuk mengetahui apa saja kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian.
5.
Untuk mengetahui Tipe-tipe
pengawasan (controlling)
6.
Untuk
mengetahui Jenis-jenis Controlling
7.
Untuk
mengetahui Tahap-Tahap
dalam Proses Pengawasan
8.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan Pentingnya Pengawasan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fungsi Controlling
Manajemen adalah suatu rangkaian aktifitas (termasuk
perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan
padapenggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkansecara efektif dan efisien.
Pengawasan (Controlling) adalah proses untuk “menjamin”
bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.
Menurut Henri Fayol
Pengendalian suatu usaha terdiri dari melihat
bahwa segala sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
diadopsi, perintah yang telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah
ditetapkan. Adalah penting
untuk mengetahui kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah dari
berulang
Menurut EFL Breach
Pengendalian adalah perbandingan
kinerja saat ini terhadap standar yang telah ditentukan yang terkandung dalam
rencana, dengan maksud untuk memastikan kemajuan yang memadai dan kinerja yang
memuaskan
Menurut Harold Koontz
Pengendalian adalah pengukuran dan
koreksi kinerja dalam rangka untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan perusahaan
dan rencana yang dirancang untuk mencapainya tercapai
Menurut Robert J. Mockler
Kontrol
manajemen dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis oleh manajemen bisnis
untuk membandingkan kinerja dengan standar yang telah ditentukan, rencana, atau
tujuan untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan
mungkin untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk melihat bahwa
manusia dan sumber daya perusahaan lainnya yang digunakan dengan cara yang paling
efektif dan efisien mungkin dalam mencapai tujuan perusahaan
2.1
Langkah-langkah
dalam controlling
Proses
Pengendalian Manajemen :
1.
Perencanaan
Strategi
2.
Penyusunan
Anggaran
3.
Pelaksanaan
Anggaran
4.
Evaluasi
Kinerja
2.3 Empat elemen dasar dalam sistem kontrol :
Keempat elemen dasar tersebut
terjadi dalam urutan yang sama dan menjaga hubungan yang konsisten satu sama
lain dalam setiap sistem.
1. Karakteristik atau kondisi dari sistem operasi
yang akan diukur.
Karakteristik
dapat berupa output dari sistem dalam tahap pemrosesan atau mungkin suatu
kondisi yang merupakan hasil dari sistem. Sebagai contoh dalam sistem sekolah
dasar para jam kerja guru atau keunggulan pengetahuan yang ditunjukkan oleh
siswa pada ujian nasional adalah contoh karakteristik yang dapat dipilih untuk
pengukuran atau kontrol.
2. Sensor
Merupakan
sarana untuk mengukur karakteristik atau kondisi. Sebagai contoh dalam sistem
kontrol pengukuran kualitas dapat diandaikan oleh inspeksi visual dari produk.
3. Komparator
Menentukan kebutuhan
koreksi dengan membandingkan apa yang terjadi dengan apa yang telah
direncanakan. Beberapa penyimpangan dari rencana adalah biasa dan diharapkan,
tetapi ketika berada di luar variasi yang dapat diterima tindakan korektif
diperlukan. Ini melibatkan semacam tindakan pencegahan yang menunjukkan bahwa
kontrol yang baik sedang dicapai.
4. Aktivator
Adalah
tindakan korektif diambil untuk mengembalikan sistem ke output yang diharapkan.
Contohnya adalah seorang karyawan diarahkan ulang untuk bagian-bagian yang
gagal lulus pemeriksaan mutu atau kepala sekolah yang memutuskan untuk membeli
buku-buku tambahan untuk meningkatkan kualitas siswa. Selama rencana dilakukan
dalam batas-batas yang diijinkan tindakan korektif tidak diperlukan.
2.4 Karakteristik Kegiatan Controlling yang
efektif
a. Akurat. Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat.
Data yang tidak akurat dari sistem
pengawasan dapat menyebabkan organisasi mengambil tindakan koreksi yang keliru
atau bahkan menciptakan masalah yang sebenarnya tidak ada.
b.
Tepat-waktu. Informasi
harus dikumpulkan, disampaikan, adan dievaluasi secepatnya bila kegiatan
perbaikan harus dilakukan segera.
c.
Objektif dan menyeluruh. Informasi harus mudah dipahami dan bersifat objektif
serta lengkap.
d.
Terpusat pada titik-titik pengawasan strategik. Sistem pengawasan harus memuaskan perhatian pada
bidang-bidang dimana penyimpangan-penyimpangan dari standar paling sering
terjadi atau akan mengakibatkan kerusakan paling fatal.
e.
Realistik secara ekonomis. Biaya pelaksanaan sistem pengawasan harus lebih rendah, atau paling tidak
sama, dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut.
f.
Realistik secara organisasional. Sistem pengawasan harus cocok atau harmonis dengan
kenyataan-kenyataan organisasi.
g.
Terkoordinasi dengan aliran
kerja organisasi. Informasi pengawasan harus terkoordinasi dengan aliran kerja
organisasi, karena (1) setiap tahap dari proses pekerjaan dapat mempengaruhi
sukses atau kegagalan keseluruhan operasi, dan (2) informasi pengawasan harus
sampai pada seluruh personalia yang memerlukannya.
h.
Fleksibel. Pengawasan
harus mempunyai fleksibelitas untuk memberikan tanggapan atau reaksi terhadap
ancaman ataupun kesempatan dari lingkungan.
i.
Bersifat sebagai petunjuk dan operasional. Sistem
pengawasan efektif harus menunjukkan, baik deteksi atau deviasi dari standar,
tindakan koreksi apa yang seharusnya diambil.
j.
Diterima para anggota organisasi. Sistem pengawasan harus mampu mengarahkan pelaksanaan
kerja para anggota organisasi dengan mendorong perasaan otonomi, tanggung jawab
dan berprestasi.
2.5 Kegiatan
dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
·
Mengevaluasi
keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator
yang telah ditetapkan
·
Mengambil
langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
·
Melakukan
berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian
tujuan dan target bisnis
2.6 Tipe-tipe
pengawasan (controlling)
1. Pengawasan
pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi
adanya penyimpangan dari standar atau
tujuan dan
memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
2. Pengawasan
yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan.
Merupakan
proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau
syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan – kegiatan bisa
dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah menjamin
ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan
umpan balik
Mengukur hasil-hasil dari suatu
kegiatan yang telah diselesaikan.
2.7 Jenis-jenis Controlling
Kontrol dapat dikelompokkan
berdasarkan tiga klasifikasi umum :
1.
Sifat
arus informasi yang dirancang kedalam sistem (Kontrol berulang terbuka atau
tertutup)
2.
Jenin
komponen yang termasuk dalam desain (Sistem kontrol manusia atau mesin)
3.
Hubungan
kontrol dengan proses pengambilan keputusan ( Kontrol organisasi atau
operasional)
2.8 Tahap-Tahap dalam Proses Pengawasan
·
Tahap 1: Penetapan Standar
Tiga bentuk
standar yang umum adalah :
a.
Standar-standar fisik, meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah
langganan atau kualitas produk.
b.
Standar-standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup
biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan
sejenisnya.
c.
Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu
suatu pekerjaan yang harus diselesikan.
·
Tahap 2: Penentuan Pengukkuran pelaksanaan kegiatan
·
Tahap 3: Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu:
a.
Pengamatan (Observasi)
b.
Laporan-laporan, baik lisan maupun tertulis
c.
Metoda-metoda otomatis
d.
Inspeksi, pengujian (test) atau pengambilan sampel.
·
Tahap 4: Pembandingan Pelaksaan dengan Standar dan Analisis
Penyimpangan.
·
Tahap 5: Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan
2.9 Pentingnya Pengawasan
Ada berbagai faktor yang membuat pengawasan semakin diperlukann
oleh setiap organisasi. Faktor-faktor itu adalah :
a.
Perubahan lingkungan organisasi
Melalui fungsi
pengawasan manajer mendeteksi perubahan-perubahan yang berpengaruh pada barang
dan jasa organisasi, sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan
kesempatan yang diciptakan perubahan-perubahan yang terjadi.
b.
Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin besar organisasi semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal
dan hati-hati. Berbagi jenis produk harus diawasi untuk menjamin bahwa kualitas
dan profitabilitas tetap terjaga, penjualan eceran pada para penyalur perlu di
analisis dan dicatat secara tepat; bermacam-macam pasar organisasi, luar dan
dalam negeri, perlu selalu dimonitor.
c.
Kesalahan-kesalahan
Bila para bawahan tidak pernah membuat
kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan. Tetapi
kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan-kesalahan memesan barang
atau komponen yang salah, membuat penentuan harga yang terlalu rendah,
masalah-masalah di diagnosa secara tidak tepat. Sistem pengawasan memungkinkan
manajer mendeteksi kesalahan-kesalahan tersebut sebelum kritis.
d.
Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang
Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada
bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara
manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugas-tugas yang telah
dilimpahkan kepadanya adalah dengan mengimplementasikan siste pengawasan. Tanpa
sistem tersebut, manajer tidak dapat memeriksa pelaksanaan tugas bawahan.
2.10 Perancangan Proses Pengawasan
a. Merumuskan hasil yang diinginkan
Manajer harus merumuskan hasil yang akan dicapai sejelas mungkin. Tujuan
yang dinyatakan secara umum atau kurang jelas seperti “pengurangan biaya over
head” atau “meningkatkan pelayanan langganan”, perlu dirumuskan lebih jelas
seperti “pengurangan biaya overhead dengan 12%” atau “menyelesaikan setiap
keluhan konsumen dalam waktu paling lama tiga hari”. Disamping itu, hasil yang
diinginkan harus dihubungkan dengan individu yang bertanggung jawab atas
pencapaiannya.
b. Menetapkan penunjuk hasil
Tujuan pengawasaan sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar
manajer dapat mengatasi dan memperbaiki adanya penyimpangan sebelum kegiatan
diselesaikan. Tugas penting manajer adalah merancang program pengawasan untuk
menemukan sejumlah indikator-indikator yang terpercaya sebagai penunjuk apabila
tindakan koreksi perlu diambil atau tidak
c. Menetapkan standar penunjuk dan hasil
Penetapan standar untuk penunjuk dan hasil akhir adalah bagian penting
perancangan proses pengawasan. Tanpa penetapan standar, manajer mungkin
memberikan perhatian yang lebih terhadap penyimpangan kecil atau tidak bereaksi
terhadaap penyimpangan besar.
d. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
Adalah menetapkan sarana untuk pengumpulan informasi penunjuk dan
pembandingan penunjuk terhadap standar. Jaringan kerja komunikasi dianggap baik
bila aliran tidak hanya ke atas tetapi juga kebawah kepada siapa yang harus
mengambil tindakan koreksi. Disamping itu, jaringan ini harus cukup efisien
untuk menyediakan informasi baik yang relevan kepada personalia kunci yang
memerlukannya.
Komunikasi pengawasan sering didasarkan pada prinsip “management by
exception”. Prinsip ini menyarankan bahwa atasan hanya diberi informasi bila
terjadi penyimpangan besar dari standar atau rencana.
e. Menilai informasi dan mengambil tindakan
koreksi
Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan
apakah tindakan koreksi perlu diambil, dan kemudian pengambilan tindakan.
Informasi
tentang penyimpangan dari standar harus dievaluasi terlebih dahulu, sebelum
tindakan-tindakan koreksi alternatif dikembangkan, dievaluasi/dinilai dan
diimplementasikan.
2.11 Bidang-bidang pengawasan strategik
Bidang-bidang strategik (kunci) biasanya menyangkut kegiatan-kegiatan utama
organisasi seperti transaksi-transaksi keuangan, hubungan manajer dan bawahan, atau
operasi-operasi produksi. Penetapan bidang-bidang pengawasan strategik akan
membantu perumusan sistem pengawasan dan standar yang lebih terperinci bagi
manajer-manajer tingkat bawah.
Disamping itu, penting untuk menentukan titik-titik kritis dalam sistem
dimana monitoring dan pengumpulan informasi harus dilakukan, atau yang disebut
titik-titik pengawasan strategik.
2.12 Alat bantu pengawasan Manajerial
Ada banyak teknik yang dapat membantu manajer
agar pelaksanaan pengawasan menjadi lebih efektif. Dua teknik yag paling
terkenal adalah manajemen dengan pengecualian (management by exception) dan
sistem informasi manajemen (management information systems)
1. Management By Exception (MBE)
MBE, atau
prinsip pengecualian memungkinkan manajer untuk mengarahkan perhatiannya pada
bidang-bidang pengawasan yang paling kritis dan mempersilahkan para karyawan
atau tingkatan manajemen rendah untuk menangani variasi-variasi rutin.Hal ini
dapat di praktekkan oleh manajer-manajer penjualan, produksi, keuanag,
personalia, pembelian, pengawasn mutu, dan bidang-bidang fungsional lainnya.
Bahkan manajer-manajer lini pertama dapat mempergunakan pinsip ini dalam
pengawasan harian mereka.
Pengawasan yang ditunjukkan pada
terjadinya kekecualian ini murah, tetapi penyimpangannya baru dapat diketahui
setelah kegiatan terlaksana. Biasanya pengawasan ini dipergunakan untuk
operasi-operasi organisasi yang bersifat otomatis dan rutin.
2. Management-Information System (MIS)
MIS memainkan peranan penting dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
perencanaan dan pengawasan dengan efektif. MIS adalah sistem pengadaan,
pemrosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi yang direncanakan agar
keputusan-keputusan manajemen yang efektif dapat dibuat. Sistem menyediakan
informasi waktu yang lalu, sekarang dan yang akan datang serta
kejadian-kejadian di dalam dan diluar organisasi.
BAB III
PENTUP
3.1
Kesimpulan
Pengawasan (Controlling)
adalah proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
tercapai. Tipe-tipe
pengawasan yaitu ; Pengawasan Pendahuluan(preliminary control), Pengawasan pada
saat kerja berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed back control).
Tahap Proses Pengawasan;Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan), Penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan, Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan
standard dan penganalisa penyimpangan –penyimpangan, Pengambilan tindakan
koreksi.
Pengawasan penting disebabkan karena Perubahan lingkungan organisasi,
Peningkatan kompleksitas organisasi, Meminimalisasikan tingginya
kesalahan-kesalahan, Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang,
Komunikasi dan Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi.
Pengawasan (controlling) sangat
dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada pengawasan dalam suatu
organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang terjadi baik
yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat
dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin
organisasi dengan anggota organisasi. Pengawasan lebih baik dilakukan secara
langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang
ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Pengawasan disarankan
dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi dari
yang baik menjadi lebih baik lagi.
boleh tau ini ngambil dari bku apa saja asoalnya aku butuh bukunya
BalasHapusmaksiih,,,,
boleh tau ini ngambil dari bku apa saja asoalnya aku butuh bukunya
BalasHapusmaksiih,,,,
lebih bagus dicantumkan sumbernya
BalasHapusmakasih ya. karna kalian aku dapat persentasi. :)
BalasHapusMantab penjelasan fungsi pengawasan / controlingnya
BalasHapusunun penambahan penjelansan selengkapnya tentang contoring bisa lihat di Nurul Huda
How to make money from sports betting: 12 Tips and Tricks to
BalasHapusWhat types of money can หารายได้เสริม you make from betting on sports? septcasino You have to bet on a 1xbet korean team that is good and have decent odds to win.